Yi Hyun
Kau lagi apa Wonwoo?
Entah sudah pesan ke berapa yang ku kirimkan kepada Wonwoo, tapi tidak ada satu pun yang dibalasnya. Aku tidak merasa kasihan kepada diri sendiri karena aku sudah bertekad mendekatinya mau bagaimana pun itu. Apalagi setelah UTS aku tidak mendengar kabar apa pun darinya, Wonwoo pun tidak punya media sosial, tidak seperti Soonyoung dan Yerin yang ku lihat asyik nongkrong di cafè--tidak tidur seperti yang Soonyoung katakan waktu itu.
Jun
Dia memang lebih suka
di rumah
Paling kerjaannya baca bukuBukan Wonwoo malah Jun yang membalas pesanku dalam hitungan detik. Aku bertukar kontak dengannya sejak ia datang ke rumah bersama Kakak Sepupunya, yang lalu menjadi informanku soal Wonwoo. Karena aku tidak tahu apa yang dilakukan Wonwoo selama liburan, dan ia pun tidak membalas pesanku, jadi ku tanya saja pada Jun yang notabene sahabat karibnya Wonwoo.
Yi Hyun
Kau tidak ajak dia keluar?
Apa gitu...Jun
Sia-sia.
Daripada ngajak mereka,
mending aku ngajak temanku yang lainAku menyeringai membaca pesan Jun. Separah itukah Wonwoo? Aku pikir kalau bersama Jun ia akan ngikut-ngikut saja, apalagi kalau mengingat sikap pria itu yang menjadi lebih hangat dan manusiawi di depan Jun.
Jun
Kau sendiri ngapain?
Masih berusaha menghubunginya?Yi Hyun
Aku wanita tangguh.
Masih.Jun
Aneh.
Kau ngapain?Yi Hyun
Sedang memikirkan pesan
yang bisa membuat Wonwoo
membalas pesanku :DJun
Gila.
Hahaha. Tambah lagi satu orang yang senantiasa memanggilku gila. Terima kasih Jun. Aku makin sadar kalau tingkat kewarasanku memang patut dipertanyakan.
~~~
Di hari terakhir liburan setelah UTS, tiba-tiba Soonyoung dan Yerin datang ke rumah, memaksaku untuk ikut menonton film di bioskop sekalian makan malam dan minum di sebuah bar yang menampilkan band indie di kawasan Hongdae. Aku bukan anak rumahan dan ajakan mereka cukup membuatku bersemangat, apalagi aku sudah puas tidur dan mencari perhatian Wonwoo--meski selalu gagal.
Soonyoung dan Yerin adalah dua manusia yang penuh dengan semangat. Keduanya tidak berhenti bercerita mengenai banyak hal, mulai dari kampus, teman-teman yang patut digosipkan juga tentang Wonwoo yang kata mereka sangat mencurigakan. Aku tidak tahu mengapa mereka masih mempermasalahkan Catatan Filsafat Komunikasiku, mempermasalahkan Wonwoo yang memegangnya sebelum hilang. Ya, meski memang catatan itu terselip di buku Wonwoo.
"Aku yakin 100 persen! Wonwoo sengaja menghilangkan catatanmu biar tugas dan UTS mu hancur, Yi Hyun!" Ujar Soonyoung penuh emosi, kalau dianime-anime, matanya pasti sudah muncul api yang membara.
"Aku setuju!" Sahut Yerin lalu meneguk bir dalam gelasnya.
"Catatanku sudah ada, kok."
"Hah?"
Dua sahabatku itu membelalakkan mata. Mereka menatapku tidak percaya.
"Dapat di mana!?" Cecar keduanya bersamaan membuatku tertawa.
"Yi Hyun." Tegur Yerin karena aku tidak kunjung menjawab. Mereka lucu, sih, jadi aku keasyikan tertawa.
"Di bawah lemari." Kataku, yang tentu saja berbohong. Aku tidak ingin mencoreng nama baik Wonwoo yang sudah buruk bagi mereka. Biarkan itu menjadi rahasiaku dan Wonwoo.
Toh, Wonwoo sudah meminta maaf dan ia tidak sengaja melakukannya.
"Kau serius!?" Gertak Soonyoung penuh emosi.
"Aku baru nemu setelah kita UTS Filsafat Konunikasi! Itu juga ditemuin Ibu saat bersih-bersih." Kataku lagi dan semoga Tuhan tidak marah karena kebohonganku makin melebar.
"Jangan sampai Wonwoo sengaja menyembunyikannya di bawah lemari?" Tanya Yerin dengan kedua mata menyipit tajam. Refleks aku menepuk jidat. Kapan sahabat-sahabaku ini berhenti mencurigai Wonwoo!?
"Kau benar." Soonyoung menimpali sambil mengusap dagunya. "Makin ke sini, bukan Yi Hyun yang ku khawatirkan. Aku pikir dia sengaja mendekati Wonwoo agar membuat nilai pria itu menurun."
"Aku juga. Bagaimana kalau ini menjadi kesempatan Wonwoo untuk membuat Yi Hyun makin terpuruk?"
"Yaa!" Tegurku kesal. "Jangan berpikiran yang tidak-tidak!"
"Tapi kau harus hati-hati, Yi Hyun!" Yerin menunjukku dengan jari telunjuknya. "Jangan sampai karena ia tahu kau sangat menyukainya..."
"Ia lalu menggunakan kelemahanmu untuk merebut tahtamu sebagai manusia terpintar di kelas." Sambung Soonyoung lalu ber-high five dengan Yerin.
"Yaa! Kenapa kalian selalu berpikiran buruk tentang Wonwoo, sih!"
"Karena dia memang pantas dicurigai." Kata Yerin santai membalas kekesalanku. Ia tersenyum getir lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Sikap yang membuatku heran setengah mati. Apa, sih, yang ada di pikirannya sekarang!?
"Bahkan Doyoung saja menyuruh Yi Hyun untuk berhenti mengejar Wonwoo." Kata Soonyoung sehingga Yerin menjentikkan jarinya. "Sudah jelas, kan?"
"Jelas apanya!" Aku membentak mereka lalu menghentakkan gelas bir di atas meja. Mereka memang sahabatku tapi sikap keduanya malam ini membuatku kesal setengah mati. Kalau saja mereka tahu kalau Wonwoo tidak seburuk yang mereka pikir.
"Jelas kalau Wonwoo bukan orang baik, Yi Hyun!" Seru Yerin dengan sorot matanya yang tajam tepat ke arahku.
Napasku tersenggal, apalagi darahku mengalir begitu cepat ke arah kepala sampai wajahku memanas. Aku ingin sekali bersumpah serapah, tapi lidahku terlalu kelu untuk mengungkapkannya hingga aku hanya bisa menggebrak meja dengan kedua tangan. Yerin dan Soonyoung terkejut tapi keduanya segera menyembunyikan sikap itu dan menyorotiku tajam.
"Aku pulang duluan." Kataku lalu beranjak dari hadapan mereka sebelum keduanya marah atau mengataiku gila karena masih keukeuh membela Wonwoo.
"Yi Hyun! Yaa!!"
Aku mendengar suara Soonyoung menyeru namaku. Tapi aku tidak peduli, malah mempercepat langkah agar bisa cepat-cepat keluar dari bar itu.
Aku kesal. Kesal setengah mati dengan sikap Soonyoung dan Yerin. Tidak bisakah mereka bersikap lebih baik? Tidak bisakah mereka berbaik sangka kepada Wonwoo? Mengapa segala keburukan harus diterima Wonwoo yang kerjaannya hanya diam di kelas? Apa salah manusia itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You Until I Can [Complete]
ФанфикHwang Yi-Hyun menyatakan cinta pada Jeon Wonwoo!