Prolog

151 16 0
                                    

"Katanya, tahun ini kelas spesial bakal dibuka lagi, kan?"

"Kelas 3-J?"

"Berarti udah 10 tahun berlalu sejak angkatannya Nakajima-sensei lulus, ya?"

"Kira-kira di angkatan kita, siapa ya, yang bakal kepilih buat masuk kelas 3-J?"

"Kandidat nomor satu dan yang pasti masuk itu pasti Abe, sih!"

"Abe, ka... Maa, dia memang udah gak diragukan lagi, sih. Satu-satunya murid kelas internasional yang masuk ke sana lewat jalur beasiswa dan bisa mempertahankan prestasinya sampai sekarang."

"Hah... Dia memang pintar banget, ya!"

Tanpa diketahui keempat murid yang sedang bercerita di ruang perpustakaan itu, ia menyembunyikan senyum kecilnya dengan buku astronomi tebal yang ia baca.

"Fufu... Terima kasih atas pujiannya."

Senyumnya semakin melebar saat ia kembali menatap surat yang entah sejak kapan terselip di buku astronomi milik perpustakaan itu.

Surat yang isinya dicetak dengan tinta mengkilat. Membuat isi surat itu terlihat lebih memanjakan mata.

To : Ryohei Abe

.

"Sakuma, sudah saya bilang kamu harus berhenti bermain-main, kan? Kamu sebentar lagi akan naik ke kelas tiga. Tapi kamu bahkan belum menentukan ingin masuk jurusan apa saat kuliah nanti!"

Pemuda mungil itu terus memonyongkan bibirnya tiap mendengar ceramah guru konselingnya.

"Aku gak main-main, sensei! Aku serius dengan hobiku! Hobiku bisa menghasilkan uang!"

Sang guru menghela napas.

"Menghasilkan uang? Tapi sampai sekarang kamu bahkan TIDAK mendistribusikan komik yang kamu buat itu ke penerbit, kan? Kamu hanya menghabiskan waktumu untuk menggambar."

"Iya, sensei! Aku serius dengan itu! Aku akan masuk ke jurusan seni! Mana formulir dan daftar rekomendasinya! Aku akan mengisinya sekarang!"

Pemuda bernama Sakuma itu berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya.

"Bicara yang sopan sedikit dengan gurumu!" Guru konseling itu mencubit lengan Sakuma sebelum beranjak ke mejanya dan mengambil beberapa berkas.

Tak lama, ia kembali dan memberikan berkas-berkas tersebut ke Sakuma.

"Ini formulirnya. Isi dengan benar, karena ini akan menentukan masa depanmu. Dan ini ada panduan serta daftar rekomendasi universitas dan jurusan yang bisa kamu pilih."

Sakuma memilah-milah berkas tersebut, masih dengan mempertahankan wajah cemberutnya.

Lalu matanya pun tertuju pada sebuah amplop silver yang terselip di antara buku panduan.

To : Daisuke Sakuma

"Sensei? Ini apa?"

Senseinya meneliti, tapi tampak tak tahu apapun soal amplop itu.

"Apa boleh aku buka?"

"Buka saja. Tapi jangan di sini."

Sakuma, atau yang akrab dipanggil Daisuke itu tak mengerti. Tapi ia sendiri juga tak mau berlama-lama di ruang konseling. Ia memutuskan untuk keluar dan membaca surat itu sepulang sekolah nanti.

3年J組 [Snow Man]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang