-48- [ Hidup Mu ]

396 66 2
                                    

"Sinb bangun, perhentian kita sudah dekat" ucap Sowon sambil menepuk-nepuk pipi Sinb pelan.

Sinb pun perlahan mulai membuka matanya. begitu bus berhenti Sowon segera berjalan duluan keluar dari bus. rumah mereka sudah tidak jauh dari sana.

Sinb mengikuti Sowon dari belakang dengan kondisi masih sedikit mengantuk.

hanya kurang lebih 5 menit mereka sudah sampai di depan rumah, Sowon sudah masuk terlebih dahulu tentunya.

saat Sinb sedang hendak masuk ke dalam, tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit. nyeri luar biasa menyerang, kepala Sinb seolah di tusuk-tusuk dari berbagai arah.

salah satu penyebabnya adalah angin malam. Sinb yang sedang terkena flu seharusnya tidak boleh keluar apalagi sampai terkena angin, namun ia malah berjalan malam-malam bahkan tanpa menggunakan jaket.

Sinb memegang kepalanya dan berusaha menyeimbangkan tubuhnya. Setelah beberapa detik, ia merasa lebih baik, ia kembali berjalan perlahan masuk ke dalam rumah.

"aku pulang, dimana kekasihku yang cantik??" ucap Sinb sedikit memaksakan diri agar terdengar ceria.

Sowon yang berada beberapa langkah di depannya pun hanya menoleh dengan wajah datar.

"disini kau rupanya? peluk aku dulu dong" ucap Sinb.

"tidak mau"

"kau kan sudah berjanji akan menyambutku"

"aku batalkan perjanjiannya" ucap Sowon lalu melangkah menjauhi Sinb.

"ah kau-" kepala Sinb kembali berputar.

Sinb segera berpegangan pada tembok agar ia tidak oleng. perlahan Sinb bergerak menyusul Sowon, masih sambil berpegangan ke tembok tentunya. namun tubuhnya yang sedang kurang sehat itu akhirnya tidak dapat menyusul Sowon.

"Wonnie-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya tubuh Sinb melemas. keseimbangannya hilang dan ia hampir tumbang, untungnya Sowon dengan sigap langsung menangkap tubuh Sinb.

begitu kulit Sowon bersentuhan dengan kulit Sinb, rasa panas dari tubuh Sinb langsung terasa. sangat panas, Sinb sepertinya demam. sekujur tubuhnya berkeringat dingin.

"Sinb! badanmu panas sekali, kau... ahh! kan sudah kubilang kau harusnya naik taksi tadi!"

Sinb yang sudah lemas tidak dapat membalas perkataan Sowon. bahkan matanya sudah sayu.

Sowon langsung menggendong tubuh Sinb dan membawanya ke kamar. Ia menaruh Sinb perlahan ke ranjang.

"aku akan ambil baju ganti dulu" ucap Sowon.

sebelum Sowon sempat pergi, Sinb memegang tangan Sowon, ia tidak kuat jika harus menahannya, jadi ia hanya sekedar menyentuh tangan Sowon.

"temani aku" lirih Sinb pelan.

"iya aku akan menemanimu setelah aku mengambil baju ganti. kau bisa tambah masuk angin jika memakai ini. ah tidak bisa sepertinya kau juga harus membersihkan tubuhmu, lihat semua keringat ini. sudah tunggu sebentar ya by aku akan segera kembali" ucap Sowon.

Sinb yang sudah lemas pun hanya bisa pasrah. ia menutup matanya sebentar sambil menunggu Sowon.

tak lama Sowon kembali dengan sebuah baskom berisi air hangat, handuk, dan baju ganti.

melihat Sinb yang sepertinya sudah tidur, Sowon pun sedikit bingung, bagaimana cara membersihkan tubuh Sinb dan mengganti pakaiannya.

jika aku menyuruhnya melakukannya sendiri, dia tidak mungkin bisa, bahkan hanya untuk duduk saja tubuhnya lemas. jadi... sepertinya aku yang harus melakukannya? ah yasudahlah mau bagaimana lagi -batin Sowon.

Connected [KSJ x HEB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang