FrankDrake - Kafe

361 34 0
                                    

Hai! Kembali aku ingatkan cerita ini hanya karangan aku ya jadi jangan dibawa ke rl okay? Terus disini juga ada sedikit kata umpatan. Selamat membaca semoga suka! Oh iya Kafe disini maksudnya bukan Cafe ya tapi kependekan MaiKafe.

oh iya feedback dan kritsar boleh juga kok;)

***

Pagi ini kediaman keluarga Vihokratana hening karena anak bungsu mereka si Nanon mengalami keracunan makanan. Kebiasaan Nanon Vihokratana yang ceroboh tidak memeriksa cemilan miliknya yang sudah kadaluarsa dan berakhir dengan muntah tiada henti sampai dirinya lemas. Seluruh penghuni terutama Papanya sangat cemas tapi cuma bisa geleng-geleng kepala. Ini sudah sering terjadi namun tetap memberikan efek menakutkan.

Frank berdiri didepan kamar adiknya dengan perasaan campur aduk. Seluruh pergerakan New -Papanya- yang gelisah dan bolak-balik mengecek suhu sang adik membuat Frank enggan memasuki kamar bernuansa cokelat itu. Kepalanya menyembul menatap New yang masih menggenggam pergelangan tangan Nanon. "Pa, aku sarapan apa hari ini?"

New menatap Frank dengan raut menyesal. Ah, Frank sudah tahu apa yang akan terjadi. "Kak, maaf ya Papa nggak bikinin sarapan dulu. Adik kamu masih lemas jadi Papa nggak tega buat turun." Matanya menatap Frank dengan sorot meminta pengertian. Frank mendesah kecil here we go again gumamnya kecil.

"Oke, Pa. Nanti aku sarapan disekolah aja. Salam buat Nanon." Frank tersenyum tipis. Bukan senyum tulus hanya senyum paksaan yang memaksa dirinya agar terus baik-baik saja. Memangnya apalagi yang bisa dilakukan selain tampil baik-baik saja? Dengan lunglai ia menuruni tangga. Tidak ada semangat hari ini. Tunggu, kapan memangnya gue pernah semangat? Pikiran yang terlintas dikepala manisnya membuat Frank tertawa miris.

Diruang tamu ia melihat Ayahnya sedang berkutat dengan iPad miliknya menampilkan wajah serius. Ragu-ragu Frank mendekati Tay. "Ayah, anterin Frank sekolah dong." Frank menatap Ayahnya dengan harap cemas.

"Kakak berangkat naik taksi online dulu ya? Ayah lagi ngehubungin dokter buat adik." Tanpa menoleh kearah Frank sedikitpun Tay menolaknya mentah-mentah. Lagi dan lagi harapan Frank pupus begitu saja. Lagi dan lagi pula semangatnya menguap tanpa sisa.

"Oke. Frank berangkat ya." Frank menatap hampa Ayahnya yang tidak menghiraukan pamitnya. Tak mau mengharap apa-apa lagi Frank meninggalkan rumah dengan hati yang kembali hancur.

Frank menyusuri jalan yang mulai ramai kendaraan dengan pandangan kosong. Tidak ada mood lagi untuk ke sekolah. Kalaupun Frank harus sekolah dirinya tidak akan pernah fokus pada pelajaran. Jadi dirinya hanya mengikuti kemana kakinya melangkah. Otak pintarnya sibuk memutar kembali kejadian-kejadian lampau yang masih tampak segar dikepalanya. Kejadian serupa. Ponsel Frank bergetar menandakan panggilan masuk. Melihat sang penelepon membuat harapan Frank muncul kembali walaupun sedikit. Abangnya menelepon.

"Halo, Abang!" Frank menyapa ceria. Mencoba melupakan kejadian dirumahnya. Perlahan tapi pasti senyumnya kembali pudar dan harapannya kembali lenyap. Frank bodoh! Jangan pernah berharap lagi. Dalam hati Frank merutuki dirinya sendiri.

"Iya nanti aku sampaikan ke Nanon." Panggilan terhenti. Tenggorokannya tercekat mengatakan itu. Frank kira abangnya akan menanyakan keadaannya tapi bukan. Frank tertawa pahit. Harapannya ia telan bulat-bulat karena kecewa dan sakit hati adalah temannya.

"Nanon lagi, Nanon lagi. Iya gue tau dia lagi sakit tapi kan gue juga butuh perhatian. Kapan sih mereka sadar kalau ada gue? Kapan Ayah dan Papa paham kalau anak mereka bukan cuma Bang Pluem dan Nanon? Gue iri." Frank berujar lirih. Matanya memanas, hatinya berdenyut sakit dan kepalanya mengingat semua hal yang ia coba lupakan. Sialan! Masa gue nangis dijalan. Frank mengusap singkat air matanya dan menatap sekitar. Frank tidak sadar kakinya melangkah jauh dari rumah dan sekolahnya tapi Frank memiliki satu tujuan disini. Buru-buru Frank menuju Ruko dengan nuansa hijau diperempatan jalan itu.

ONESHOOT GMMBOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang