Another Love Song

429 40 6
                                    

Tukk... Tuk.. Tuk..

Suara ketukan terdengar stabil ulah tangan sang musisi yang mengetuk-ngetuk pulpen di tangannya pada meja kayu. Netranya fokus pada lembaran kertas penghasil jutaan won yang masih penuh coretan di beberapa bagian. Kursi kerja empuk yang didudukinya tampak bergoyang kiri-kanan seirama.

Sang musisi, Kwon Jiyong, sejenak menghela nafas, "Hmmmmhhh..."

Lantas diliriknya seorang lain yang duduk tak jauh darinya, sedang serius dengan sesuatu di meja yang sama. Jiyong tersenyum tipis. Kakinya berayun agar roda pada kursi kerjanya bergerak dan membawanya mendekat pada sosok tersebut.

"Apa yang kau kerjakan?" Tanya Jiyong, tangannya menuju rambut panjang di depannya dan menyibakkan ke belakang telinga.

"Aku sudah selesai mengecek jadwal, dan karena tidak ada yang bisa kulakukan jadi aku membuat sketsa", jawab pemilik surai hitam panjang tanpa menoleh.

Jiyong mengangguk-angguk. Adalah favoritnya memang, berada di ruangan dan meja kerja yang sama dengan sang kekasih untuk saling menemani menyelesaikan pekerjaan masing-masing.

"Oppaa.. hajima!" Seru Jiwon dengan tawa tertahan. "Sudah kubilang itu sangat geli tapi kau selalu saja mengulanginya", ujarnya sambil memegangi telinga yang baru saja dimainkan Jiyong.

Jiyong ikut terkekeh. "Memainkan telingamu membuatku tenang, Ji."

Jiwon mempoutkan bibir sambil melirik sinis pemuda di sampingnya.

"Kemarilah..", perintah sang leader dengan menepuk pahanya. Tangannya merengkuh pinggang mungil Jiwon, memindahkan posisi Jiwon menuju pangkuannya.

"Oppaaa.. jangan begini, aku beraat.." Seru Jiwon saat Jiyong memaksanya untuk memangku. Kedua tangannya melingkari leher Jiyong ketika pemuda itu mengayun satu kakinya dan roda kursi membawa mereka mendekat pada jendela kaca.

"Tidak terasa berat sama sekali. Lagipula tidak masalah jika kau semakin berisi, akan semakin hangat ketika kupeluk", ujar Jiyong santai.

Gadis di pangkuannya menyeringai, "haisshh perayu.."

Jiyong sejenak terkekeh, sebelum akhirnya satu helaan nafas panjang keluar dari mulutnya. Dua tangannya setia memeluk erat pinggang ramping gadisnya.

"Oppa...", panggil Jiwon lirih, menatap Jiyong yang kini memejamkan mata.

"Hmm?"

"Apa kau baik-baik saja? Jangan hanya memforsir pekerjaan, pikirkan dirimu juga.."

Lagi-lagi Jiyong menghela nafas panjang, "Hmmhh, pekerjaan, masalah perusahaan, deadline, semua sangat menguras pikiran, cukup melelahkan.."

Jiwon mengulum senyum. Memang kentara sekali wajah letih sang kekasih akibat sekian banyak beban yang dipikulnya akhir-akhir ini.

"Kau tau, kau adalah lelaki paling gigih yang pernah kutemui selain ayahku. Walau di depanku kau bilang lelah tapi kau selalu menutupinya di hadapan semua orang. Kau sangat kuat dan tangguh, captain Ji mengajariku banyak hal.."

Jiyong tersenyum menarik dua sudut bibirnya.

"Setidaknya kau kembali dan di sini bersamaku..", ia mengeratkan pelukan, membenamkan wajah pada perpotongan leher gadisnya,

".....itu semua lebih dari cukup untuk memberiku kekuatan dan menghadapi segala yang terjadi. Aku tidak akan membiarkanmu pergi-pergi lagi."

"Kau sudah mengatakannya ribuan kali", ucap Jiwon sambil menyeringai.

"Tapi kau tetap saja pergi..", Jiyong mengelus-ngelus leher jenjang gadisnya dengan rambut hitamnya.

Nona Kim mengernyit sesaat. "Ahh maksudmu malam itu? Eomma dan eonni disini, tentu aku harus pulang kan?" Godanya.

I'm Yours {G-Dragon x Kim Jiwon, 2020}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang