3. The Matter

304 24 124
                                    



🌸True Beauty🌸



Terlahir cantik dan kaya raya memang sangat menyenangkan, apalagi memiliki di kelilingi orang-orang 'penurut'. Dan itulah Diana, cantik, kaya, dan berkuasa. Seperti itu pula kehidupan keluarganya.

Ibunya adalah wanita sosialita yang biasa arisan emas, berlian, atau benda seharga ratusan juta. Sementara sang Ayah adalah seorang pengusaha terkaya nomor 3 di Korea Selatan dengan menggeluti banyak bidang.

"Bagaimana sekolahmu hari ini?" tanya Ibu Diana disela makan malam bersama anak dan suaminya.

"Biasa saja,"

"Jangan lupa tingkatkan nilaimu." Kata sang Ayah.

Diana melirik Ibunya.

"Haruskah kau bahas nilai di meja makan? Kemampuan anak kita tidak bisa kau paksakan." Kata Ibunya.

"Siapa bilang tidak bisa? Jika dia niat rajin belajar atau les, pasti bisa. Apa kau tidak punya cita-cita? Ingat, jika kau tidak masuk Universitas terbaik, kau akan sulit menjadi 'orang'."

Diana menghela napas, "Eomma sudah bilang, kemampuanku tidak bisa dipaksa. Lagipula kapasitas otakku terbatas, Appa."

"Yeobo, tidak perlu masuk di Universitas terbaik, anak kita masih bisa maju. Apa gunanya punya wajah cantik? Dia bisa jadi model di perusahaanmu. Atau dia bisa langsung bekerja di salah satu perusahaanmu." Bela sang Ibu.

"Uhm!" Diana mengangguk setuju, "Yongmi yang tidak pintar saja bisa jadi model, ya walau namanya belum begitu besar. Aku juga bisa, Appa. Kan kecantikanku—"

Ayah Diana membantik garpu ke meja makan yang terbuat dari kaca itu, "Cantik cantik cantik! Apa yang selalu wanita pikirkan hanyalah soal kecantikan?!" kemudian ia pergi meninggalkan ruang makan.

Diana sedikit takut. Ayahnya kalau marah memang menyeramkan, apalagi jika sudah menyangkut nilai. Lagipula jika otaknya tidak bisa menampung banyak pelajaran, jangan salahkan dirinya.

"Sudah, biarkan saja Appa-mu. Kau cantik, manfaatkan itu untuk menjadi sukses. Jangan menyulitkanmu sendiri dengan belajar. Eomma tidak mau kau sakit." Kata sang Ibu menenangkan.

"Uhm, gomawoyo, Eomma." Senyum Diana kemudian.






Pagi-pagi seperti biasa, Brina sudah duduk di depan meja riasnya. Setelah pakai toner, serum, dan sunscreen, Brina mengaplikasikan foundation dengan warna yang setingkat lebih gelap dari warna kulitnya dengan tidak merata.
Tidak lupa ditambah concealer warna super gelap untuk titik-titik di wajahnya. Tak lupa lipbalm senada dengan warna bibirnya serta tanpa menambahkan alis.

Memang agak repot setiap hari harus seperti ini, tapi ia sudah niat sejak awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Memang agak repot setiap hari harus seperti ini, tapi ia sudah niat sejak awal. Bosan dengan wajah cantik, memang lucu. Ya begitulah Brina. Lagipula di sini ia bukan boneka Ibunya lagi yang harus selalu tampak sempurna.

TRUE BEAUTY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang