IV

226 31 8
                                    

AUTHOR POV

Dua gadis itu saling bertatapan. Salah satu diantaranya segera bangkit dari bangku taman dan mengulurkan tangannya kepada gadis yang telah mendahului menyapanya.

"Sedang apa disini?" Tanya Lee Chaeryeong kepada gadis yang terbalut mantel berwarna merah muda itu.

"Biasa, berkumpul dengan teman-teman. Kamu sendiri kenapa disini, Kak?"

Tanpa menunggu jawaban, gadis bermantel merah muda itu sudah mendahului mengangguk. Tanda bahwa ia paham akan jawaban Chaeryeong yang bahkan belum sempat dijawab. Keduanya saling melempar senyuman dan kini duduk bersebelahan di bangku yang sama.

"Jadi... Bagaimana ujianmu hari ini?" Yuna kembali membuka percakapan.

"Cukup menegangkan. Tapi, aku rasa aku telah mengerahkan segala kemampuanku secara maksimal." Chaeryeong tersenyum lebar dan mengakibatkan susunan giginya yang begitu rapi itu terlihat jelas.

"Yuna, bagiamana jika kita makan siang bersama?" Chaeryeong masih tersenyum dengan segala binar dari kedua bola matanya, "aku lapar."

Yuna mengangguk setuju. Mereka berjalan beriringan untuk menuju ke sebuah kafe yang biasa Yuna kunjungi. Tempatnya cukup tersembunyi, bahkan, saat jam makan siang seperti ini pun, kafe itu begitu sunyi.

"Yuna... Apakah ini nyata?" Secara tidak sadar, Chaeryeong mendekap lengan kanan Yuna dan melangkah dengan hati-hati karena ia merasa ganjal dengan keadaan di kafe itu.

"Apa maksudmu, Kak? Tentu saja ini nyata. Pelayan disini manusia, kok!" Deretan gigi Yuna begitu berkilauan saat ia berdecak mendengar pertanyaan dari Chaeryeong. "Oh, atau... Kak Chaer mau kubawa ke kafe yang... bukan kafe?"

Raut Lee Chaeryeong berubah drastis. Ia seperti menahan tangis dan bibirnya begitu lucu karena dipautkan menjadi satu. Seperti bayi.

Merasa berhasil menggoda teman terdekatnya itu, Yuna terbahak-bahak cukup keras, hingga air matanya mencuat melalui ujung-ujung matanya. "Aku bercanda, Kak! Jangan nangis!"

Yuna menggandeng lengan Chaeryeong untuk mendekat ke meja kasir dan segera memesan sesuatu untuk mengisi perut mereka yang kekosongan.

Setelah memilih tempat duduk yang cukup nyaman, keduanya terdiam dengan menatap kosong area luar kafe dari sebuah jendela yang hanya cukup memantulkan bayangan kedua kepala mereka.

"Kamu tahu tempat seperti ini darimana, Yuna?" Chaeryeong menangkap dagunya untuk ditopang oleh kedua telapak tangannya.

"Dari teman-temanku." Yuna menjawab ringan.

"Temanmu... Temanmu?" Chaeryeong menyatukan kedua alisnya, ingin memperjelas pernyataan Yuna.

"Kak Chaer, temanku hanyalah mereka dan sekarang bertambah satu, yaitu kamu. Tidak perlu kamu terheran-heran seperti itu. Yang penting, perut kita kenyang, makanannya enak dan kita tak kerepotan karena keramaian, kan? Aku juga tahu kalau Kak Chaer tidak terlalu suka dengan keramaian."

Tak berselang lama, pesanan mereka datang dan diantarkan oleh seorang pelayan. Mereka segera menyantapnya dalam diam, karena mereka memang memiliki Internal-Things bahwa cara paling baik dalam menikmati makanan adalah fokus dengan makanan itu sendiri dalam diam. Tidak perlu berkomentar atau mengobrol.

Setelah menyelesaikan makan siangnya, keduanya kompak untuk membantu pekerjaan pelayan untuk membersihkan sisa makanan yang ada di piring menjadi satu, menumpuknya dengan rapi agar pelayan tidak perlu memilah-milah lagi ketika membersihkan meja itu.

"Yuna, bagaimana dengan pekerjaanmu?" Chaeryeong menautkan kedua telapak tangannya. Menunggu tanggapan dari Shin Yuna, wanita yang sangat penuh dengan tanda tanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chained. [Dark Itzy's Fanfiction #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang