Bandung
12 Januari 2005
11.30 WIB
Semakin hari Karin semakin dekat dengan Gerald. Namun keraguan Karin terhadap laki-laki ini sangat kuat ketika memasuki semester 5.
Dulu Karin tidak pernah menolak ajakan Gerald, kapanpun Gerald mengajak nya bertemu ,pasti Karin ga pernah nolak.
Pernah suatu hari ketika Karin kelelahan dan tertidur pulas dengan tumpukan tugas dari Pak Giri, dia rela bangun untuk menemani Gerald saat ibu Merlina di rawat di rumah sakit.
Gerald anak tunggal ibu Merlina aku tidak tahu jelas inti ceritanya , yang aku tahu sampai saat ini Gerald tidak pernah bertemu dengan ayah nya.
Pria tampan dengan postur yang tinggi nya hampir 180 cm , wajah khas campuran Sunda X timur tengah menjadi pusat perhatian satu kampus. Tapi menurut Karin ya terlihat biasa saja. Aku juga aneh dengan wanita satu ini.
Karin cewek tomboy yang iq nya di bawah rata-rata ini sangat beruntung sekali bisa jadi orang terdekat pria yang di puja-puja satu kampus. Banyak sekali orang yang berpikiran buruk terhadap nya. Mungkin karna iri melihat kedekatan mereka. Tubuhnya mungil dan tidak sepopuler Abele Chantika.
"Haqattchiii!!" Karin menggosok-gosok hidung mungilnya.
"Woy rin, lo kemana aja ?" Ujar Gerald sambil ngagetin Karin yang sedang flu
"Ini ada, lo ga liyat ya ?" Gumam Karin.
"Mana.. mana ... gue ga liyat" ahhahaha lo kecil banget sih. Gerald mencair kan suasana.Tapi Karin masih tetep aja cuek.
"Lo kenapa sih ? Akhir-akhir ini perasaan ga pernah bales SMS dari aku ? Kayaknya ni bocah udah punya gebetan nih. Emang ada yang mau gitu sama lo rin ? " tanya Gerald
" Apa sih Ger ga lucu tau, udah ah hari ini gue sibuk banget, mana sekarang ada mata kuliah pak Giri" jawab Karin dengan nada tinggi sambil pergi menelusuri lorong kampus.
Setiba di kantin kampus Karin duduk sambil mengeluarkan hp BB berwarna ungu tua dan mengecek 12 panggilan tak terjawab dan 5 pesan dari sahabatnya itu, ya siapa lagi kalo bukan cowok idaman di kampus dan paling famous.
"Sumpah harus kuat nahan diri biar Gerald ga tau kalo aku mencoba buat jauhin dia, ya ...Meskipun lama kelamaan dia semakin curiga" Karin bergunam dengan suara kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPPADOCIA
Teen Fiction" Tuhan menciptakan rasa yang begitu indah di Cappadocia"
