.
Sudah seminggu, aku terus-menerus memimpikan hal yang aneh. Ntah itu mimpi-- atau sebuah ingatan aku tidak tahu. Dan yang pasti mimpi itu aneh sekali... Semenjak aku bertemu dengan seorang nenek yang memberikan aku sebuah kalung dengan liontin berbentuk bunga tulip. Aku menolong nenek itu dan ia memberikan kalung itu padaku-- Aku merasa seseorang sedang mengawasi ku. Aku mencoba mencari nenek-nenek itu lagi tapi aku tidak menemuinya, aku begitu kebingungan. Belakangan ini, ketika aku bangun, aku sering lupa dengan wajahnya. Batin Ferreira Helios itu namanya.
.
.
.
"Semua yang kamu punya sekarang, jangan minta yang lebih banyak, jangan peduli dengan suka atau gak suka, tetap tenang walaupun memperoleh atau kehilangan sesuatu, semuanya tergantung jodoh, santai dan tenang... Dan juga ini~ ketika kamu jalan sampai ujung air, duduk dan melihat awan yang muncul--" Suara serak-serak basah menggema di kabut malam.Dalam lautan bunga perak, dia berdiri menghadap angin, bajunya berkibar, rambunya ditiup angin. Tapi seperti di halangi kabut tipis, gak peduli bagaimana berusaha mendekat, tetap gak bisa untuk melihat mukanya dengan jelas.
"Satu bunga satu dunia, satu senyuman satu jodoh." Sambungnya lalu kabut pun menghilang saat suaranya dan keberadaan nya tak terdengar dan terlihat lagi.
Ferreira terbangun dari tidurnya. Seperti hari biasanya, Ferreira bangun pagi sekali untuk bersiap-siap ke sekolah.
Ferreira mengambil ponselnya dan saat ia membuka ponselnya banyak sekali panggilan telpon dan juga pesan. Itu dari sahabatnya, Ayuan Bernardo.
An-an mengirim pesan padaku sebanyak ini? Kenapa? Batin Ferreira.
Ferreira pun langsung pergi ke rumah Ayuan, Ibu Ferreira yaitu nyonya Verarty Helios sedang keluar negri karna bisnis keluarga begitu juga Andra Helios suami dan ayah dari Verarty dan juga Ferreira.
Kini Ferreira tinggal di rumah sendirian di rumahnya.
Ferreira terus membawa motornya dengan kecepatan 100 KM. Saat Ferreira ingin berbelok sebuah truk menabraknya membuat tubuh Ferreira terlempar ke jalanan, darah mengalir dari kepala, hidung dan juga tangan Ferreira.
Tatapannya mulai sayu-- ponsel terus berdering di tasnya, banyak orang datang mendekatinya dan mencari bantuan.
Apakah ini akhir dari hidupku? Aku baru saja ingin dewasa... Aku bahkan masih lajang! Aku harap Tuhan berbaik hati padaku dan memberikan ku kesempatan untuk hidup yang kedua kalinya... Ferreira membatin. Ferreira pun terlelap.
Disisi lain, orang tua Ferreira langsung kembali ke ibukota saat mendengar anak semata wayangnya kecelakaan. Begitu juga Ayuan, Ayuan menangis tanpa henti di rumah sakit sambil membawakan sebuah kue ulang tahun.
"Kenapa harus begini? Hiks-- Padahal aku hanya ingin memberinya kejutan... Tapi kenapa malah memberinya bencana seperti ini! Hiks-- selamat ulang tahun Ferreira yang ke 17 tahun~" Ucap Ayuan menangis tersedu-sedu.
Sedangkan orang tua Ferreira terus saja menangis dan menyalahkan satu sama lain.
•••
"Hei nona! Bangunlah! Apa nona baik-baik saja?" Tanya seorang pelayan."Ukh... Apa yang terjadi?" Tanya Ferreira sambil memegang kepalanya yang merasa sangat pusing.
"Apa nona tidak ingat? Nona baru saja dibunuh oleh suami nona sendiri!" Jawab pelayan itu.
"Suami? --- eh?! Suaraku! Berubah!" Teriak Ferreira terkejut.
"Ambilkan aku cermin!" Pinta Ferreira.
Pelayan itupun mengambil cermin dan bingung.
Bukannya suara nona memang begitu? Batin pelayan itu.Wajahku juga berubah!!! Apa yang terjadi?! Dan desain kamarnya juga terlalu kuno! Batin Ferreira sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Vampire
VampireKecelakaan itu membuatnya harus menjalani hidup yang sangat berbeda. Kecelakaan itu juga membuat kehidupannya berubah drastis dan kecelakaan itu juga yang membuatnya bertemu dengan orang yang seharusnya tidak di pertemukan.