Pagi hari, Su-ho terbangun karna cahaya matahari yang sudah terbit terik, memang biasanya saat hari libur ia memilih untuk bermalas-malasan si kasurnya.Setelah itu tentu saja ia membersihkan tubuhnya, lalu ia langsung berinisiatif ke dapur membuat ramyeon untuk dua porsi, tentu untuk dirinya dan Seo-jun.
Su-ho belum menyadari bahwa Seo-jun masih terbaring di kamarnya. Oh ya, semalam pria berbadan tinggi itu merusuh, dan meminta untuk tidur di kamarnya.
Jika kalian mengira Su-ho bisa tidur dengan tenang, maka jawabannya salah. Bayangkan saja dengan tubuh Seo-jun yang tidak terbalut kain, dan memilih untuk tidur mengahadap dirinya.
Lama melamun Su-ho tidak sadar bahwa Seo-jun telah bangun dan berada di sofa tepat didepan dapur kecil itu.
"Hei! Jika kau berniat membakar rumahmu sebaiknya jangan sekarang, aku masih akan menumpang disini."
Suara serak khas baru bangun itu membuat Su-ho kaget dan segera mematikan api yang masih menyala itu.
Seo-jun berjalan kearah meja dapur, "Ramyeon?"
"Hanya ada ini, jika tidak mau kau bisa membeli makanan lain sendiri."
"Aku cuma bertanya kenapa kau sangat sensitif?"
"Aku juga cuma menjawab, kenapa kau mengataiku?"
"Menyebalkan."
"Kau lebih."
Seo-jun memilih untuk duduk, sedangkan Su-ho masih tetap berdiri.
"Ahh jinjja, ini sangat enak."
"Lebay."
"Baru tahu ada orang tidak ingin dipuji."
"Aku juga baru tahu itu sebuah pujian."
Seo-jun terdiam kembali menikmati setiap suapan hingga suapan terakhir, hingga terakhir Su-ho membereskan mangkuk serta panci.
Sedangkan Seo-jun sedang menerima panggilan dari ibunya tak lain menanyai kenapa Seo-jun tidak pulang hari ini, dan satu lagi pastinya dimana ia tidur malam tadi.
"Di rumah teman sekelas ku eomma, tidak perlu khawatir."
"...."
"Mungkin beberapa hari? Aku akan kembali secepatnya, karna pekerjaan kelompokku masih banyak."
"..."
"Hmm baiklah."
"..."
Entah, seharusnya ia tidak berbohong pada ibunya namun ia tidak ingin ibunya khawatir dan menyuruhnya untuk tidak membawa motor lagi.
"Biasanya kau melakukan apa dihari libur?"
"Aku? Hanya di rumah."
Seo-jun berdiri, "Kajja."
Su-ho menatapnya bingung, "Kemana?"
"Keluar, mencari angin."
"Tidak mau."
Namun berkali-kali ia menolak, sudah pasti dipaksa hingga mau. Pada akhirnya mereka berada di Lotte world, entahlah apa yang akan mereka lakukan. Yang pasti, ia pikir ini seperti first date.
28/01/21
(~ ̄³ ̄)~
KAMU SEDANG MEMBACA
enemy love
FanfictionSedikit ubahan kata kata hanya sama dalam tempat dan topik (18+/BL) Karya tulis ini dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada maksud lebih untuk menjatuhkan atau merugikan pihak manapun. Dan segala masalah yang terpaut pada cerita ini tidak ada hubu...