Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).
•
•
HAPPY READING
•
•
10. HE'S PSYOCHOPATHTatapan tajam dan auranya itu selalu membuat diriku terasa berbeda ketika merasakannya-Nafillansyah Anggara Alexander.
***
"Fakta yang cukup menarik," ujar seorang gadis yang baru saja memasuki lift.
Iris mata Nafil, melirik sekilas kepada gadis yang ada di sampingnya. Telinga lelaki itu mendengar jelas apa yang gadis itu katakan tadi.
"He's psychopath." Gadis itu menyeringai kala melihat Nafil yang mengepalkan tangannya, wajah cantik itu tampak tenang ketika lelaki tampan di sampingnya berjalan mendekati dirinya.
"I'm not psychopath, Auris." Nafil berkata sembari menyeringai.
Dugaanya benar, gadis yang ada di sampingnya ini adalah Auris. Itu terbukti ketika ia melihat tatto bertuliskan angka di bagian depan leher gadis itu.
"Ingatan lo bagus juga." Auris berkata sinis. "Ngomong-ngomong apa jadinya, ya? Kalau putra Alexander terjerat kasus pembunuhan?"
"Simpelnya, gue bakal masuk penjara," ujar lelaki dengan pakaian bersisah bercak darah itu. "Tapi gue gak sendiri."
Auris dapat melihat seringaian iblis Nafil meski hanta samar-samar. "Ada lo yang bakal temenin gue," bisiknya di telinga gadis itu.
"Sayangnya cowok sialan kayak lo, gak pantes buat gue temenin," sergah Auris sembari melempar tatapan menantang kepada lelaki di hadapannya.
"Suatu saat nanti lo bakal nelan kata-kata lo sendiri." Lelaki itu tersenyum tipis namun sorot matanya menyembunyikan sesuatu.
Auris terdiam, ia binggung dengan ucapan Nafil. Namun beberapa detik kemudian ia terkejut ketika lelaki itu menancapkan pisau di samping kepalanya.
Oh, ia paham sekarang.
Ia akui jika lelaki di hadapannya saat ini cukup kuat untuk menjadi lawannya. Atau mungkin sangat kuat sehingga ia sempat terjebak dalam perangkap lelaki itu.
"Tutup mulut lo kalau masih mau hidup." Nafil berbisik di telinga Auris.
Gadis itu menyeringai, lalu membisikkan sesuatu ke telinga lelaki itu. "Kalau gue gak mau nutup mulut gimana?"
"Gampang, tinggal pilih mau yang mana. Mati tertembak atau mati tertusuk," kata Nafil dengan suara seraknya.
"Gimana kalau dua-duanya aja?" Lelaki itu menyeringai saat mendengar itu. "Pilihan yang bagus," bisiknya di telinga Auris.
DORR!
"Tapi sayangnya gue yang lebih dulu nembak lo," ujar Auris setelah berhasil menembakan pelurunya ke kaki Nafil.
Lelaki itu menggeram. Kepalanya mendongak menatap Auris yang baru saja keluar dari lift. Ia menyusul gadis itu dengan langkah yang tertatih-tatih, tetapi iris mata tajamnya tak pernah lepas dari punggung gadis itu.
Tanganya meraih sebuah belatih dengan nama berukiran emas di mata pisau itu. Manik mata berwarna jade itu memicing sembari mencari sasaran yang tepat.
TUSKK!
Tepat saat Nafil melemparkan belatihnya, Auris berhasil menangkap belatih itu hingga ujung mata pisaunya melukai telapak tangan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA PRINCESS [COMPLETED]
Teen FictionKasus pembunuhan yang belakangan ini terjadi di Alexander High School membuat seorang gadis harus pindah ke sana demi menjalankan sebuah misi yang di berikan oleh paman dan ibunya. Tadinya gadis itu berpikir jika misi itu akan di selesaikan dalam wa...