Sejak kejadian di dapur, aku dan Eci seolah menjadi musuh mas Danar, di setiap tindakan atau usulan kami pasti akan di bantah oleh mas Danar.
Seharian kami jalan-jalan ketempat wisata di Kediri Jawa Timur, dan setiap apa yang aku lakukan bersama Eci selalu salah dimata mas Danar.
"Duo endel cepetan"
Ini udah kesekian kalinya kami mendapat teguran dari dokter gigi yang dahulu suka berbagi uang jajan kepada kami.
"Yang kenapa sih mas Danar ngomel terus?"
"Kagak dapat jatah semalam"
Dan itu suara Eci yang menjawab pertanyaan Rio, sehingga membuat kami bertiga tertawa cekikin, dan kembali mendapatkan lirikan mata tajam dari objek pembicaraan kami.
Hari sudah beranjak sore, sehingga kami memutuskan untuk kembali kerumah eyang, untuk beristirahat sebentar karena kami harus kembali ke Yogjakarta di malam hari dengan menaiki bus.
"Beb, beli oleh-oleh dulu yuk buat mama"
Baru saja kami tiba dirumah, dan permintaan mbak Rima yang seharusnya dia katakan sejak tadi, agar tak mengganggu istirahat orang lain.
"Ndel beliin oleh-oleh buat mama nya Rima dong, aku capek"
Itu bukan lagi permintaan melainkan perintah dari kakak kepada adik yang wajib di kerjakan.
"Agak nanti ya mas, aku mandi dulu"
"Sekarang aja, kamar mandi lagi antri kan, keburu malam"
Larangan dan tentunya itu penjelasan jika aku harus berangkat sekarang, dengan diriku yang tanpa ada Eci membuatku apa adanya seorang Eca, yang lebih mengutamakan rasa tak enak hati jika menyangkut permintaan tolong.
"Sama aku aja Yang, ada motor kan?"
Suara Rio yang sedari tadi hanya terdiam menyimak obrolan kami, membuat akhirnya mengiyakan apa perintah mas Danar.
Berdua bersama Rio menuju tempat oleh-oleh yang mana jarak dari rumah lumayan dekat. Mendekap Rio dalam boncengan motor, mengelilingi kota Kediri yang pastinya Rio tak mungkin sampai di kota ini jika tak bertemu denganku.
Kembali teringat akan keputusan orang tua ku, dimana jodohku telah di tetapkan bukan bersama Rio, laki-laki yang kusayangi selain ayah dan bang Saka.
Mungkin ini akan menjadi kenangan terakhir kami di kota ini, karena tak lama lagi kita di haruskan tak lagi bersama.
"Yang ramai juga ya sini?"
Sepanjang jalan yang memang sekarang ini begitu ramai seakan seperti kota besar, mungkin karena disini berdiri beberapa pabrik besar yang salah satunya pabrik rokok gudang garam, selain itu kini universitas juga telah berdiri banyak di kota ini.
"Iya yang sekarang di sini juga banyak perantau yang belajar dan bekerja di Kediri"
"Mau deh yang nanti kita kerjanya disini saja"
Rasanya seperti batu besar menimpa dadaku, begitu sesak terasa, bagaimana aku bisa menyakiti Rio yang begitu baik kepadaku, bahkan seorang Rio begitu mustahil untuk menduakanku karena dirinya yang apa adanya ketika dirinya kemana saja pergi selalu bercerita kepadaku.
"Insyallah ya Yang"
Begitu sampai di tempat oleh-oleh khas Kediri, segera kupesankan pada penjaga toko apa yang diminta mbak Rima tadi, selain itu aku juga membeli beberapa makanan untuk ku dan Rio untuk kami berikan kepada teman-teman kami.
Cukup banyak apa yang kubeli, tentunya menggunakan uang milik mas Danar yang diberikan padaku saat memerintahkan diriku membelikan apa yang diminta sang kekasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dentist (Tersedia Lengkap Di Ebook)
RomanceMenikah dengan seseorang yang sejak kecil sudah mengenal diri kita, keluarga besar bahkan mengetahui hal-hal buruk yang kita simpan, bukan lah hal mudah jika pernikahan itu hasil perjodohan yang dipaksakan. Berawal pernikahan yang diharapakan untuk...