Xander menatap Alice dan Logan sekali lagi, meyakin kan mereka dengan ide gila mereka malam ini. Menatap kedua sahabatnya yang menganggukan kepalanya, membuat Xander segera menutup kedua matanya. Namun sebelum mereka bertelepostase, pintu kamar mereka tiba-tiba terbuka. Semua mata tertuju pada pintu itu. Sementara sosok yang baru saja membuka pintu itu menatap Xander, Alice , dan Logan yang saling berpengan satu-sama lain. Ralat—jika bisa dinilai lebih rinci, mereka lebih berpegangan pada Xander. Tristan mengerutkan keningnya, tidak ada tidak angin. Mengapa ketiga manusia itu beperilaku aneh?
"A—apa kau mengganggu acara kalian?" ujar Tristan menatap mereka dengan alis yang mengerut
"Ada apa?" guman Xander yang melepaskan pegangan tangan nya pada Alice dan juga Logan. Ia menatap Tristan—lelaki itu dengan kesal. Tinggal sebentar lagi, maka mereka akan berteleportase. Namun jika di pikir-pikir, lebih baik juga Tristan datang sekarang daripada nanti setelah ia beserta Alice dan Logan sudah tidak ada di kamar mereka lagi. Ia bisa meyakinkan bahwa Tristan pasti akan mencarinya dan bahkan melapor pada sang ayah—Erick.
"Aku hanya ingin mengundang kalian makan malam bersama, Mr.Erick yang bilang!" guman Tristan sedikit gugup karena ketiga manusia itu menatapnya datar. Jika ditatap datar oleh Xander itu sudah biasa bagi Tristan, namun Logan yang selalu bahagia itu tiba-tiba menatapnya tidak berekspresi membuat ia seketika mengira-ngira apa kesalahan yang sudah ia perbuat kali ini.
"Kita makan dulu!" ujar Alice lalu segera beranjak dari sana mendekati Tristan
Kriukkkk—Xander menatap Logan yang hanya menggarut belakang kepalanya. Bunyi perut Logan menandakan bahwa lelaki itu juga lapar. Dengan helaan nafas, Xander akhirnya mengikuti Alice dan beranjak dari kamar. Ia juga sedikit merasa lapar, terlebih untuk melakukan teleportase, akan membutuhkan lebih banyak tenaga. Dan, karena bukan hanya dirinya sendiri, tapi juga dengan Alice dan Logan. Energi yang ia butuhkan 6 kali dari biasanya.
Mereka beranjak menuju ruang makan dan bergabung dengan Mr.Erikc yang sudah duduk di atas kursinya. Xander duduk tepat di sebelah Mr.Erick, Alice berada di tengah antara Xander dan Logan. Sementara Tristan duduk sedikit lebih jauh dari mereka membuat semua tatapan tertuju pada lelaki itu. Namun, dari semuanya. Alice lebih dulu angkat bicara.
"Mengapa kau duduk terlalu jauh? Di depan kami kan masih bisa Tristan, dan juga apa kau tidak akan kerepotan untuk mengambil lauk nya nanti?" guman Alice membuat Tristan menatap Alice, bukan hanya Alice. Tapi Tristan juga menatap mr.Erick yang menatapnya. Xander juga terlihat menatapnya bingung dan termasuk Logan.
"Aku biasa duduk di sini, tidak layak bagi ku untuk dud—!"
"Ck, hentikan keformalan mu itu Tristan. Duduk lah di depan sini atau tidak kau lebih baik tidak usah makan dengan kami. Kau bisa makan sendiri sana!" kesal Logan
"T—tapi memang sepia—!"
"Tidak apa Tristan, apa yang mereka katakana itu benar. Duduk lah dekat dengan kami. Kau juga bagian dari keluarga ini!" ujar Mr.Erick yang ikut memotong ucapan Tristan
Tristan dengan perasaan yang campur aduk akhirnya menuruti perintah dari tuannya dan juga paksaan dari ketiga manusia yang ada di depannya. Ia mengambil duduk tepat dihadapan Xander dan itu artinya ia duduk di sebelah kiri Mr.Erick. Karena meja mereka memang bundar, jadi Mr.Erick duduk tepat di tengah sementara Xander di sebelah kanan meja. Mereka mengambil lauk yang ada dengan hikmat, namun lagi-lagi Alice kesal dengan Tristan yang masih malu-malu untuk mengambil lauk yang sama dengan mereka. Logan juga sama hingga lelaki itu sendiri langsung bertindak dengan menukar piring nya dan piring Tristan membuat Tristan kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Weird (TAMAT)
Mystery / ThrillerAlice berada di dalam sebuah 'teror' yang terus memaksanya untuk mengingat apa yang ia lupakan. Xander hadir saat gadis itu merasa ingin menyerah menghadapi masalah-Nya. **** Memiliki kekuatan aneh yang 'katanya' adalah sebuah kecelakaan yang dilaku...