1

118 13 11
                                    

"Serius, aku musti masuk ke sana sendirian? Gak mau nemenin, gitu?"

Badannya saja yang bongsor. Nyalinya sama sekali kosong melompong!

"Raul, c'mon! Di surat udah dibilang kalau kau harus pergi sendirian ke kelas itu! Syukur-syukur aku mau nemenin kau ke gedung lama yang udah... ugh~ banyak nyamuk!"

Plak! Plok!

Pemuda yang sudah menjadi teman Raul sejak orok itu beberapa kali memukul lengan dan wajahnya yang dihinggapi nyamuk. Dinginnya awal musim semi tak dapat menghalau nyamuk-nyamuk itu untuk berkeliaran di daerah yang dikelilingi pepohonan ini.

"Tapi gimana kalo ini beneran cuma prank? Keliatan banget gak ada siapa-siapa di sini!" Raul memilin ujung bajunya sambil mencebikkan bibirnya lucu.

"Ya udah! Mau pulang aja atau tetep masuk?"

Shunsuke sudah malas berlama-lama di sini. Ia menatap Raul dengan tatapan menagih, menagih keputusan Raul.

"Aku mau masuk! Tapi ditemenin!" Raul menarik-narik lengan Shunsuke. Tak lupa ia berikan tatapan penuh harapnya. Berharap temannya itu luluh karena kegemasan seorang Maito Raul.

Shunsuke menggeleng. "Masuk sendiri atau pulang."

"Ditemenin..."

"Masuk sendiri!"

"Ditemeniiin!"

Ting tong ting tong

"Kepada seluruh murid SMA St. Johnny's, diperkenankan untuk berkumpul di aula utama sekolah dan mengikuti upacara penerimaan murid baru. Sekali lagi..."

Shunsuke menarik paksa tangannya dari genggaman Raul.

"Raul, please! Kau tuh, udah bukan anak kecil yang kemana-mana musti aku temenin lagi! Kalau bisa pergi sendiri, ya, pergi sendiri! Kalau emang gak ada orang di dalem, ya udah, keluar lagi! Hidup jangan dibikin susah gini, dong!" Shunsuke mengomeli Raul sambil mengacungkan jari telunjuknya. "Udah masuk juga, nih! Aku gak mau diseret Miyachika atau diceramahin Sakurai-sensei karena telat ngikutin upacara!"

Raul menundukkan wajahnya. Bibirnya mencebik sebal. Jujur saja dia kesal karena ucapan Shunsuke yang seakan tidak peduli padanya.

Dan kesal karena ucapan Shunsuke memang benar.

Ting tong ting tong

"Kepada seluruh murid..."

"Jadi gimana?" Shunsuke berkacak pinggang. "Aku tinggal nih, ya?"

Raul langsung mengangkat wajahnya yang cemberut. "Hmph! Ya udah, pergi aja! Aku bakal ke dalam sendiri!"

Shunsuke melebarkan matanya kaget. Ia tatap Raul sebentar. Memastikan kalau pemuda itu serius dengan ucapannya.

Ia pun tersenyum simpul saat melihat kilatan pada mata bulat Raul.

"Oke! Aku tinggal, ya? Kalau ada apa-apa, langsung telepon aku aja," ujar Shunsuke sambil menepuk pundak Raul pelan.

"Hmph!" Raul masih ngambek. Ia membuang wajahnya ke arah lain, tapi tak menepis tangan Shunsuke dari pundaknya.

"Kayaknya mulai hari ini kita gak bisa pulang bareng lagi, nih! Hehe..." Shunsuke terkekeh dan beranjak dari sana.

"Good luck, ya!" Itulah ucapan terakhir yang Raul dengar saat Shunsuke melambaikan tangannya. Untuk beberapa saat, senyum jahil masih terpampang di wajah yang tadi menceramahinya itu. Sampai sebuah cahaya laser yang menyilaukan mata tertuju ke arah Shunsuke dan menembak kepalanya.

3年J組 [Snow Man]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang