1. Puncak Penderitaan !

233 15 2
                                    

"Tolong! Tolong! Tolong!"
Teriak Sima sambil terus berlari tanpa tujuan untuk menghindari diri dari kejaran seekor harimau yang ingin mengejarnya.
Tapi kaki yang dipakai untuk berlari akhirnya menemui keapesan, Ia tersangkut akar dari sebuah pohon besar. tak henti henti Ia berteriak sekuat tenaganya.
"Datuk! Tolong aku Datuk!..." Harimau itu pun tak segan langsung menerkamnya dan.........

Tut, Tut, Tut, bunyi Alarm pun berbunyi tanda pagi sudah menghampiri, menunjukan waktu sudah jam 07:00.
Dengan wajah yang takut diiringi berkaca-kaca, ia menghela napas panjang.... "kenapa Akhir-akhir aku sering mengalami mimpi buruk,,,, apakah ini bawaan dari keadaan yang sedang kualami..."yah memang Sima ini sekarang sedang berada diujung tanduk, dikarenakan ia akan di pecat di pabrik tekstil tempat ia bekerja setelah ia memukuli 3 teman karyawanya dan mengobrak- abrik gudang tempat penyimpanan bahan-bahan pabrik.
Disisi lain, pintu kontrakan tempat ia tinggal diketok-ketok diatas volume orang mengetuk orang pintu pada umumnya.
Yang ternyata tidak lain adalah ibu pemilik kontrakan.
"Sima keluar kamu, sudah tanggal berapa ini."
masalah baru ini semakin melengkapi penderitaan Sima.
"Duh ibu kontrakan sudah seperti harimau malam tadi yang ingin menghabisiku saja" kesal Sima.
dengan badan yang berat Sima akhirnya membukakan pintu..
"Ehh ibu, selamat pagi... Ada keperluan apa ya bu?" Sahut Sima dengan irama basa basinya.
"hehe sudah basa basinya? Kamu ini gmna janjinya tanggal sekarang kamu mau bayar uang bulanan."
dengan nada yang sudah tak bisa lagi untuk ditahan. "hehe maaf bu, saya lagi ada masalah di pabrik, ini lagi juga terancam akan di deportasi bu," ungkap Sima dengan nada ingin dikasihani.
  Dengan mata melotot ibu kontrakan itu memarahinya "Emang kamu anak ibu? Mau apapun alesannya saya gak peduli, yang penting kamu bayar uangnya atau angkat kaki dari sini.
"dengan setengah membungkuk Sima meminta keringanan sekali lagi." berikan Sima 1 hari lagi bu, Sima janji akan bayar kalau tidak, saya akan angkat kaki dari kontrakan ibu." sumpah Sima.
" Besok kalau ibu belum liat uangnya, silahkan minggat dari sini".
Ucap Ibu itu sambil langsung meninggalkannya. Sima bingung tiada main, ia termenung di depan pintu kontrakan. Tak lama berselang suara panggilan teleponnya berdering, ternyata itu Maya, pacar Sima. "Hallo May" ucap Sima memulai pembicaraan.
"Langsung intinya aja ya Mas, Orang tua ku ingin menjodohkan ku dengan Sarjana lulusan fakultas hukum, mereka berfikir bahwa masa depan ku bersamamu gabakalan bahagia, jadi untuk saat ini kita jangan berkomunikasi dulu sampai mas meyakinkan kedua orang tua ku bahwa masa depan kita bisa bahagia".
Sahut Maya dengan tergesa-gesa
"Tapi Mayyy", telepon pun langsung dimatikan.
Mendengar telepon itu pun hati Sima semakin terpukul, membuat daftar penderitaan hidupnya semakin komplit.

BERSAMBUNG.....

Cindaku - The Rise Of LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang