Bab 4 : Pertemuan

4.7K 379 7
                                    

Haloooo...
Hari ini update lagi.

Jangan lupa vote dan comment ya, biar aku tambah semangat buat nulis cerita Geza, hehe.

Selamat membaca😘

_GEZARA_

Suasana siang hari ini sangat cerah. Guntur, Galih, Gisel, dan Geza sedang makan di Warteg belakang sekolah. Mereka saat ini sedang membolos jam pelajaran demi mengisi perut mereka yang kosong.

"Semalem hasil tesnya gimana, Gez?" tanya Galih kepada Geza yang sedang memakan sepiring nasi beserta lauknya.

"Hasil tes DNA-nya bakal keluar tiga hari lagi." jawab Geza.

"Terus?" Galih kembali bertanya sambil sesekali menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

"Kemarin mereka sempet maksa gue lagi buat ikut sama mereka. Tapi gue nggak mau, karena hasil tesnya belum nunjukkin kalo gue ini beneran anak mereka yang hilang." Geza menghela nafas merasa frustasi dengan masalah yang menimpanya akhir-akhir ini.

"Tapi, kalo misalkan lo terbukti beneran anak mereka yang selama ini hilang, gak kebayang gue, Gez." ucap Guntur sambil menyomot gorengan yang baru matang.

"Kenapa emangnya?" Geza mengangkat alisnya bertanya kepada Guntur.

"Lo gak tau? yang dateng ke kontrakan lo kemarin itu yang punya Mahardika Inc, perusahaan yang udah sukses dibidang pariwisata, hotel, dan lain-lain. Sekaligus pemilik SMA Mahardika yang bakalan tanding sama sekolah kita dua hari lagi." jawab Guntur. Kemarin, sewaktu mereka sedang berkumpul, Guntur memberitahu jadwal turnamen yang dimajukan karena pihak sekolah lawan ada acara yang tidak bisa ditunda.

"Kok, lo tau kalo mereka yang punya Mahardika Inc itu?." tanya Gisel penasaran.

"Lah, kemarin lo gak denger mereka ngenalin diri ada nama Mahardika dibelakangnya?." Gisel mengedikkan bahunya tidak menahu. Sedangkan Guntur mendengus.

"Udahlah. Lagian juga, gue gak perduli mau mereka yang punya Mahardika Inc ataupun yang lain. Yang gue pikirin sekarang adalah gue harus gimana kalo gue emang beneran anak mereka." ucap Geza sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Sungguh, sekarang dirinya sangat bingung harus bagaimana. Otak pintarnya tidak bisa memikirkan cara apapun untuk keluar dari masalah ini.

"Ya, lo ikut mereka lah. Bukannya ini harapan lo dari kecil? Pengen ketemu dan tinggal bareng sama keluarga lo. Sekarang mereka udah nemuin lo, nunggu apalagi." tukas Gisel.

Geza menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan Gisel. Benar juga yang dikatakan Gisel, harapannya sejak kecil untuk memiliki sebuah keluarga yang dulu ia kira hanya mimpi sekarang benar-benar nyata.

"Tapi, gue pasti bakalan canggung banget kalo ketemu sama mereka. Lo tau sendiri, gue kalo ketemu sama orang baru pasti jadi pendiem." ucap Geza.

"Ya pelan-pelan lah, Gez. Mereka juga bakal bangun komunikasi sama lo, gak mungkin diem aja." Galih ikut nimbrung dalam percakapan mereka.

"Udahlah, gausah dipikirin. Mending sekarang kita streaming aja, mumpung lagi bolos bareng." tawar Gisel sambil menaik turunkan alisnya. Galih dan Guntur mendengus mendengar ucapan Gisel, dua manusia itu tidak bisa jauh-jauh dari kata streaming.

Geza menegakkan badannya sambil tersenyum lebar kearah Gisel, dia langsung melompat ketempat duduk disamping Gisel. Ide yang sangat bagus, dia butuh refreshing untuk sementara. Setidaknya, biarkan dirinya melupakan sejenak masalah yang sedang dialaminya.

👑👑👑

Saat ini, SMA CIGAYU dipenuhi banyak murid dari sekolah lain, karena pertandingan basket yang akan diselenggarakan hari ini. Banyak murid-murid dari SMA MAHARDIKA maupun murid-murid dari sekolahnya terlihat memadati lapangan.

G E Z A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang