Seokjin menutup wajahnya, menangis dalam diam dikursi tunggu rumah sakit. Hoseok berhasil membuat semua orang panik dengan serangannya, yang kemudian disusul dengan kejang tanpa sebab secara tiba-tiba.
Diseberang Seokjin, Ahjumma yang katanya adalah ibu kandung Hoseok duduk sambil menangis.
Disamping Seokjin ada Nyonya Kim yang sedang mengelus lembut punggungnya, seakan memberikan sedikit kekuatan untuk anaknya itu agar lebih tegar.
Sedangkan Yoongi, berdiri sambil bersandar ditembok rumah sakit dengan mata yang terus menatap tajam ibu kandung Hoseok. Namjoon dan yang lainnya sedang berada dikantin rumah sakit setelah diperintahkan Yoongi untuk mengenang tiga pemuda yang kepanikan.
Seokjin berdiri dari duduknya, menghampiri ibu kandung Hoseok. "Permisi, bisakah kau pergi? Adik ku membutuhkan ketenangan." Kalimat dingin itu terlontar dari bibirnya, menunjuk kearah koridor rumah sakit.
Wanita itu menggeleng, "Tidak, aku ibunya!" Wajah Seokjin mengeras mendengar ucapan wanita itu.
"Hahahaha," Pemuda berbagi lebar itu tertawa hambar.
"Hyung, ini rumah sakit." Peringat Yoongi, mendekati Seokjin, berusaha menyadarkan pemuda yang benar-benar terlihat kalut itu.
BUAKK......
Seokjin meninju tembok yang ada disamping wanita itu, wajahnya memerah masih dengan beberapa jejak air mata, nafasnya memburu karena emosi.
"Hyung..." Yoongi kembali mengingatkan. Tidak ingin Seokjin diusir setelah membuat keributan didalam rumah sakit.
"Apa? Kau ibunya? Kau sama sekali bukan siapa-siapa adikku. Kim Hoseok, Anak ketiga dari keluarga Kim. Memiliki ibu bernama Kim Naa Hee, memiliki ayah bernama Kim Won Hae. Memiliki dua kakak laki-laki bernama Kim Seokjung dan Kim Seokjin. Menyukai Ice cream MintChoco dan suka menari." Ia menahan ucapannya selama beberapa saat, menelan dalam-dalam ludahnya guna menghilangkan rasa tercekat yang seakan menahan suaranya. "Bagaimana kau bisa menyebutkan dirimu ibunya!?....BAGAIMANA?!"
BUAK......
Seokjin kembali memukul keras tembok yang ada dibelakang wanita itu, "Bagaimana??" Lirih nya pelan. Wanita itu kembali terisak karena tindakan Seokjin, "Kumohon jelaskan. Bagaimana bisa kau bisa menyebut dirimu sebagai ibunya?" Seokjin mengusap wajahnya kasar, kemudian menatap wanita itu dengan netra berkacanya yang sayu.
"Saat kau meninggalkannya ditaman bermain saat itu, kau bukan lagi ibunya." Ucap Seokjin, menatap dingin wanita itu. Wanita itu terdiam, "Kumohon..... jangan menariknya kedalam lubang keterpurukan lagi. Adikku sudah cukup menderita." Pintanya dengan nada memohon, berjongkok dan menarik rambutnya kuat-kuat. Frustasi dengan keadaan, benar-benar takut jika sesuatu yang buruk menimpa sang adik. Tidak lagi ingin kesedihan menyinggahi sosok pemilik senyum cerah itu, hanya ingin memberikan kebahagiaan untuk adiknya sang pemuda paling ceria.
Nyonya Kim terdiam, Seokjin benar. Anaknya -- Hoseok sudah cukup menderita.
"Maaf, Sebaiknya kau pergi. Seokjin benar, Anakku Hoseok butuh ketenangan."Nyonya Kim menghapus air matanya, mempersilahkan temannya untuk pergi. Sebelum ia juga kehilangan kesadaran dan menjadi depresi seperti Seokjin.
"Naa Hee-ah, biarkan aku menemuinya. Aku merindukan anakku." Young ae -- wanita itu memegang tangan Nyonya Kim dengan tatapan memohon, air matanya kembali mengalir.
Nyonya Kim menghempaskan tangan itu kasar, "Jangan menyebutnya anakmu. Hoseok adalah anakku, dia adalah anakku." Nyonya Kim menekankan kata 'anakku', tidak lagi ingin berusaha bersikap baik pada teman lamanya itu. Baginya, siapapun yang menyakiti anaknya, tidak bisa diberi keringanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE WORLD [JHS]
Fanfiction[END] Jung Hoseok, Pemuda yang hanya ingin mendapatkan setitik kebahagiaan dalam hidupnya yang terlampau menyedihkan.