Chapter 20.

44 5 2
                                    

Cokelat swis.

🎬🎬🎬

Hari pertama tidak sekolah karena di scors rasanya aneh. Baru kali ini dalam sejarah hidupnya, ajeng meratapi nasibnya bagaimana masa depannya nanti. Bagaimana penyakit ini akan sembuh, hidupnya nyaris kehilangan arah. Untungnya ia masih ingat kepada Allah dan al-qur'an yang selama ini ia hafal.

Hari ini pun bukan hari kesendiriannya, ia ditemani Shoffiyyah yang juga tidak masuk sekolah. Memar di bawah mata Shoffiyyah masih sangat terlihat jelas.

Jika disekolah, waktu sangat cepat berlalu. Dirumah, waktu sangat lama berlalu. Rasa jenuh mulai menghantui ajeng dan Shoffiyyah. Mereka berniat untuk jalan-jalan keliling komplek sejenak melepas jenuh.

"maasyaa allah, ternyata komplek ini masih asri ya mba. Baru sadar aku" ujar Shoffiyyah tersenyum dengan mata sedikit bengkak.

Ajeng mengangguk "iya, udah lama kita gak keliling bareng gini". Ajeng menarik nafas panjang dan membuangnya lega.

Kakak beradik itu menikmati perjalanannya. Dengan angin sepoi-sepoi, melihat Anak-anak yang sedang bermain di taman. Mereka terlihat ceria, andai waktu bisa diulang kemasa kecil. Mungkin mereka akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

"kak, lagi ngapain disini?" tanya anak kecil memakai jaket dan terlihat pucat. Ajeng berjongkok dan tidak sengaja melihat kalung salip yang bocah itu pakai "kakak mau main". Jawabnya.

"yaudah kita main bareng yuk, tapi kita kenalan duluyaa". Shoffiyyah terkekeh meledek kakak perempuannya itu seolah sedang dirayu bocah laki-laki.

Ajeng menjelit kepada Shoffiyyah "oke kita kenalan deh, nama aku ajeng".

"ooh, hallo kak ajeng, aku Nino. Tinggal di blok D". Sambung nino-bocah usia 7 tahun.

"nino umurnya berapa?". Tanya Shoffiyyah, "aku tujuh tahun". Shoffiyyah mengangguk sambil mengerutkan keningnya "em, mba ajeng 16 sebentar lagi 17. Kamu 7,jadi selisih 9 tahun, gamasalah". Ucap Shoffiyyah menaik turunkan kepalanya.

Ajeng beranjak "apasi kamu ini sof".

"kak, ini ada coklat swis. Aku punya banyak dirumah, yang ini buat kak ajeng dan teman kak ajeng iniya" ujar nino memberikan coklat kepada ajeng. Ajeng tersenyum haru "dia bukan teman kakak, tapi adik kakak".

"ooh, aku gakpunya kakak, gakpunya adik juga. Tapi punya mamah dan papah,punya tuhan yesus. dan punya sakit leukimia. Kata papah leukimia itu lebih sayang sama aku daripada siapapun. Kapan aja si leukimia bisa ajak aku ketemu tuhan yesus, makanya kata papah aku harus bahagia terus dan bersyukur dengan apa yang aku punya. Termasuk si leukimia itu" ucapnya polos membuat shoffiyah menutup mulutnya, ia merasa terharu.

"nino punya leukimia?" Tanya ajeng kikuk. Nino mengangguk "iya, tapi nino senang kalau dia bisa mempertemukan nino dengan tuhan yesus. Karena akhir-akhir ini, nino ragu dengan keberadaan tuhan yesus" jawabnya polos sambil memainkan kalung salipnya.

Shoffiyyah menelan ludahnya dan berjongkok "nino, tuhan yesus kan juru selamat kamu, kenapa kamu ragu? Harusnya kamu yakin dong". Nino melepaskan kalungnya "nino titip ini ya kak, kalau nino sudah yakin dengan tuhan yesus lagi, nino akan ambil tapi kalo nino tambah ragu. Tolong ajarkan nino supaya dekat dengan tuhan yang sesungguhnya".

Triplets K.A.S 🖤 " Persaudaraan Diatas Persahabatan "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang