Warna jingga kini mulai memenuhi langit Kota Kendari di sore itu pertanda Sang Surya akan kembali masuk ke peraduannya. Tak berselang lama kini suara adzan Maghrib mulai berkumandang merdu menandakan gelap akan segera datang menyelimuti Bumi Anoa. Welya berdiri di teras asrama sambil memandang jauh ke atas langit sana sejauh ia mengingat kembali lembaran masa lalunya yang diwarnai oleh garis suka dan duka, bahagia dan kesedihan. Ya di masa itu Welya pernah menjalin hubungan dengan seorang pemuda yang beda tiga tahunan dari usianya. Awal pertemuan keduanya, ketika Welya masih duduk di bangku SPK kelas tiga. Ketika itu, adik dari mantan kekasihnya sedang menjalani masa perawatan di RS. Stella Maris Makassar, tempat Welya melakukan praktek ilmu keperawatan. Saat itu, Welya sedang melakukan kunjungan ke pasien asuhannya.
Setelah lama berbincang dengan pasien asuhannya tersebut. Welya melakukan perbincangan tersebut untuk mengambil data pengkajian yang ia sangat butuhkan saat memberi asuhan keperawatan nantinya. Ketika Welya mulai mengakhiri perbincangan tersebut, tiba-tiba muncul seorang pemuda lain yang tak lain dan tak bukan adalah kakak kandung dari pasiennya tersebut. Yang kelak akan menjadi kekasihnya. Kekasih yang begitu ia cintai dan begitu pun sebaliknya. Setelah beberapa waktu pertemuan di antara Welya dan pemuda itu semakin intens. Dan seiring berjalannya waktu akhirnya mereka berdua sepakat untuk menjadi sepasang kekasih. Dan tak terasa mereka kini sudah semakin lama menjalin hubungan. Dan ketika itu, pemuda yang bernama Paton tersebut mulai berani menyatakan keseriusannya kepada Welya.
" Welya, kita ini sudah lama menjalin hubungan. Ya sekitaran setahun kalau tidak salah hitung aku. Dan aku heran kenapa kamu tidak pernah memintaku untuk segera menikahimu?"
Mendengar ucapan kekasihnya Welya berbalik menatap dalam- dalam wajah kekasihnya. Sorot mata Welya semakin lama semakin tajam. Welya hampir tidak bisa berkata-kata. Dalam hati dan pikiran Welya berkecamuk dua rasa. Antara bahagia dan kuatir. Bahagia karena ternyata lelaki yang dikenalnya selama ini adalah sosok yang sangat serius dan menghargai dirinya. Di sisi lain, Welya merasakan kuatir jika niat kekasihnya ini tidak akan direstui oleh kedua orangtuanya. Karena ayah dan ibunya pernah berpesan bahwa Welya tidak akan menikah jika adiknya belum tamat.
"Tapi kak, saya.....minta agar dikasih waktu untuk memikirkan semuanya.Apalagi saya ini kan masih harus menyelesaikan study dulu toh kakak...." Kata- kata Welya ini justru membuat hati Paton serasa agak sedikit kecewa. Karena seorang Paton berharap Welya semestinya menjawab Iya saja ketimbang mesti beralasan ini atau itu. Ya meskipun apa yang diucapkan Welya memang sesuai fakta. Dan pastinya Welya juga sudah tahu bahwa jawabannya pasti akan akan sangat membuat hati kekasihnya itu akan kecewa.
" Welya.....kedua orangtuaku sudah memintaku untuk segera kawin...dan saya juga sudah cukup matang untuk mulai masuk dalam bahtera rumah tangga.Soal sekolah tidak usahlah kamu kuatirkan. Gajiku cukup untuk menghidupi kamu , ya kita berdua. Lagipula untuk apa kamu memikirkan sekolah lagi kan ujung-ujungnya kamu juga akan menjadi Ibu Rumah Tangga biasa kan."Mendengar kata-kata dari Paton, Welya sedikit kaget. Dia tidak menyangka Paton akan melontarkan kata-kata seperti itu. Yang agak mengecewakan bagi Welya adalah kalimat akhir yang Paton ucapkan.
" Kak .....jadi selama ini kamu pikir saya ini sekolah hanya untuk ikut-ikutan saja ya...hanya sebagai formalitas? Seperti itu yang kamu pikirkan?..... Saya itu bersekolah karena ini memang cita-cita saya. Saya ingin menjadi seorang perawat sejati. Seorang yang bisa mengabdi dan melayani masyarakat, keluarga atau siapa sajalah yang membutuhkan. Saya juga tidak habis pikir kamu sampai memiliki pikiran yang selalu memandang rendah kami kaum wanita."
Paton tidak bisa lagi berkata-kata. Dalam hatinya dipenuhi kekalutan. Ia tanpa basa-basi langsung meninggalkan Welya pergi. Tanpa mengucapkan kata pamit. Paton mungkin sangat kecewa. Welya sendiri tidak menyangka kalau Paton akan meninggalkannya begitu saja. Angin sepoi- sepoi yang berhembus di sekitar pinggiran Pantai Losari saat itu seolah-olah membawa kabur Paton dari pandangan Welya. Dan hari demi hari, Paton tidak pernah berkabar lagi kepada Welya. Semenjak saat itu Paton juga tidak pernah lagi datang menemui Welya. Hari demi hari, bahkan sampai Welya sudah mengabdi di RS. Santa Anna pun, dia sudah tidak pernah lagi mendengar kabar dari Paton.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Kembali Bersemi
HistoryczneKisah cinta yang terjadi di antara dua anak muda yang memiliki latar belakang berbeda. Kedua anak muda ini bernama Pierre Andries Tendean dan Welya Tomo. Pierre adalah seorang pria yang gagah, tampan, seorang perwira muda di lingkungan TNI dan beras...