Chapter 5-

525 48 40
                                    

Warning! Beberapa kata mungkin typo dan mungkin alur cerita ini mirip dengan karya orang lain, tapi cerita ini pure dari imajinasi author. Jadi, selamat membaca!

.
.
.
.
.
.

" Huft.. "

.....

" Ayo, ceritalah. Kami akan mendengarkan mu.. "

" Baik lah..

" Kemarin.. Timor keracunan.. " Nesia memulai ceritanya.

" Keracunan?! " Semua sepupu Nesia yang berada di kamar tersebut terkejut.

" Iya.. " Nesia melirik ke arah jendela. Terlihat bulan purnama yang cantik dan tetang benderang.

" Lalu, bagaimana kabarnya? " Bali bertanya.

" ...... Dia.. Koma.. "

Semua provinsi kembali terkejut, sudah keracunan, lalu koma?

" Lalu? Kenapa kamu disini? Bukannya kamu harus menemani Timor disana? Atau kami juga bisa membantu mu merawatnya. " NTT bertanya kepada Nesia.

" Haih.. Bukan itu.. Kalau itu aku juga mau merawat Timor. Tapi.. "

Kata-kata Nesia terhenti disana, membuat sepupunya penasaran.

" Tapi apa lagi? Berceritalah dengan jelas! " NTB nge gas (:v)

" Dia.. Keracunan sianida, dan.. "

Tes

Air mata Nesia jatuh kembali.

" Dan.. Papa serta saudara ku yang lain menemukan sebuah botol di kamar ku.. hiks "

" Botol? Apa isi nya? " Kalsel yang baru datang di pintu ikutan nimbrung.

" Racun sianida itu.. Lalu.. Hiks.. Mereka menjadikan aku tersangka dari penyebab keracunan Timor.. "

Sontak semua provinsi terkejut, Nesia pelakunya?

Mereka rasa tidak mungkin, Nesia sangat sayang kepada adiknya. Terlebih lagi setelah ayahnya meninggal.

" La.. Lalu.. Bagaimana seterusnya? " Sumsel bertanya

" .. Papa.. Mau memenjarakan ku.. Huaaa " Tangisan Nesia makin keras.

Sepupu Nesia berusaha menenangkan Nesia.

" Kalau begitu.. Kau pasti berhasil kabur sebelum di tangkap kan? " Jateng bertanya.

Nesia hanya mengangguk pelan.

" Wah.. Bahaya dong, bisa saja Kak Nesia jadi buronan mereka.. " Kep. Riau ber.. (Apaan?)

Yang lain mengangguk.

" Berarti Nes, kamu nggak bisa keluar rumah kalau begitu. Nanti mereka bisa melihat mu kalau kamu keluar rumah. Nanti kamu malah ditangkap sama mereka. " - Sulteng

" Iya juga.. Kau benar.. " Nesia menghela napasnya.

" Itu artinya kau nggak akan pergi ke sekolah besok kan? " Lampung bertanya kepada Nesia.

Nesia kembali mengangguk. Akan sangat bahaya baginya jika dia pergi sekolah besok. Resiko tertangkapnya bakal lebih tinggi dibanding disini.

" Jadi.. Kurasa aku akan tinggal sementara disini, nggak apa kan? " Nesia bertanya kepada mereka.

「 TR(US)T 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang