21

148 8 1
                                    

Paginya, Tobi bangun dengan misi yang baru. Ia harus menyelesaikan kasus Leony hari ini juga. Ia memasuki pekarangan Fakultas Etnomusikologi dan berkeliling mencari Nic atau gerombolannya.

Di belakang kantin, ia melihat Nic dan Caleb sedang ngobrol dengan santai. Darahnya mendidih melihat Nic tertawa seperti tidak merasa bersalah.

Dalam 2 langkah lebar, ia sampai di depan Nic dan melayangkan tinjunya tepat ke wajah laki-laki itu.

Nic rubuh seketika. Teman-teman Nic yang terkejut langsung memegangi lengan Tobi, menahannya untuk melancarkan serangan lebih lagi ke Nic.

"Apa maksud lu! Hah!" Caleb yang emosi temannya dipukul, mencengkram kerah kemeja Tobi. Wajahnya merah karena emosi, sedangkan Tobi menatapnya dengan dendam.

"Lepas!" perintah Tobi. Tapi teman-teman Caleb sama sekali gak bergeming.

Caleb tersenyum sinis, "Jawab sebelum gue meremukkan batang hidung lu!"

Tobi menghentakkan tangannya dengan kuat. Pegangan mereka terlepas. Alih-alih mundur, ia malah meringsek maju mencoba meraih Nic yang berdiri di belakang Caleb.

"Mau lu apa!" desak Caleb gak sabaran. Ia menahan pundaknya agar Tobi gak bisa menggapai Nic.

Tobi menatap tepat ke mata Caleb dengan pandangan berapi-api, "Tanya sama temenmu yang brengsek itu, dia apakan Leony!"

Mata Caleb bergetar, sepertinya ia cukup terkejut akan jawaban Tobi, ia melirik ke arah Nic, "Apa maksudnya, Nic?"

Nic kelabakan, "Itu antara gue sama pacar gue! Lu ga usah ikut campur!"

"Kau gak berhak mukulin dia sekalipun dia pacarmu!" suara Tobi membentak menggelegar sampai membuat Caleb melepaskan tangannya. Ia sudah mengerti kenapa Tobi sampai datang membabibuta seperti ini.

Caleb berbalik menatap Nic, "Benar yang dia bilang?"

"Ka-kami cuma bertengkar, Cal."

"Lu mukul Leony?"

"Gue gak maksud! Gue kalap!"

"Sialan lu!" Caleb sudah melayangkan kakinya untuk menendang Nic. Kalau saja Nic bukan temannya, kakinya pasti sudah mendarat di dada Nic. Namun ia menahan emosinya. Memukul Nic gak akan menyelesaikan masalah.

"Gu-gue janji akan bawa dia berobat!"

"Gak perlu!" Tobi maju mendekati Nic yang masih gemetaran, "Saya bisa nyembuhin dia. Kau jangan pernah lagi mendekat atau bicara dengan Leony!"

Nic mengangguk.

Memberi peringatan saja nampaknya sudah bisa jadi pelajaran bagi pengecut seperti Nic. Kalau saja ia berani mengulangi perbuatannya, Tobi akan mengejarnya sampai ke lubang neraka sekalipun. Tanpa pamit, Tobi berbalik dan melangkah pergi.

Caleb merasa sangat malu. Ia berlari mengejar Tobi, "Tunggu, Tobi! Hey, Bro!"

Caleb menghadang langkah Tobi dan Tobi hanya diam menantang mata Caleb. Api permusuhan masih tampak jelas di matanya.

"Gue minta maaf atas nama temen gue. Gue yang akan hajar dia."

"Terserah!" Tobi hendak melanjutkan langkahnya namun kembali dihadang oleh Caleb.

"Leony itu sahabat Melisa, dia temen gue juga. Gue juga sakit dengar dia dipukul sama Nic." Caleb memandang lurus ke mata Tobi, ia ingin Tobi mempercayai ketulusannya, "Luka Leony gak parah kan?"

"Kalian berdoa saja semoga dia gak kenapa-kenapa!" ancam Tobi.

"Ya, sekali lagi gue minta maaf."

MY GUARDIAN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang