"Tirta memenuhi netra berupa ungkapan nestapa perasaan yang lara, bak sembiluh menekan bilur yang makin parah. Sulit diungkap tapi sakit sungguh tertancap"
..
.
.
.
To describe about me, if you leave me. Hmm before you go.💌💌💌
Kau hanya mengetahui Aku dengan kecuekan serta ketidakpedulian yang kau lihat dari sudut pandangmu. Tanpa kau sadari, jauh dari dasar hatiku sangat mengkhawatirkanmu, saat kau hilang dari pandanganku.
Kepedulian seseorang kadang tidak selalu terlihat kepermukaan. Karena yang benar-benar peduli, biasanya akan merasa sulit untuk mengungkapkan kepeduliannya dan lebih memilih untuk diam. Tapi ia yang peduli akan bicara pada Tuhan lewat doa.
Layaknya Sang purnama yang bersinar dengan elegan di malam hari harus berganti dengan sang surya yang tidak bosan memberikan pancaran kehangatan kepada insan dunia. Sang purnama dan sang surya saling bekerjasama di tempat yang sama meskipun tidak bisa bersama.
Untuk kesekian kalinya, takdir selalu menjadi hakim yang menentukan akhir segalanya. Meskipun genggaman itu sangat erat, jika takdir ingin genggaman itu lepas. Maka hal itu akan lepas.
Pukul lima dini hari.
Alin berada di rumahnya sendirian karena Mamanya sedang keluar kota untuk bekerja selama dua hari. Alin tidak mempermasalahkan hal itu, karena ia sudah sering ditinggal oleh Mamanya. Bahkan dulu ia sering dititipkan di rumah Asep atau di rumah sepupunya.
Lina Erlinqha--Mamanya Alin, sudah mengabari bahwa ia akan pulang hari ini, kemungkinan akan sampai siang atau sorenya. Sejak mulai masuk kuliah Alin sudah ditinggal sendirian, tidak lagi dititipkan atau ditemani oleh temannya di rumah. Ia sudah terbiasa dengan keadaannya.
Tapi ... Sebuah suara ketukan yang berasal dari pintu depan membangunkan Alin. Ia tidur cepat karena kecapekan dengan urusan sore kemaren, maka dari itu Alin cukup mudah dibangunkan.
"Baru jam segini. Siapa yang datang? Atau jangan-jangan maling? Tapi ada yang aneh, kalo itu maling kok dia ketuk pintu dulu bukannya masuk aja gitu lewat jendela atau lewat apa kek. Eh tapi gue harus waspada siapa tau nih maling ada akhlak makanya ketik pintu dulu," Batin Alin.
"Gue harus ngapain? Aha! Gue harus ke dapur ngambil sapu sama kuali buat jadi tameng perlindungan, tapi kalo misalnya hantu gimana? Engga, gue ngga boleh takut" lanjut Alin menguatkan dirinya.
Alin langsung menuju dapurnya dengan cara mengendap-endap. Setelah kuali dijadikan tameng, panci dijadikan helm perlindungan, dan sapu sebagai senjatanya. Alin langsung menuju ke sumber suara tadi.
Ketukan itu. Masih sama. Tapi lama kelamaan suaranya semakin samar-samar dan masih belum hilang yang menandakan sang pengetuk masih di sana.
"Kalo itu maling gue udah siap senjata, tapi kalo itu hantu gimana? Bisa langsung pingsan Aku nih, Alin Lo itu strong woman walaupun Lo bukan Do Bong Son tapi Lo pasti bisa" batin Alin dengan keringat dingin karena ketakutan sudah membanjiri wajahnya.
1 2 3 Ceklek
Usai membuka pintu Alin tidak menyia-nyiakan waktu. Ia langsung menghajar orang yang ada di pintu. Alhamdulillah, masih orang walaupun belum diketahui tujuannya datang pagi yang masih subuh begini. Alin memukul orang tersebut sekuat tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIEN (ON GOING)
General Fiction"Kisah absurd Alien yang temani oleh Asep. Akankah kisah Absurd menjadi kisah romansa atau tragedi? " Ku pikir semuanya biasa saja, namun ternyata semuanya terbiasa. Terbiasa bersamamu dan selalu bersamamu -Alien Kisah seorang wanita yang merasa hid...