Seperti biasa, agenda makan siang bersama dengan Wonho. Namun karena kampus tampak sepi, akhirnya Hyungwon dapat bersantai dan memilih untuk duduk bersama dengan Wonho yang sedang melahap makanannya.
Sesekali menghembuskan nafas berat, Hyungwon menatap jendela kantin yang kini membuatnya tertarik.
Masalah IM sama sekali membuatnya tidak fokus menjalani hari, bahkan ia sering melamun dan melakukan berbagai kesalahan. Tangannya sudah banyak tambalan luka. Namun pikirannya masih penuh dengan masalah IM tentang ayahnya, bukan lukanya.
Wonho melihat Hyungwon sedikit berbeda dari biasanya, merasa heran. Ia yang sering diusik dan diajak banyak bicara. Kini mereka dalam keheningan. Walaupun Wonho menyukai keheningan tetapi suasana ini membuatnya canggung. Hyungwon yang sendari tadi bertumpu tangan melihat luar kantin, terusik ingin mempertanyakan apa yang sedang dipikirkan Hyungwon.
"Ehem!" Wonho berdeham berat, karena ia belum menyelesaikan makannya, Hyungwon masih belum bergeming. Namun dibalas hembus nafas berat.
"EHEM!" Wonho kembali dengan dehaman keras, tanpa merubah posisi Hyungwon membalas, "Ada apa?"
"Em, aku ingin, kau ambilkan aku minum!" Melihat gelagat Wonho yang gelisah, Hyungwon melirik Wonho dan melihat kaleng minuman belum terbuka berada di depan mereka.
"Masih kurang?" Mendengar balasan Hyungwon yang seperti itu, Wonho mengatupkan mulutnya. Seperti diperintahkan diam. Hyungwon menatap Wonho, dan tak lama anggukan cepat dan kaku Wonho membuat Hyungwon beranjak dari kursi dan berniat mengambil air untuk Wonho.
Aura yang dipaparkan Hyungwon membuat Wonho sedikit menurunkan nyalinya.
"Lain kali bilang yang benar, oke?" Hyungwon meletakkan gelas air di meja dan kembali memposisikan duduk diseberang Wonho. Kali ini mereka saling bertatap muka.
Hyungwon sangat ingin mengetahui apa yang menyebabkan IM separah itu terakhir kali. Mengingat sepertinya Wonho dan IM memiliki hubungan masa lalu, ia penasaran dan ingin membicarakan ini dengan Wonho. Namun Hyungwon berpikir bahwa mereka bertemu juga sangat membuat bulu kuduk merinding. Mereka melempar tatapan bengis dan seperti ingin bertarung saat itu juga. Mengerikan.
Akhirnya ia mengubur dalam pertanyaan itu kepada Wonho melihat ia sudah kembali lahap dengan makanannya.
Dalam beberapa menit, Wonho mengeluarkan suara setelah menyelesaikan makan dan minumnya.
"Kau ada waktu malam ini?" Wonho berbicara selagi menaruh gelas di meja.
"Em, oh. Tidak, ada apa?" Hyungwon berusaha fokus pada dunia nyata, menatap lawan bicaanya.
"Tunggu aku jam 7, di Gedung B. Kita bicarakan kesepakatan kita." Ujar Wonho dengan tatapan serius.
"Apa kau mau negosiasi denganku lagi? Apa aku melakukan kesalahan padamu?" Nada Hyungwon sedikit meninggi, dipikirannya bahwa Wonho akan mengerjainya lagi. Seolah tak terima, ia sudah ancang-ancang untuk melakukan penolakan.
Sadar akan reaksi Hyungwon, Wonho menggelengkan kepala dengan ekspresi sulit dibaca Hyungwon.
"Dengarkan dan lakukan saja. Tunggu aku nanti, jika tidak datang akan ada konsekuensi!" Setelah Wonho mengatakan itu, kemudian berlalu pergi keluar dari Kantin dan menuju Gedung B.
Hyungwon yang melongo sambil mengerutkan kening melihat kepergian Wonho yang sudah menjauh, dan menyesal sudah menuruti semua perkataan Wonho.
"Tahan dan tunggu kau, Wonho!"
Tanpa disadari Hyungwon,ia sudah mengeluarkan sedikit desisan dan kepalan tangan yan begitu erat.
Hyungwon sudah menunggu Wonho sekitar setengah jam, ditemani oleh nyamuk yang mengusik telinga Hyungwon. Dan tak henti berdecak kesal dan mengibaskan tangan seraya mengusik binatang kecil itu.
Bahkan Hyungwon sudah berpamitan dengan Bibi Su, membantu membereskan kedai, membersihkan dan mengantarkan ke halte bus terdekat. Namun nihil, Wonho pun belum kelihatan batang hidungnya.
Di luar Gedung B, terlihat satu persatu lantai mulai gelap dan hanya beberapa lantai yang masih menyala.
Hyungwon berusaha untuk terus berusaha menahan diri, dengan terus mengirimi chat pesan dan telepon Wonho untuk mendapatkan penjelasan, apa maksud dari ini semua. Namun tak stu pun, Wonho menanggapinya.
Hyungwon bukan orang yang suka dengan kesabaran, menunggu dan sebagainya. Maka ia sudah merencanakan bahwa jika 10 menit dari sekarang Wonho tak juga menemuinya, ia akan pulang ke flatnya. Mengingat ia tak bersama IM yang mengantarnya pulang dan juga jadwal bus malam terakhir yang sebentar lagi akan datang.
Ia sudah siap dengan konsekuensi, persetan dengan itu!
Walaupun ia memang sedikit khawatir dengan konsekuensi yang diberikan Wonho, dan bahkan ia mengalarm jam 6:45 agar dia tidak terlambat. Ia kesal jika menyangkut Wonho tetapi tida bisa dipungkiri bahwa ia takut akan konsekuensinya.Tetapi otaknya sudah pening, dan juga ia sudah lelah untuk hari ini. Ia sangat ingin bertemu dengan kasur di flat-nya, berbaring ria. Hyungwon menghembuskan nafas berat.
Malam semakin dingin, Hyungwon sudah sering menguap dan menggosok bagian tubuhnya agar lebih hangat. Berencana untuk membeli segelas latte di mesin minuman disekitar, namun seseorang sudah menepuk pundaknya dari belakang.
Hyungwon sedikit terlonjak, dan ingin mengumpat kepada orang tersebut. Namun suara berat membuat ia sedikit merinding.
"Ayo, waktunya kita dating."
Seluruh tubuh dan otaknya membeku.
====
TBC===
Hai guys, aku balik nih, huhu.😭
Hei, ada orangggg? heheheheYa ampun, sekian purnama. Lupa kalau punya tanggung jawab sama cerita ini.
Guys, ingetin aku aja yaa. Aku lupa, udah kaya mendarah daging😭
Mungkin dengan kalian ngingetin aku biar makin semangat, makin seneng dan akhirnya lancar ngetiknya, huehehehe.Sekarang aku punya kesibukan, super duper gabisa bagi waktu untuk ini. Pikiranku masih penuh untuk kesibukan itu, miann🙇♀️
Et, tapi bukan berarti aku gamau nyelesain ini yaa❤
Semoga kalian suka ya, dan masih ada kejutan lainnya di chapter depannn~
See U againn~
=====
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain America
FanficHyungwon penggemar berat hero Captain Amerika. Secara tak sengaja ia memiliki masalah dengan seseorang karena kecerobohan dirinya. Wonho, yang memiliki tubuh mirip seperti Captain Amerika. Masalah seperti apa?