me

17 2 1
                                    

.
.
.
.
.
Selamat membaca
.
.
.
.
.

Zee berhenti melangkah tepat di depan seorang lelaki yang tengah menunggu nya di depan sebuah caffee

"apa kau menunggu lama?" tatap nya

Derren yang sedikit tersentak kaget karena kedatangan zee yang sangat tiba - tiba itu spontan dia sedikit mundur dan melotot "astagaa.. Kau membuat ku kaget"

"Tidak lama hanya beberapa detik saja" jawab lelaki yang bisa di bilang jauh lebih tinggi dari gadis yang berada di depan nya itu

"jangan berbohong , maaf aku tadi sedang menunggu taksi sangat lama jadi aku naik bus , dan jadi nya memutar dua kali"
Keluh nya sembari menatap ke arah lain

"Tidak apa aku juga tidak terlalu terburu - buru"
Derren merangkul bahu zee dan menatap nya dari samping

"ayo temankan aku berbelanja sekalian kita jalan - jalan , sudah lama aku tidak pergi keluar bersamamu"

Zee hanya mengangguk , dia melangkah dan berjalan dengan santai begitu juga dengan derren yang masih setia merangkul bahu zee yang lebih pendek dari nya

"kau sibuk aku tidak mau mengganggu , kau sudah menjadi mahasiswa pasti tugas mu begitu banyak"
Gadis mungil itu menghela nafas kasar

Darren yang melihat nya hanya tertawa kecil dan mencubit hidung zee yang bisa di bilang mancung "haha kau sangat lucu tidak pernah berubah walaupun kita sudah sangat jarang berkomunikasi tetapi sifat bocah mu masih sama seperti dulu"

Zee yang mendengar nya seketika langsung berhenti melangkah dan menatap derren dengan keadaan dahi nya sudah mengerut
"apa kata mu?! , aku sudah besar ya aku bukan bocah lagi" zee mencubit perut derren karena kesal melihat derren yang tertawa sangat nyaring , sampai rasanya gendang telinga zee ingin pecah

"aww , ampunn ya maaf aku hanya merindukan sifat bocah mu" derren mengelus elus perut nya sendiri karena cubitan maut dari gadis imut di depannya itu

Zee memicingkan mata nya dan kembali berjalan , dia kesal tapi kekesalan nya itu hanya sebentar tidak akan pernah bertahan lama apa lagi kalau dia sudah di bujuk dan di belikan Barang barang kesukaannya seperti gitar , kalau itu bisa di bicarakan baik baik . Derren sedang menahan tawanya agar tidak di cubit oleh zee lagi , dia berjalan menyusul zee dengan tangan yang masih memegang perut nya sendiri

"kau kejam sekali , tapi tidak apa aku juga rindu dengan cubitan maut mu"

"kau suka sekali membuat emosi ku naik , kesal sekali"

Zee melipat kedua tangan nya di depan dada sambil berjalan beriringan dengan derren disamping nya

"ya kalau aku tidak sering mebuat emosi mu naik berarti itu bukan diri ku yang sebenarnya bocah , kau sangat lucu ketika emosi seperti anjing kecil" ucap derren sambil merangkul bahu zee kembali

"kau menyamai ku dengan seekor anjing , ya jelas berbeda dia hewan dan aku manusia , gombalan mu sangat tidak berkelas"
Jawab zee sesekali menatap derren dengan mata tajam nya

"ya bukan begitu..."

"ah sudahlah kau sangat banyak mengoceh"
Potong zee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

myself , me and i Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang