Warning! : typo bertebaran
•
•
•
•
•
•
•
╔══════════════╗Start
╚══════════════╝
••
•
•
•
•
•
(Y/N) POV
Setelah pemainan pertama selesai kami berlima memutuskan untuk mencari tempat untuk mengisi energi dan beristirahat. Dan luka yang Chota alami membutnya tidak bisa berjalan untuk sementara. Dan pagi ini aku dan Arisu memutuska untuk berkeliling mencari sesuatu atau lebih tepatnya membantunya mencari petunjuk. Semetara Karube dan Shibuki pergi mencari petunjuk juga.
Aku menatap sekitar, kota besar yang begitu sepi tanpa penghuni memangah sangat aneh. "aku heran kenapa kau tidak mau pergi bersama Shibuki?" Tanya Arisu sambil mengecek beberapa pakaian. Ya, saat ini kami sedng berada ditoko pakaian untu mengganti baju yang bau keringat kemarin.
"dia menyebalkan." Jawabku singkat sambil mengabil setelan baju casual yang nyaman untukku. "yaa, aku tiak heran jika kau akan menjawab seperti itu." Balasnya. Dan suasana kembali hening dengan kegiatan yang kita lakukan masing-masing. "siapa namamu?" gerakan tanganku terhenti saat akan mengambil sebuah cardingan. "panggil saja (Y/n)" jawabku sambil mengambil masker yang ada di etalase.
"nama yang indah, aku Ryohei Arisu." Suaranya terdengar mendekat, dan benar saat aku berbalik. Arisu sudah berada dibelakangku dan membuatku terkejut. "a-ah maaf membuatmu terejut." Tukasnya samba tersenyum canggung. "tidak masalah, kau sudah selesai memilih? Aku akan ganti baju dulu." Pelahan melepas jaket yang sebelumya ku pakai dengan topi juga maskerku.
Arisu terdiam menatapku dengan tatapan tekejut dan tatapan yang sulit diartikan. "kau kenapa?" Tanyaku yang merasa bingung saat ditatap olehnya. Arisu nampak tersadar lalu mengalihkan pandangannya kearah lain. "t-tidak, bukan apa-apa. Hanya saranku, kau cocok saja jika tidak menggunakan masker." Tukasnya yang membuatku tersadar dengan maksud tatapannya tadi.
"begitukah, kalau begitu aku aka ganti baju dulu." Aku kembali berbaik dan menuju keruan ganti. Jujur aku merasa sedikit malu saat Arisu berkaa seperti tadi. Kembali ku gelengkan kepalaku. Tidak, aku tida boleh berharap saat berada disini.
Selain menyelesaikan permainan, aku juga harus mencari tau cara agar aku bisa kelua dari sini. Ya, kali ini aku mmeutuskan untuk melepas maskerku, disini aman dibanding dunia asliku yang penuh dengan virus. Tapi ya, aku merindukan dunia asliku juga.
Setelah kami berdua selesai dari toko pakaian, kami kembali berkililing. Aku melihat beberapa toko yang ditinggalan begitu saja, mengintipnya sedikit dan mengambil beberapa camilan yang belum kadaluarsa. Menoleh kearah Arisu dan mendapati dia tengah mengecek beberapa mobil, apa masih bisa digunakan atau tidak.
"apa yang kau lakukan?" membua salah satu camilan yang ku bawa dan menghampiri Arisu yang tengah mengecek mobil ketiganya. Helaan nafas frustasi terdengar setelah dia tidak berhasil menyalakan mobil tersebut. "aku mencoba mengecek mobil-mobil disini, siapa tahu masih ada yang bisa digunakan." Jawab Arisu yang bersandar pada kursi pengemudi. "begitu ya, dan tidak ada yang bisa menyala?" menatap Arisu seraya mengambil camilan dan memakannya.
Aku kembali terdiam sat Arisu telihat seperti mencium sesuatu, dan benar saja yang dia temukan satu plastik sayuran dan buah busuk. "euh- itu menjijikan." Ujarku yang sedikit menjauh dari sana karena aromanya hampir tercium. Arisu pun juga segera keluar dan menutup pintu mobil itu, kemudian menoleh padaku. "sejak kapan kau makan camilan itu?" tanyanya yang menatapku heran. "ah ini, aku mengambilnya dari toko seberang." Ku tunjuk toko tempat aku mengambil camilan ini.
"sebaiknya kita kembali dan memberitahu pada yang lain bahwa tidak ada petunjuk yang kita temukan, dan aku juga mulai sedikit lapar." Katanya sambil berjalan mendekatiku. " kau mau?" ku tawarkan camilan yang sedang kumakan, dan Arisu hanya menggeleng kecil. Aku tidak suka sesautu yang terlalu manis seperti itu. "begitu, baiklah."
NORMAL POV
Setelahnya (Y/n) dan Arisu kembali ke mall kecil yang tidak jauh dari gedung permaian pertama mereka. "bagaimana?" Tanya Arisu pada lainnya. "buruk. Tidak ada petunjuk." Balas Shibuki setelah berkeliling bersama Karube. "pokoknya, mari kumpulkan apapun yang bisa digunakan." Tukas Karube yang disetujui oleh semuanya. Awalnya mereka kecuali Arisu terkejut dengan (Y/n) yang menunjukan wajahnya, bahkan Karube dan Chota sempat sedikit tersipu meihat wajah (Y/n). chota hanya berkata, "kau manis (Y/n)"
Setelahnya Karube dan Shibuki kembali pergi menuju tempat peralatan masak dan bahan, sementara (Y/n), Arisu, dan Chota beristirahat di bagian interior dan furniture. Sebenarnya (Y/n) ditawari oleh Karube dan Shibuki untuk ikur dengan mereka, namun lagi-lagi (Y/n) menolak dengan alasan lelah berkeliling tadi, walau sebenarnya Arisu tahu alasan yang sebenarnya dan membiarkannya.
"sudah kuduga, percuma." Tukas Chota sambil menatap beberapa barang elektrik yang diambilkan oleh Karube tadi. "semua cip IC telah dihancurkan. Kamera video, jam digital, dan semua yang beroperasi melalui papan sirkuit elektronik tidak berfungsi." Lanjutnnya sambil menjelaskan apa yang didapatnya setelah mengecek barang-barang itu. "tapi, benda seperti ini masih tetap befungsi, ya?" Chota menatap heran pada radio yang dipegangnya.
(Y/n) dan Arisu memprhatikan penjelasan Chota. "karena itu menggunakan batrai kan?" kata (Y/n) yang duduk disamping Arisu. "mungkin juga karena tidak dipasang cip IC seperti barang elektronik lainnya." (Y/n) mengangguk setuju dengan ucapan Chota. "apa maksudnya?" tukas Arisu tiba-tiba yang berhasil membuat (Y/n) spontan tertawa kecil. "kukira kau tau, Karube perna berkata kau jago dalam game kan seharusnya kau paham dengan itu." Kata (Y/n) sambil terkekeh kecil. "hei, hal seperti itu tidk dpelajari dari game, bodoh. Dan lagi aku tidak sejago yang kau bilang." Sanggah Arisu yang tanpa (Y/n) sadari sedikit tersipu melihat wajahnya yang tersenyum.
Chota hanya ikut terkekeh pelan melihat tingkah (Y/n) dan Arisu. "Mungkin, itu serangan denyut elektromagnetik." Jawab Chota yang kembali membuat (Y/n) dan Arisu menatapnya seirus. "Aku pernah membacanya di internet, saat ditembakkan ke stratosfer, itu senjata yang bisa menghancurkan elektromagnetik diseluruh kota." Sambungnya yang membuat Arisu sedikit tidak menyangka. "Sungguh?" Tanyanya untuk memastikan. Dan Chota hanya mengangguk sebagai jawaban.
Tatapan Arisu kembali menatap kearah ponsel yang dipegangnya. "Lalu kenapa ini masih berfungsi?" Arisu menoleh kearah Chota dengan tatapan tanyanya. "Entahlah." Chota mengangkat kecil bahunya.
"Ini hanya dugaan mu, tapi aku juga tidak yakin apa yang kukatakan ini benar atau tidak." Tukas (Y/n) yang membuat Arisu dan Chota menoleh dengan tatapan bertanya-tanya. "Apa itu?" Arisu menatap (Y/n) dengan lekatnya.
"Aku tidak yakin ini benar, tapi sepertinya ponsel itu-"
•
•
•
•
•
•
•
═════════ To be continue ═════════
Boom~ double Up
Ehehehe~
Happy reading
(~‾▿‾)~
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice in Borderland X Reader
Fanfiction(y/n) seorang gadis remaja berusia 19 tahun yang tiba-tiba terseret masuk kedalam film yang terakhir kali ditontonnya. terjebak dalam film bertahan hidup dan mengharuskannya mengikuti apapun yang terjadi tanpa mengubah jalan cerita film tersebut. #1...