Bertukar tubuh

47 7 1
                                    

Ada dua hal yang paling di benci Ardi. Yang pertama, belajar matematika, dan yang kedua, di banding-bandingkan dengan Sirli anak terpintar di kelasnya, sekaligus terpintar di sekolahnya. Namun pagi ini guru yang masuk di dalam kelasnya adalah guru matematika, di tambah lagi guru itu membanding-bandingkan Ardi dan Sirli.

"Ardi! Nilai kamu kok kayak gini." Ujar guru tersebut sembari mengangkat sebuah kertas ulangan dengan nilai nol tertulis dengan tinta merah

"Ya... itu karna bapak isinya nol, coba bapak isinya 100, ya hasilnya juga pasti 100 kan pak." Balas Ardi dengan wajah yang tampak biasa-biasa saja, seolah baginya nilai seperti itu sudah menjadi makanan sehari-harinya

"Ni anak, kamu enggak pikirin masa depan kamu kedepannya gimana?" tanya guru itu dengan nada bicara tinggi

"Masa depan saya itu uda ada yang ngatur pak, dan masa depan saya bukan di buat dengan nilai-nilai yang tertera di kertas seperti itu," jawabnya lagi dengan songong

"Kamu itu ya, susah amat di bilangi," ketus guru matematika tersebut

Ardi tidak mengindahkan ocehan dari guru matematikanya tersebut, dia malah mengalihkan bidikan matanya mengarah keluar kelas dan menatapnya dengan intens

"Hey... kamu dengar apa yang bapak bilang?" seru guru tersebut

"Iya," sahut Ardi tetapi cross fire matanya masih mengarah ke arah luar kelas

"Coba kamu tiru si Sirli, dia itu pintar, berprestasi, dan_."

"Rajin," potong Ardi

"Nah... itu tahu."

"Ngomong-ngomong soal rajin bapak lupa ada berkas yang tertinggal di ruangan bapak," ucap guru itu, "Sirli...!"

"Iya pak." Sirli langsung mengangkat bokongnya dari kursi dan mendekat pada guru yang memanggilnya tadi

"Tolong ambilkan berkas bapak di ruang guru ya!" suruh guru itu

"Baik pak," ujar Sirli

Sirli berjalan keluar dari dalam kelasnya, ketika Sirli sudah mulai menghilang dari pintu, Ardi berencana berbuat usil padanya karna Ardi muak harus di banding-bandingkan terus dengan Sirli, Ardi berusaha membuat sugesti agar guru matematikanya mau mengizinkannya untuk keluar

"Aku harus cari cara, agar aku bisa keluar dari kurungan ilmu ini, dan pergi menjahili si anak terpintar itu," cakap Ardi dalam hatinya, "ah... aku tahu, aku pura-pura ke WC aja."

"Kenapa kamu! Cengar-cengir sendiri kayal gitu?" tanya guru matematikanya

Ardi langsung merubah wajah cengar-cengirnya dengan ekspresi aneh seakan-akan dia sedang menahan rasa buang air

"A... pak saya sudah tidak tahan lagi, ini sudah di ujung-ujung, bisakah saya pergi ke kamar kecil?" tanya Ardi dengan wajah lebai

"Silakan, tapi hanya 10menit saja." Cetus guru tersebut sembari melihat ke arah jam tangannya yang berwarna hitam

"Baik pak, terima kasih pak." Kata Ardi sambil berlari keluar dari kelas dengan tangan kirinya memegang kemaluannya sendiri

"Ah... akhirnya aku keluar dari sangkar emas, dan kini saatnya untuk misiku," gumam Ardi dengan senyuman tipis di bibirnya

Ardi mengejar Sirli yang sudah berada di tangga menuju ke lantai 3. Sekolah mereka terdiri dari tiga lantai, lantai satu tempat kelas 10 A, B, C, dan D di tambah lagi dengan kantin dan WC berada. Sedangkan lantai dua di isi oleh kelas 11 A, B, C, D, koperasi dan perpustakaan. Terakhir lantai tiga di isi kelas 12 A, B, C, D, ruang guru, dan beberapa lab.

Back to the topic

"He bocah sok pintar!" teriak Ardi

Sirli berbalik dan melihat Ardi yang berada di bawahnya. "Ada apa?"

Tetapi Ardi tidak menjawab dan berjalan maju menuju Sirli, ketika ardi berada sejajar dengan Sirli, dia menyenggol Sirli dan kemudian berjalan melewatinya, namun ketika Ardi hampir menapakkan kakinya pada anak tangga terakhir, kakinya malah terpeleset

"Ah... tidak jika aku jatuh, maka aku akan menindis gadis sok pintar itu, karna dia berada tepat di belakangku," tutur Ardi

Ardi pun terjatuh ke arah Sirli, Sirli tidak dapat mengelak karna Ardi berada sangat dekat dengannya, akhirnya mereka berdua terjatuh di tangga dan tak sadarkan diri, beruntung ada seorang guru melalui jalan tersebut dan menemukan mereka berdua tak sadarkan diri di dasar tangga, guru tersebut membawa mereka berdua ke dalam UKS.

***

"Di mana aku? Apa ini surga? Tapi tidak mungkin pendosa sepertiku bisa masuk di surga," Ujar Ardi sambil mengangkat tangannya dan memperhatikan jari jemarinya. "Eh... jari-jariku kenapa sekecil ini? Apa yang_."

Ardi mengarahkan pandangan matanya ke arah dadanya dan menemukan bahwa dadanya tumbuh layaknya dada wanita

"Apa, Apa ini?" tanyanya heran, "ah... jangan-jangan!" Mata Ardi melotot dan perlahan-lahan dia memegang kemaluannya

"Wa...!" teriak Ardi, "punyaku, punyaku hilang."

Dengan panik Ardi berlari menuju cermin dan menemukan bahwa dia berada di tubuh Sirli

"Tidak...!" teriaknya dengan lantang, "kenapa ini bisa terjadi, aku harus mencari Sirli sebelum dia memegang punyaku."

***

Sementara itu Sirli sedang berada di dalam kelas dia sadar lebih dulu dari Ardi

"Ardi kamu tidak salah makan kan?" tanya teman sekelasnya Riu

"Ha... aku memang seperti ini," ujar Sirli yang berada di tubuh Ardi

"Kau belajar, benar-benar belajar, ini sebuah keajaiban Ilahi," ledek Riu

"A, Riu, aku ingin buang air kecil, bisakah aku menggunakan WC pria?"

"He, memangnya selama ini kamu buang air di WC wanita?" tanya Riu dengan heran

"Em, tidak, lupakan saja apa yang barusan aku katakan." Kata Sirli yang berada di dalam tubuh Ardi, sembari berdiri kemudian berlari menuju WC

***

Di dalam WC, Sirli untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia membuang air kecil dengan posisi berdiri

"Em... benda aneh apa yang berbentuk seperti mentimun ini, dan ada dua biji di dalamnya, eh... sakit kalau aku sentil."

"O... jadi kayak gini rasanya jadi cowok, kalau mau pipis tinggal nurunin resliting."

Saat Sirli sedan buang air, tiba-tiba ada yang mengetuk-ngetuk pintu WC

Tok... tok.. tok...

"Sebentar!" Teriak Sirli ari balik pintu WC

Ketika sudah selesai buang air kecil, Sirli keluar dari WC dan menemukan tubuhnya sedang berdiri di hadapannya

"Ha...."

"Sit... jangan teriak soalnya kalau kamu teriak ada yang lihat aku di dalam WC cowok apa kata mereka." Ujar Ardi sembari menutup mulut Sirli yang berada di tubuhnya

Setelah ardi melepaskan tangannya dari mulut Sirli dia menarik tangan Sirli yang berada di dalam tubuhnya untuk segera keluar dari dalam WC, namun baru hendak keluar tiba-tiba mereka di ciduk oleh guru matematika yang sedang mencari Ardi karna membohonginya tadi

"Sedang apa kalian berdua berasa dia WC!" teriak guru itu, "apa Sirli kamu ngapain di dalam WC cowok."

"Kalian berdua ikut bapak ke ruang guru."

Hug and swap. 'Bertukar Tubuh Dengan Sebuah Pelukan'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang