Kaca jendela sudah ditutup rapat, tapi suara hujan dan hawa dingin tetap masuk memenuhi kamar. Park Sunghoon sengaja mematikan lampu utama, membiarkan lampu tidurnya menyala tipis, membayang setiap tetesan hujan yang terlihat dari kaca.
Sunghoon membiarkan Jake menempel padanya seperti bayi koala. Itu sedikit terasa berat, tapi betul-betul hangat. Kadang-kadang Jake mengeratkan pelukannya, menyembunyikan wajahnya semakin dalam di dada Sunghoon ketika angin dingin bertiup sekali-sekali melalui ventilasi kamar. Sunghoon tidak bisa tidak mencium kepalanya. Kadang-kadang Sunghoon lupa Jake itu seumuran dengannya. Dia terlalu menggemaskan.
Sunghoon tidak sadar sudah menciumi pacarnya itu terlalu banyak. Jake itu mudah sekali kegelian. Itu lucu bahwa dia langsung bergerak gelisah ketika Sunghoon mulai mengecupi daun telinganya. Jake mendorong bahu Sunghoon sambil merengek kecil, tapi penolakan itu membuat Sunghoon justru semakin tertantang untuk menjahilinya. Dia mendekat, menyudutkan Jake ke sudut kepala ranjang, lalu mulai mengecupi leher pasangannya.
Sunghoon tertawa jahil di sela-sela gumaman gelisah Jake yang kegelian. Jake ingin sekali menampar wajah Sunghoon, tapi senyumannya terlalu manis memabukkan. Pada akhirnya dia hanya diam, menggigit bibirnya sambil meremas sweater Sunghoon kuat-kuat karena menahan rasa geli. Tentu saja, Sunghoon semakin merasa gemas dibuatnya.
Jake memakai hoodie superbesar yang membuat Sunghoon bisa memasukkan kepalanya ke dalam hoodie Jake dengan mudah. Jake memekik kaget ketika Sunghoon mulai menciumi perutnya gemas.
Jake merengek lebih keras karena itu terasa benar-benar geli, juga membuat wajahnya panas, dan jantungnya berdegup terlalu kencang. Hampir secara refleks, kepala Sunghoon dipukulnya kuat. Sunghoon mengaduh nyeri, tapi sesaat sebelum dia sempat protes, Jake menyemprotnya duluan,
“Ng-ngapain?!”
Sunghoon diam. Mengedip-ngedipkan matanya seperti anak polos. Jake menatapnya horor sambil menyilangkan tangan menutupi tubuhnya sendiri. Sunghoon, seperti baru sadar dari kesurupan, langsung merasakan wajahnya memanas dengan kentara.
“Ah ... maaf,” gumamnya nyaris seperti tanpa sadar. “Makanya kamu jangan terlalu gemesin begitu.”
Jake menatapnya bingung, karena dia merasa apapun yang baru saja dia lakukan itu sama sekali tidak menggemaskan. Sunghoon sepertinya tidak mau ambil pusing lebih banyak. Dia mengecup kepala Jake satu kali lagi, lalu memeluknya lagi, berbaring menyamankan diri di atas ranjang. Melihat Sunghoon memejamkan matanya, Jake tersenyum tipis. Dia ikut menyamankan diri, lalu mengeratkan pelukannya mencari kehangatan.
.
.
.
.
.
haloo
book ini bakalan berisi kumpulan oneshot sungjake. mungkin apdetnya gak akan rutin, tapi semoga aku banyak ide supaya bisa apdet sering whehehe~btw bagian satu ini udah pernah aku post di twiter, jadi mungkin ada yg pernah baca sebelumnya?
makasih udah mampir yaaa ♡
sampai jumpa di bagian berikutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
sendok merah jambu. [sungjake]
Fanfictionkumpulan oneshot sungjake. dom sunghoon, soft jake.