6. anter pulang

10 2 0
                                    

"Baik anak-anak sekian pelajaran dari Ibu, sampai jumpa minggu depan," ucap Bu Keti guru B.indonesia yang terkenal dengan aura mencekamnya itu sambil membereskan buku-bukunya

Saras akhirnya bisa betnafas lega saat melihat Bu Keti mulai bejalan keluar dan sudah tak terlihat lagi, sendari tadi sebenarnya ia sudah sangat susah payah menahan matanya yang tersa berat untuk tidak terpejam dan syukurnya berhasil

Saras menelungkupkan kelapanya diatas meja, di jam pertama Ia bisa saja tidur tadi tapi sumuanya gagal saat lelaki barbar itu datang mengusik ketenangan Saras. Tapi, emang ini salahnya juga sih yang meminta cowo itu untuk membawakan bekal untuknya

Bip... Bip...
Saras menggeram kesal saat lagi-lagi tidurnya terganggu, dengan kesal saras mengambil henphonnya yang bergetar didepannya

Dengab malas dan tanpa melihat nama siapa yang tertera Saras langsung mengakat telfonnya, "Halo!"

"Eh, buset jutek amat Pak haji," ucap orang di sebrang sana

Saras mengerutkan dahinya, sebenarnya ia sudah menduga dari panggilan Pak haji kalo yang menelfonnya adalah si pentol korek tapi karna memastikan Saraspun mengecek layarnya

Benar saja nama yang tertera di layarnya adalah Abang Gay

Saras menempelkan hendfonnnya kembali di telingan, "Kenapa nelfon-nalfon? Kangen?!" ketus Saras

"Iya adekku cayang Abang Saipmu kangen," ucap Saif dengan nada sok imut

Saras mergidik ngeri,"jijik,"

Mendengar itu Saif malah terbahak terbahak

Namoak Saras memutar bola matanya merasa jengah dengan sifat kakaknya itu, "udah ah, kenap telfon?"

Saif menghentikan tawanya"ini loh de, gue cuman mau kasih tau, mama sama papa bakal bergi ke bali buat hadirin universary pernikahn temennya dan bi nul lagi izin karna anaknya sakit. Rumah ga ada orang jadi habis pulang sekolah lo jangan kemana-mana langsung pulang aja iya adek koeh seyeng," jelas Saif dengan nase selembut yang ia bisa agar adiknya menurut

"Emang kenapa ga lo sama Bang Aufa aja yang jaga rumah?!" ucap Saras tak terima, ia merasa itu tak adil

Disana Saif menarik nafas pelan, "Abang sama Aufa mau tanding basket jadi kita pulang telat. Habis pulang sekolah pokoknya lo harus langsung pulang jaga rumah titik," ucap Saif lali mengakhiri panggilan dengan sepihak

Saras merenggut marah,"Halo, Bang? Bangkee?" ia menggeram dan mencoba menghubungi Abangnya lagi tapi hanya suara oprato yang keliar

Maaf pulsan anda tidak cu-- Saras langsung meng klik tombol merah dan mematikan layarnya

Arrgghh, dasar Bangke batis Saras geram

Padahal Saras sudah berencana untuk ketoko buku membeli novel bast seller incarannya tapi gagal karna harus cepat pulang

________________

Triingg...Triiinngg...
Terdengar siara bel tanda pulang berbunyi

"Baik anak-anak sampai disini dulu pelajaran kita hadi ini. Jangan lupa untuk mengerjakan soal PG halaman 35," ucap pak imam guru mala pelajaran ekonomi dan di jawab serentak oleh anak-anak kelas XI MIA 2

Saras menghembuskan nafas lelah dan mulai pemasukkan peralatan tulisnya kedalam tas

Setelah selesai Saras berjalan keluar bersamaan dengan anak-anak yang ada di belakang, Ia mengambil ponselnya dan langsung mencari kontak Gian, ingin meminta di atar pulang, toh kenapa tidak Gian sekarang mejadi babunya dan sekarang kakaknya tak bisa menjemput karna sedang tanding

Saras langsung memencet kontak nama 'Cowo Barbar' dan mengiriminya pesan

To: Cowo Barbar
Anter g plng.

Tak lama pesan Saraspun di balas

From: Cowo Barbar
Males.

To: Cowo Barbar
Cpt.

Lumayan lama pesannya tak dibalas Saras kira Gian tidak akan membalasnya namun sebuah pesan tiba-tiba masuk

From: Cowo Barbar
Gue di parkiran.

Tanpa membalas pesan Gian, Saras langsung cabut ke parkiran.

Di parkiran Gian sedang menaiki motor ninja warna hitamnya dengan mulut yang selalu ngedumel karna kesal. Tadinya ia ingin langsung pulang kerumah ngistirahatkan badannya karna yang terads sangan lelah setelah meladeni para fansnya yang mengajaknya berfoto bersama namun Cewe itu menunda niatnya

Begitulah Gian, bukan karna pelajaran yang menumpuk yang buat dirinya lelah, bahkan ia tak memikirkan semua itu saat pelajaran dimulai saja Gian langsung ancang-ancang untuk tidur nyenyak di temlat duduknya sebelah bojok paling belakang

Gian mendengus kasar saat Saras tak kunjung datang, "Mana sih Es gelondong, tari tadi ga dateng-dateng emang ga cape apa nunggu-nunggu, dasar Es gelondong lelet, lambar, sebenernya dia Es gelondong atau kura-kura sih lama amat," oceh gian karna kesal menunggu

"Kenapa?" ucap sebuah suara

Gian mengalihkan pandangannya, benar saja di belakangnya sudah ada Saras yang berdiri menatapnya datar juga tangan yang sidakep didepan dadanya

Gian nyengir, "E-Eh, Saras gu-gue tadi..." Gian terbata

Saras mengerutkan dahinya heran namun kerutan itu bagi Gian terlihat seperti Saras yang sedang merenggut padanya

"Apa?" tanya Saras

Nyali Gian makin menciut ia takut Saras mengatakan yang tidak-tidak pada anak-anak SMA Gapura Bangsa terutama pada para fensnya, hatinya berdebar saat melihat wajah Saras semakin garang baginya. Ia merasa Saras itu sudah seperti nenek lampir

Gian langsung turun dari motor ninjanya dan memasang tampang pupy eyes nya juga menangkupkan kedua tangannya, "Sa-Saras gu-gue minta maaf tadi gue khilaf ngatain lu Es glondong, gue ga maksud gitu sumpah, lo cantik kok cewe cantik sedunian," rasanya Gian ingin muntah saat mengatakan gadis depannya itu adalah cewe cantik sedunia

"Gue janji ga bakan ulangin lagi, so, pliss jangan ngomong yang ngga-ngga tentang gue sama anak-anak,"

_______________________________
Makasih udah baca part ini my babeh kohh😂😘

[Akan di revisi saat sudah and]

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang