Jisoo mencintai sebuah bayangan, terdengar gila bukan? Ya, dan hal itu sudah terjadi selama enam bulan berturut-turut. Ia berdampingan dengan bayangan itu seperti sepasang kekasih. Hanya bayangan, tak ada tubuh menjulang di atasnya.
Mungkin bagi sebagian orang beranggapan menyeramkan, tapi bagi Jisoo tidak. Gadis itu jatuh cinta dengan siluet menakjubkan sejak pertama kali melihatnya. Anehnya, hal tersebut justru didukung dengan sebuah bisikan yang menyertainya. Hanya Jisoo yang mendengar bayangan itu berbisik.
Namanya Taeyong, bayangan dengan hidung mancung, dagu runcing, dan rambut panjang dan punya tinggi melebihi bayangan sang gadis. Jisoo awalnya bingung, Taeyong itu apa dan ketakutan hingga waktu demi waktu berlalu dan sebuah bayangan tersebut terus mengikutinya.
"Aku terikat denganmu," kata si bayangan suatu hari.
Jisoo mengernyitkan alis, ngeri, bulu kuduknya berdiri tegak. "Kenapa kau bicara seperti itu? Aku bahkan tidak tahu siapa dirimu!" sentaknya sambil lalu dan berusaha mengabaikan presensi menyeramkan tersebut.
"Namamu Kim Jisoo, saat ini kau bekerja di sebuah perusahaan periklanan yang hampir bangkrut. Usiamu 25 tahun, kau tidak punya banyak teman, tak pandai bersosialisasi, dan terobsesi dengan buku dongeng anak-anak, benar bukan?"
Hebat. Sekarang ketidakwarasan Jisoo didukung dengan pengetahuan cemerlang dari sebuah bayangan yang sialannya tepat sasaran.
"Sebenarnya kau ini apa?" balas Jisoo sinis.
Mendengus kala berpura-pura mau menabrak tembok dan diikuti bayangan yang menjulang lebih tinggi darinya disinari sorot lampu kota malam hari.
"Aku juga tidak tahu apa diriku," bisik bayangan itu lagi.
Dari sanalah hubungan pertemanan mereka mengerat dan berkembang menjadi rasa yang tidak wajar. Awalnya Jisoo hanya membantu Taeyong mencari tahu siapakah sosok dirinya. Gadis itu sadar betul bahwa yang dilakukannya sangat berbahaya.
Lama-kelamaan pencarian membuahkan hasil lainnya selain pengetahuan Jisoo yang bertambah, yaitu perasaan yang tidak dapat dielak olehnya.
Anehnya lagi. Hanya dia yang bisa melihat dan berbicara dengan bayangan Taeyong, aneh memang. Pernah Jisoo bertanya ke seorang perempuan di pinggir jalan, gadis berseragam SMA itu bergidik ngeri sambil memaki Jisoo, si indigo aneh.
Perlahan-lahan melalui penelusurannya, Jisoo mulai paham. Taeyong bukanlah arwah gentayangan, dia seorang dokter bedah muda yang sedang mengalami koma. Berada di garis antara hidup dan mati.
"Apa kau tidak lelah terus-menerus hidup seperti ini?" tanya Jisoo sambil berjalan dan berpura-pura memiringkan kepalanya, bayangan memperlihatkan ia tengah bersandar di bahu seorang pria.
"Aku lelah. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya kembali. Mungkin aku tidak akan hidup lagi, kecelakaan itu tragis, tubuhku sedikit terseret di jalan raya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ferly | Taesoo
FanfictionSometimes we need fantasy to survive the reality. ©2021 | taesoo-short story area