X-Silent

5. Badron

Hari ini suasana kelas kembali mencekam dengan kabar duka atas Badron, Sosok cowok penghibur itu sudah menjadi korban sejak lama di balik senyuman dan canda-tawanya.

Randu sudah frustasi memikirkan semua masalah ini, semakin lama X-silent membuatnya muak dan mempermainkannya.

Brian yang selama ini sosok dingin, emosian, kini terduduk tenang di bangkunya, merenungkan semua berita baru barusan, menjadi dirinya memang susah. Melawan ketakutan dengan berpura-pura menjadi sosok kuat, Brian menatap teman-teman sekelasnya dengan perasaan kacau, sedih dan masih sangat syok. Brian merasakan itu, apalagi Badron adalah sosok yang selalu membuatnya terhibur meski dalam batin, tingkah menyebalkan Badron itu mampu mengalihkannya pada dunia nyata dirinya yang sebenarnya. Ternyata dibalik itu semua, Badron menyimpan luka dan ketakutan yang sangat besar.

Sedangkan Maureen, perempuan yang sering di jahili badron hanya bisa tertunduk sedih, perasan kehilangan begitu mendalam, ia berharap Badron tidak bernasib sama dengan Kayra, memilih jalan hidupnya dan memilih bunuh diri untuk mengakhiri drama ini, Konfliknya belum usai.

"Teman Lo mana?" Windy tersentak ketika suara dingin seseorang menyapa gendang telinganya, ia melirik Randu yang tengah berdiri menjulang di sampingnya, jangan tanyakan sekarang suasana kelasnya, ruang kelas sekarang sedang menatap mereka dengan perasaan bertanya-tanya.

"Di mana dia? Bajingan!" Windy menarik nafas panjang kemudian berusaha merancang kata-katanya sebaik mungkin.

"Nessa lagi ke luar kota, dia lagi berkunjung ke rumah keluarga bokapnya, katanya ada acara di sana, kenapa Lo nanyain dia?" Randu terdiam dengan tatapan dinginnya.

Beribu spekulasi tentang Nessa di otaknya, Ia kembali ke tempatnya, ia harus memikirkan atas kehilangan gadis itu yang secara tiba-tiba, Randu tersenyum sinis menatap papan tulis.

"Gue bakal hancurin Lo, Lo lihat aja kedepannya," batinnya.

Sejak istirahat tadi, Randu hanya berdiam diri di basecamp Agent Y, Randu tengah menunggu kelima temannya, ia harus membicarakan tentang pikirannya ini.

"Kenapa tiba-tiba? Tentang Badron?" Jeorgi langsung meluncurkan pertanyaan saat dia masuk ke dalam basecamp mereka, Ia mendudukkan dirinya di depan Randu menatap pria itu yang kini terdiam.

"Gue mau kita selidiki Nessa, gue yakin cewek itu pantas di curigai, dia aneh sejak datang di sekolah ini," lima pasang mata itu menatap Randu, Randu benar-benar menyiratkan ketidak sukaannya tentang Nessa, rahangnya mengeras bahkan urat-uratnya pun terlihat.

"Apa yang meski kita lakuin?" Mike terlebih dahulu bertanya, Randu meliriknya dengan menantang.

"Berapa hari lagi dia akan pulang?" Tentu saja mereka tidak tahu, Jeorgi menatap Randu penasaran," apa rencana Lo?"

"Yang pastinya bikin dia menghilang di dunia ini secara perlahan," Jeorgi tidak enak dengan senyum miring Randu, meski begitu Randu nampak seperti Psikopat versi nyata.