Jungsoo menghela napasnya, seraya bersandar pada sandaran sofa yang sedang didudukinya. Sekarang ini, dirinya sedang break syuting. Para stylist sibuk memperbaiki riasannya yang dirasa kurang, beserta tatanan rambutnya. Sedikit tidak peduli dengan apa yang para stafnya lakukan, tangannya merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel miliknya. Dia merasakan adanya getar tanda pesan masuk saat dirinya syuting tadi.
Dan benar saja. Ada pesan dari seseorang yang dia rindukan. Padahal mereka terakhir bertemu tadi pagi.
Tidak perlu beli bahan makanan atau makanan cepat saji. Aku akan memasak.
Dengan senyum tersungging di bibirnya, Jungsoo mengetik cepat balasan untuk sang pujaan hati.
Oke, sayang. Hati-hati.
Sejujurnya, dia tidak perlu lagi menuliskan "hati-hati" setiap kali Heechul memasak. Karena kemampuan memasak pacarnya itu sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Tapi, karena sudah terbiasa, dirinya tetap menyematkan kata "hati-hati".
Pikirannya memutar kembali memori saat Heechul baru saja mulai belajar memasak. Bagaimana dirinya terpaksa berkata makanan yang dibuat pacarnya itu enak, padahal sebenarnya jauh dari kata itu, hanya karena tidak ingin mengecewakan Heechul; bagaimana jantungnya berpacu cepat dan ingin cepat-cepat pulang saat Heechul memberitahu akan memasak untuknya, Jungsoo terlampau takut dapurnya akan kebakaran karena Heechul belum terbiasa menggunakan kompor; bagaimana dia kehabisan resep makanan yang memakai bahan utama kentang, banyaknya kentang yang dikupas Heechul sebagai bahan untuk "latihan" membuatnya kewalahan; dan masih banyak lainnya. Kini, Jungsoo bersyukur Heechul sudah lebih baik serta kemampuannya meningkat pesat.
Tanpa dia sadari, senyum sudah terpatri di wajahnya saat mengingat semua itu. Penantian serta kesabarannya berbuah manis. Sekarang ini, dirinya sedikit-banyak bisa melepas Heechul berkeliaran di dapur, bereksperimen dengan bumbu dapur serta bahan makanan. Walaupun toh masakannya masih sedikit kurang garam, atau terlalu manis, atau sedikit hambar, dia tetap bangga akan kemajuan Heechul.
Ah, dia jadi tidak sabar ingin cepat pulang. Ingatkan dirinya untuk memeluk kekasih cantiknya itu nanti.
.
.
.
.
Jungsoo menatap sang kekasih yang masih sibuk mondar-mandir di dapurnya, mengecek panci yang satu dan lainnya bergantian. Ya, dia menggunakan 2 tungku sekaligus. Duh, ingin rasanya Jungsoo memberitahu seluruh dunia bahwa pacarnya ini sudah jauh lebih baik dalam hal memasak.
"Jungsoo-ya, tidak keberatan kan kalau makan malam ada omelette?" tanya Heechul, masih dengan tangannya yang sibuk serta fokusnya masih terhadap makanan yang diolahnya.
"Apa pun itu masakanmu, akan aku makan kok, Chullie." Heechul mendengus seraya mengaduk sesuatu yang ada di dalam panci.
"Sekarang bisa bilang begitu, beberapa bulan lalu boro-boro." Jungsoo menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, seraya tersenyum tanpa dosa.
"Maaf maaf. Tapi kan sekarang kamu sudah bisa memasak sedikit-sedikit." Heechul kembali mendengus, namun tidak menjawab apa pun.
Jungsoo masih betah memperhatikan Heechul yang sekarang sedang mencampurkan bahan-bahan untuk omelette dan menuangnya di penggorengan.
"Jungsoo."
"Hm?"
"Aku diberi bocoran bahwa episode selanjutnya Delicious Rendezvous, aku perlu memasak omelette." Jungsoo menganggukkan kepalanya sebagai bentuk jawaban serta tanda dirinya mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [Teukchul Fanfic]
Fiksi PenggemarTeukchul stories with a lot of different genres (perhaps 😆). Cerita ini hanya fiksi semata. Penggunaan nama seseorang sebagai tokoh hanya untuk keperluan cerita.