Siapa yang tidak kenal Singto Prachaya, Siswa paling populer di Sekolahnya. Dengan wajah tampan, tubuh atletis, jago olahraga dan juga pintar dalam hal akademik.
Bisa di bilang Singto adalah sosok Idaman bagi siapapun, termasuk juga untuk seorang Krist Perawat yang merupakan teman sekelas Singto.
Melihat sepak terjang Singto membuat Krist menyimpan perasaan lebih terhadap nya, Krist malu-malu jika berhadapan dengan Singto.
Namun Krist tidak bisa membohongi perasaan nya sendiri, ia sudah memendam perasaan nya ini hampir tiga tahun dan ini adalah tahun terakhir mereka berada di tingkat SMA.
"Krist! " Thada menepuk pundak Krist setelah melihat pengumuman hasil kelulusan "Selamat ya kawan, kau mendapatkan nilai yang bagus."
"Terima kasih,Thada. selamat juga untuk mu!"
Obrolan mereka terhenti ketika Singto melewati mereka. Membelah kerumunan siswa yang ingin melihat hasil nilai mereka.
Krist bisa mencium aroma khas Singto saat ia lewat baru saja, Krist bahkan menoleh ke arah Singto tanpa berkedip "Krist, kau sudah memendam perasaanmu sangat lama. Apa tidak sebaiknya kau mengungkapkan nya?"
"Tapi....."
"Tidak ada tapi-tapian, sebaiknya kau ungkapkan saja. Agar hatimu sedikit lega, Aku yakin Singto akan menerima perasaanmu dengan baik,"
"Kalau dia menolakku bagaimana?"
"Siapa yang mau menolak orang manis sepertimu? Kau itu sebenarnya manis dan tampan, banyak yang menyukaimu tetapi kau terlalu fokus pada Singto. Nah.. sekarang sebaiknya kau segera ungkapkan perasaanmu,"
Krist mengangguk. ia memantapkan hatinya untuk mengikuti arahan Thada. Krist memberanikan diri menepuk pundak Singto.
Singtopun menoleh dan tersenyum ke arah Krist, tak lupa ia juga mengucapkan selamat. "Singto, aku ingin mengobrol dengan mu boleh?"
"Tentu saja," angguk Singto meski dia agak sedikit heran.
"Ke atap sekolah bagaimana?"
"Ide bagus,"
Mereka berdua menaiki tangga yang menuju atap sekolah secara diam-diam, karena area tersebut sebenarnya terlarang bagi para siswa tapi mau bagaimana lagi. Tempat itulah yang paling nyaman untuk mereka bicara. Krist dan Singto sama-sama menikmati angin yang berhembus, meski agak panas namun tidak menyurutkan niat Krist.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Singto, ia membalikkan tubuhnya menghadap Krist. Tangan Krist berada di belakang saling bertautan bahkan mulai terasa dingin.
"Er... aku tidak tahu apakah nanti kau akan menjauhi ku atau bagaimana tetapi aku ingin mengatakan ini padamu," Krist menghela nafasnya sebentar sebelum menatap kedua bola mata Singto yang jernih.
"Aku sudah menyukaimu sejak lama, Singto. Sejak pertama kita berada di kelas satu bahkan sampai sekarang, aku hanya ingin mengungkapkan perasaan ku pada mu, bahwa aku menyukaimu." Ungkap Krist dalam satu helaan napas.
Singto menyunggingkan senyum miring nya, ia berjalan mendekati Krist "Hah? Kau menyukaiku? Yang benar saja, memang nya kau pantas bersanding denganku?"
Krist kira Singto akan memberikan jawaban yang tidak akan melukai hatinya ternyata salah. tatapan Singto bagaikan merendahkannya.
"Aku tidak peduli, kau menyimpan perasaanmu padaku berapa lama. Karena itu tidak penting untukku, berusahalah menjadi orang yang pantas untukku Krist. Kau bahkan terlihat biasa-biasa saja. Sudahlah, kau membuang waktuku dengan percuma." Singto berlalu dari hadapan Krist, meninggalkannya sendiri di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Untuk Kembali
FanfictionKrist dulu pernah mencintai Singto sejak lama harus menelan pahit Karena tanpa alasan yang jelas. namun itu semua masih membekas di ingatan Krist bagaimana Singto menolak perasaan nya dengan kata yang melukai hatinya namun takdir berkata lain 10 t...