"Yerin bagaimana?"
Pertanyaan itu ku ajukan pada Soonyoung yang baru saja duduk di sampingku. Tangannya yang ingin menggapai alat tulis dari dalam tas terhenti di udara. Selama beberapa saat ia diam, entah karena bingung menjawab pertanyaanku atau memang tidak tahu apa-apa soal Yerin.
"Baik." Jawab Soonyoung, meneruskan kegiatannya dengan kikuk. "Kau tidak duduk dekat Wonwoo?"
Aku mendelik padanya. Bagaimana aku bisa duduk dengan Wonwoo setelah melihat kejadian kemarin!? Bahkan aku harus menahan diri untuk tidak menyapa pria itu. Daritadi aku berusaha untuk tidak peduli dengan Wonwoo meski aku ingin sekali berbalik melihatnya di barisan tengah.
"Apa masalahnya dengan Wonwoo?" Tanyaku lagi, mengalihkan pembicaraan meski subjeknya sama-sama Wonwoo.
"Hmm... masalah sederhana. Kau tidak perlu khawatir."
"Masalah apa!?"
"Yerin hanya marah soal catatan Filsafat Komunikasimu, Yi Hyun. Kau tidak perlu khwatir, oke?"
Dahiku mengkerut, aku menatap Soonyoung tidak percaya. Yang ku tatap tersenyum tiga jari.
"Nilai Filsafat Komunikasi Yerin hancur."
"Kau serius!?"
Soonyoung mengangguk. "Dia masih marah soal Wonwoo yang sempat menghilangkan catatanmu itu."
"Terus?"
"Ya, kau tahu sendiri... Wonwoo tidak mau disalahkan."
Entah mengapa aku tidak bisa mempercayai kata-kata Soonyoung sepenuhnya. Kalau soal nilai, bukankah terlalu kekanak-kanakan? Aku kenal Yerin dan ia tidak akan semarah itu soal nilai. Terlebih lagi ekspresi Yerin saat itu terlihat lebih serius, ia juga tampak sedih, tidak seperti orang yang marah karena nilainya jelek.
Aku mengetuk-ngetukkan jari di atas meja, memperhatikan Soonyoung yang tampak sibuk mencatat sesuatu pada bukunya. Aneh. Ia tidak pernah serajin ini sebelumnya. Perasaan raguku makin kuat. Masalah Yerin pasti bukan soal nilai! Yerin dan Wonwoo pasti memiliki urusan yang lebih serius dari itu!
~~~
"Yi Hyun!"
Suara berat itu membuat jantungku berdegup kencang. Tanganku yang hampir meraih sebuah buku di rak perpustakaan terhenti sesaat. Itu suara Wonwoo! Tentu saja! Siapa lagi yang bisa membuatku seperti ini!? Yang membuatku makin heran adalah ia memanggilku di perpustakaan dengan suara yang cukup lantang!
"Yi Hyun." Kata Wonwoo lagi sambil berlari kecil.
Dengan jantung yang berdegup tidak keruan ini aku menatapnya kikuk. Senyumku menguar kecil, meski aku ingin sekali tersenyum lebar-lebar. "Y-ya?"
"Kau kenapa?"
"K-kenapa? Kenapa?"
Kedua mata Wonwoo menghujamku tajam. Ia menarikku agar kami bisa berdiri berhadapan. Di saat-saat seperti ini aku ingin sekali memekik kegirangan. Ada apa dengan Wonwoo!? Kerasukan apa ia sampai mau memegang tanganku!? Ia bahkan mencariku! Meneriakkan namaku dengan lantang di perpustakaan!
"Katanya kau mau pinjam bukuku?"
"Ahh... iya. Aku lupa." Ringisku sedikit gagu.
"Kau kenapa hari ini?" Tanya Wonwoo lagi, kali ini mengalihkan sedikit pandangannya ke arah lain.
"K-kenapa?" Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, mendongak menatap Wonwoo yang menghela napas panjang. Ia berdehem, menggelengkan kepalanya sekali.
"Maksudku, kenapa kau bisa lupa?"
Aku menganga. Masih heran dan tidak tahu harus merespon bagaimana pertanyaan itu. Sebenarnya aku tidak lupa, tapi aku masih galau memikirkan Yerin dan dirinya hari ini, sampai rasanya enggan melihat Wonwoo walau hatiku ingin sekali menyapanya atau duduk di sampingnya seperti biasa.
"Yaa... lupa hehe."
Wonwoo mendecakkan lidah, ia menarik tanganku lalu menaruh buku The Girl on The Train di atas telapak tanganku.
"Kembalikan secepatnya." Kata Wonwoo dengan tegas.
"Kalau bacanya agak lama gimana?"
"Ya, baca dengan cepat."
"Ehm..." aku ingin mengeluarkan kelakar untuk menggodanya, tapi bayangan Yerin dengan mata berkaca-kaca memenuhi benakku tiba-tiba. Jadi, aku pun hanya bisa tersenyum, mendekap buku itu dengan erat. "Aku usahakan baca dengan cepat."
"Harus." Ucap Wonwoo. Kedua matanya masih tajam menyorotiku. Omong-omong, Wonwoo tampan sekali hari ini, agak menyesal tidak duduk di dekatnya tadi.
"Ehm... kalau sudah selesai langsung ku kembalikan, kok."
"Jangan sampai rusak."
"Iya, Wonwoo. Aku akan menjaganya sepenuh hati."
"Kalau rusak--"
"Akan ku ganti." Kataku memotong omongannya. Wonwoo pun mengangguk puas. Ia menghela napas panjang, menatapku selama beberapa saat.
Tatapan yang tidak bisa ku definisikan seperti apa. Masih tajam, tapi tidak membuatku ketakutan. Aku malah merasa malu sampai mencoba mengalihkan tatapanku ke arah lain, khawatir jantungku melompat dari tempatnya meski itu tidak akan terjadi. Bahkan tubuhku tidak bisa melakukan apa-apa, ia hanya bisa mematung seperti lidahku yang terasa kelu. Padahal biasanya aku bisa bersikap santai atau malah menggoda Wonwoo yang entah mengapa tampak berbeda dari biasanya.
Jujur saja aku merasa senang tapi juga sedih.
"Aku belum sarapan." Kata Wonwoo tiba-tiba lalu berdehem, menyegarkan kerongkongannya.
Ku beranikan diri menatap Wonwoo yang membuang muka ke arah lain. "A-apa?"
"Kau tidak membelikan susu untukku hari ini." Katanya sambil berdehem lagi. Jawabannya membuatku terhenyak.
"A--"
"Sekarang aku sudah makan." Kata Wonwoo sambil menggaruk tengkuknya. Ia terlihat kikuk dan aku pun jadi makin kikuk di dekatnya.
"Hmm... bukunya. Cepat kembalikan." Ia berkata lagi, menekan beberapa kata. Lalu ia melangkah mundur, berniat beranjak.
"Aku akan... aku akan baca bukunya secepatnya." Balasku cepat sebelum Wonwoo pergi. "Terima kasih."
"Ya."
Dan pada saat itu juga Wonwoo beranjak dari hadapanku dengan langkah yang besar. Aku masih mematung di depan rak, mendekap novel yang dipinjamkan Wonwoo kepadaku, berusaha menekan dada yang terasa sesak karena degup jantung yang terlalu kencang. Sumpah! Aku tidak bisa mendeskripsikan apa yang barusan terjadi antara aku dan Wonwoo!
Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi!!
Apakah ini mimpi!? Aku segera mencubit pipiku, meringis karena cubitanku cukup menyakitkan.
Benar! Ini nyata!!
Apakah usaha pendekatanku sudah berhasil!? Apakah Wonwoo berharap aku membawakannya susuk kotak esok hari!? Apakah Wonwoo menginginkanku duduk di sampingnya seperti biasa!?
Ya Tuhan! Tolong jangan membuatku berharap lebih kalau prasangkaku salah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You Until I Can [Complete]
FanficHwang Yi-Hyun menyatakan cinta pada Jeon Wonwoo!