BBOP #22 - REVISI

21 2 20
                                    

Langit dan Alyne sampai disalah satu mall terkenal di daerah mereka, Alyne mengernyit ketika Langit membawanya ketempat itu.

"Langit, lo yakin kesini pake seragam?"

Langit melepaskan helmnya, "Yaudah, ntar kita beli."

"Hah?"

Langit menatap Alyne, "Kita ganti baju didalam, ntar gue yang bayar."

Alyne mengeleng pelan, "Gausah, kayaknya tadi gue bawa sweater." ia merogoh tasnya, mencari benda yang ia maksud.

Benar saja, ia menemukan sweater berwarna hitam disana. Gadis itu segera memakainya untuk menutupi logo sekolah yang ada disaku depannya.

Mereka masuk berkeliling mencari hadiah yang tepat untuk Netta. Alyne pasrah, ini ke dua puluh lima kali Langit menolak idenya untuk memberikan hadiah yang sudah ia pilih.

"Gak, gak cocok." tolak Langit.

"Ini aja udah," Alyne mengangkat baju yang terlihat lucu dan manis ditangan kanannya.

"Em, engga. Kayaknya jangan baju deh, Lin."

Alyne mengigit bibirnya dari dalam, ia menahan amarahnya sekarang. Sungguh rasanya gadis itu ingin mengutuk Langit karna terlalu memilih.

"Ngit, lo mau nya apasi? dari tadi gue udah pilihan yang cocok buat Netta, sepatu, topi, jaket, hoodie, apalah tapi lo-" Alyne menggantungkan ucapannya, ketika menatap kearah Langit.

Langit tersenyum menatap Alyne yang kesal, ia suka melihat gadis kesal seperti ini.

Alyne meneguk salivanya susah, gadis itu buru buru mengembalikan pakaian yang ia pegang ketempatnya. Berjalan meninggalkan Langit yang masih terdiam menatap tersenyum kearah Alyne yang menjauh.

Eh bentar..

"Alin! eh lo mau kemana?!" Langit menyusul Alyne, menarik lengan gadis itu agar berhenti.

"Lo mau kemana?"

"Gue mau pulang, depreshot gue disini. Bang Arsen pasti nyariin gue."

"Engga, gak boleh. Gue udah ijin sama bang Arsen, katanya gapapa."

"Terus gue disini ngapain?!" Alyne memutar bola matanya jengah.

"Yaudah jangan marah gitu deh, gue mau ketempat dress aja, bantu pilihin ya?"

Langit mengajak Alyne ketempat orang menjual dress, namun gadis itu kembali menarik lengannya.

Membuat Langit terhenti, dan menoleh kebelakang, "Kenapa?"

"Gue laper."

Langit terkekeh, "Makan dulu ayo."

***

Alyne mendengus sebal, semua dress yang ia pilih ditolak oleh Langit. Tanganya mengambil asal dress yang ada disebelahnya, lalu menunjukannya kepada Langit.

"Gimana?" nadanya terdengar datar, sungguh ia lelah sekarang.

"Nah! Bagus juga, tapi engga deh."

"Aruna Langit Raha-"

"Itu bagus gak, Lin?" potong Langit, ia menunjuk dress yang ada dibelakang Alyne.

Gadis itu menengok kebelakang, dress simpel yang terlihat manis, bagus juga selera Langit.

"Mba," panggil Alyne.

Pelayan yang ada didekat Alyne itu mendekat, "Iya ada yang bisa saya bantu?"

Friend To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang