Part 37

402 74 0
                                    

Abigeal yang sudah kembali kekelasnya mendapati Gelin yang berada tidak jauh dari sana tengah berdiri menatap kearahnya. Mungkin, Gelin menunggu Brandon yang belum kembali. Abigeal hanya cuek, dia langsung masuk ke kelas dan menemukan Adrian dan Dion sudah terkulai karena kelelahan. Sedangkan Ranggel belum juga datang.

"Tadi kalian ngapain?" tanya Dion yang langsung menegakkan kepalanya melihat kedatangan Abigeal.

"Enggak ada." jawabnya intens.

Sedangkan di luar, Brandon sudah kembali dan disambut hangat oleh Gelin. "Gimana?" tanya Gelin kegirangan.

Gelin tentunya berharap kalau Brandon sudah selesai memutuskan hubungannya denga Abigeal. Wajah Gelin yang tadinya kegirangan berubah menjadi kaget saat melihat bibir Brandon yang pecah dan sedikit berdarah.

Gelin menutup mulutnya yang sempat terbuka. "Kalian habis ngapain?" tanyanya lagi.

"Kamu jangan salah paham dulu! Ini tuh, kebentur, aku enggak ngapa-ngapain kok, sama Abigeal," ujar Brandon saat menyadari mata Gelin yang menatap ke bibirnya.

Brandon mengajak Gelin untuk berbicara di tempat lain. Bersamaan dengan itu Ranggel kembali dari kantin dan menatap heran ke arah mereka karena mendengar sedikit pembicaraan mereka yang menyebutkan nama Abigeal. Mata Ranggel juga tertuju kepada bibir Brandon yang pecah dan masih sedikit berdarah.

Ranggel pun berlari ke dalam kelas. "Bos, kalian abis ngapain?" teriaknya histeris.

"Kenapa lo? Kayak orang abis liat setan aja lo!" sahut Adrian heran.

"Ini lebih parah dari setan," ujarnya sambil duduk disamping Adrian, "Ini masalahnya si Bos---" Ranggel menggigit bibir bawahnya memberi isyarat.

"Apa?" tanya Dion yang juga penasaran.

"Maksud lo apaan gigit-gigit bibir kek, gitu," sambar Abigeal sinis.

"Ekhem ... kalian tau enggak, si Bos abis ngapain sama Brandon? Enggak tau 'kan?" ujarnya membuat Adrian dan Dion semakin penasaran.

Abigeal yang merasa gerak-gerik Ranggel agak aneh langsung mengerti atas apa yang ada dipikiran temannya itu. Abigeal segera meraih donat yang berada dalam kresek bawaan Ranggel. Karena Ranggel tidak hanya membeli air minum, tapi juga makanan. Abigeal kemudian langsung menyumbat mulut Ranggel dengan donat itu.

"Jangan bilang yang aneh-aneh ya, lo!" ancam Abigeal yang membuat Adrian dan Dion semakin heran.

Ranggel mengunyah donat yang masuk ke dalam mulutnya dengan cepat. Agar dia bisa melanjutkan ucapannya yang sempat digantungkannya. Ranggel juga sengaja menghabiskan bulatan donat itu terlebih dahulu karena juga merasa lapar dan tentunya dia lebih mementingkan perutnya daripada kekepoan Adrian dan Dion.

"Apaan, sih? Bikin orang penasaran aja," cetus Adrian kesal.

"Awas lo kalau ngomong sesuatu yang enggak-enggak," ancam Abigeal lagi.

Seolah tidak mempan dengan ancaman Abigeal, Ranggel pun kembali berbicara saat semua gigitan donatnya sudah habis ditelannya. "Digigit, Bro. Bukan maeeen, ternyata si Bos itu ... ck! Ck! Ck!" ujar Ranggel yang membuat Adrian dan Dion terbelalak termasuk Abigeal.

"Lo ...." Abigeal mengepalkan kedua tangannya dan tidak tau mau mengatakan apa.

Ranggel kembali menggigit bibir bawahnya. "Sadiiissss!"ujarnya lagi yang membuat wajah Abigeal seketika memerah.

Ranggel yang tadinya melihat bibir Brandon berdarah ternyata juga salah paham sama halnya dengan Gelin. Dia juga mengira kalau Abigeal habis berciuman dengan Brandon dan lebih parahnya lagi Ranggel malah berpikiran Abigeal menggigitnya. Sama halnya dengan pemikiran Gelin yang juga memikirkan hal yang sama dengannya.

The Direction (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang