Hewan Peliharaan Grup Idol Menjadi Bos Terakhir!

CHAPTER🎑151-155

Chapter 151: Sarapan 2

Melihat ekspresi aneh semua orang, Xiang Qi mengangkat rahangnya sedikit dan langsung ke intinya. "Apa? Belum pernah melihat seseorang membawa peralatan makan sendiri sebelumnya?”

"..." Mereka telah melihat orang-orang membawa mangkuk mereka, tapi tidak sebesar ini...

Li Jianyu dengan canggung memuji, "Hades, kamu benar-benar... berorientasi pada detail."

Dia berpikir bahwa karena Hades adalah seorang perancang busana dan seorang pria yang sangat artistik, adalah normal untuk memiliki beberapa kebiasaan aneh.

"Cheh." Xiang Qi menepis komentarnya. “Ini hanyalah mangkuk.”

# Selama aku tidak canggung, maka semua orang akan menjadi yang canggung #

Di pertemuan keluarga sebelumnya, makan makanan yang dimasak oleh saudara perempuannya seperti pergi ke medan perang. Xiang Yu dan Xiang Feng bahkan membawa panci dan wajan untuk berperang.

Sekarang itu disebut pertumpahan darah ～ (~ ￣ ▽ ￣) ~～

Pangsit udang dan mie ikan keduanya adalah produk setengah jadi. Li Jianyu dengan sukarela memasak sendiri hidangannya sambil meminta fotografer Lao Li untuk merekam beberapa konten khusus.

Sementara itu, tugas memberi makan Xiao Naofu dimenangkan oleh Jiang Chen.

Ketujuh anak laki-laki itu mengoceh saat mereka mengelilingi anak kucing putih lembut itu, mengoceh tanpa henti.

"Jadi ini kucing kakak perempuan."

“Ini sangat kecil, lebih kecil dari telapak tanganku.”

“Ia menatap saya, ia menatap saya! Matanya terlihat seperti safir."

“…”

Jiang Chen melihatnya dengan mata anak anjing. “Kucing kecil, bisakah aku mengelusmu?”

Xiao Naofu cemberut dan dengan arogan duduk di pangkuannya, dengan dingin menolaknya.

'Heh. Kamu bahkan tidak punya dendeng ikan kering, jangan pernah berpikir untuk menyentuh bulunya!'

Dan reaksi Jiang Chen adalah: "Ah, itu sangat lucu ketika dia mengangkat pantatnya di udara!"

Xiao Naofu mengajukan tanda tanya.

***

Dua puluh menit kemudian, sarapan disajikan.

Mengangkat kukusan yang terbuat dari kayu, uapnya keluar dan membuat ruangan berkabut, memperlihatkan pangsit udang yang lembut di dalamnya setelah uapnya menghilang. Bungkus pangsitnya tipis dan transparan dan putih seperti salju, dengan isian udang dan rebung hijau yang mengintip dari baliknya. Setiap pangsit berisi dua udang, mengisinya menjadi bentuk bulat dan menggemaskan.

Di dalam panci listrik ada sup ikan berwarna putih susu dan kental. Ikan mas segar telah digoreng untuk mendapatkan warna sup putih, dicampur dengan jahe dan anggur masak untuk menghilangkan bau busuk. Kuahnya enak dan dimasak sempurna sehingga sekilas bisa membuat orang mengeluarkan air liur.

Li Jianyu memasak bihun dalam panci besar dan menambahkan beberapa sisi dan sup ikan berdasarkan selera sendiri sebelum mencampurnya dengan baik.

Baru-baru ini, Li Jianyu telah mengonsumsi beberapa makanan Xiang Yi dan menjadi lebih pendiam. Dia menempatkan dua keranjang pangsit udang kukus di depan Jiang Chen dan yang lainnya. “Makanlah, rekamannya akan melelahkan nanti.”

Anak laki-laki itu mengingat ancaman Xiang Qi dan dengan lemah memandang ke arahnya.

Xiang Qi telah menelan pangsit udang. Udangnya masih agak kenyal saat digigitnya, sedangkan rebung hijaunya menjadi tambahan yang menyegarkan. Ada juga lemak babi di dalamnya sehingga cipratan sup terasa ekstra nikmat.