Perasaan kehilangan memang sangat menyakitkan, Anthonio tampak rapuh dan aku rasa aku harus menghiburnya. Seluruh keluarga meninggalkannya dalam waktu yang bersamaan pasti menghancurkan hatinya.
Jadi ayo kita berperan menjadi tunangan yang baik walau hanya sekali. Aku akan menghiburnya tapi bagaimana caranya, aku bahkan tidak tau tentang dirinya. Ingatan Angeline tidak dapat diandalkan.
Apakah jika aku membuatkannya makanan dia akan menyukainya. Baiklah, mungkin itu adalah satu-satunya yang dapat aku lakukan saat ini.Jasad keluarga Anthonio baru dikuburkan hari ini tepatnya tadi pagi. Anthonio terlihat kacau dan mengurung diri diruangannya dan tidak ingin diganggu, jadi mari kita putuskan akan membuat apa kali ini.
Aku sedang ingin membuat risol tapi Anthonio menyukai makanan manis. Mungkin membuat makanan manis dan gurih sekaligus tidak buruk. Karena kediaman ini dihuni banyak sekali manusia, aku akan membuat banyak. Pertama-tama mari persiapkan bahan untuk membuatnya.
Aku akan membuat brownies berhubung di dunia ini makanan itu belum ada. Selama proses pembuatan para koki dan beberapa pelayan sibuk untuk membantuku karena aku akan membuat porsi besar dengan resep andalanku di dunia lama. Sebentar lagi proses pemanggangan dan aku memutuskan untuk menyerahkan kepada mereka seluruhnya.Selanjutnya aku membua risol tapi tidak sebanyak brownies karena kurasa sebentar lagi pinggangku akan patah membuat makanan sebanyak ini. Risol yang kubuat harus digoreng terlebih dahulu dan aku memperingatkan jangan ada yang memakannya karena itu khusus untuk Anthonio -kenapa aku terlihat sangat perhatian padanya-. Beberapa yang tidak langsung aku goreng, disimpan oleh pelayan di tempat penyimpanan karena pada zaman ini belum ada kulkas.
Aku membagikan brownies kepada mereka dan menyisakan dua loyang untuk Anthonio. Hari sudah menjelang sore. Lebih baik aku mandi dulu dan akan memberikan makanan ini nanti padanya.•••
Selesai mandi aku bergegas ke dapur dan menyiapkan risol dan brownies tadi. Aku membawanya sendiri ke arah ruang kerja Anthonio.
Aku mengetuk pintu besar dihadapanku ini. Kayunya terlihat sangat kokoh. Belum ada sautan terdengar dari dalam.
"Anthonio ini aku, biarkau aku masuk" aku bersuara setelah dua kali mengetuk.
"Jangan ganggu aku. Biarkan aku sendiri" tunggu suaranya terdengar lemah.
"Aku membawakan makanan untukmu. Apa kau mau?" Aku bernegosiasi
"Aku tidak lapar. Bawalah makanan itu kembali" Anthonio berteriak kali ini.
"Aku membuat makanan ini sendiri. Aku mohon izinkan aku untuk masuk ya" aku akan tetap memaksa karena sejujurnya aku tidak tega dan sedikit merasa bersalah.Klek
Pintu terbukan dan terlihat Anthonio membukakan pintu. Aku masuk dan berjalan menuju sebuah meja di dalam sementara Anthonio menutup pintu kembali.Aku menaruh nampan yang aku bawa di atas meja. Anthonio seperi tak tertarik pada apapun. Baiklah kurasa sedikit bujukan dapat membuatnya mau untuk mengisi perutnya. Aku mendekat dan bergerak memeluknya. Aku peringatkan aku tidak sedang modus.
"Aku tau kehilangan memang sangat menyakitkan. Tapi kau harus tetap bertahan duke. Kau adalah harapan satu-satunya mereka dari atas sana" aku mengelus pelan punggungnya yang terlihat kaku, dia tidak membalas pelukanku sama sekali."Kau adalah laki-laki terhebat yang pernah aku temui. Aku yakin kau akan melewati badai ini. Jadi untuk langkah pertama. Ayo isi tenaga mu dahulu." Aku melepas pelukanku dan menyerahkan sebuah suapan kemulutnya.
"Buka mulutmu, biar aku yang menyuapimu" masih dengan sendok didepan mulutnya. Dia terlihat bingung dengan makanan ini.
"Ini namanya risol dan aku jamin tidak beracun sama sekali" setelah aku mengatakan itu Anthonio baru mau membuka mulutnya."Enak? Apa ada yang kurang?" Tanya ku.
Dia hanya menganggukan kepalanya dan minta disuapi lagi. Berulang kali sampai akhirnya risol ini habis.
"Nah selanjutnya. Ini brownies duke kau harus mencobanya" aku menyerahkan sendok serta piring yang sudah kuisi dengen sepotong kue tersebut.
Dia hanya menatapnya lalu kemudian menatapku. Baiklah bayi besar ini mulai manja. Aku kembali menyuapkan brownies kemulutnya dan dia terlihat sangat senang. Misi berhasil."Jadi biar aku tebak. Kau tidak tidur beberapa hari ini?" Aku sebal dengan Anthonio yang tidak memperhatikan dirinya sendiri.
"Tidur itu penting. Untuk mempersiapkan emergimu dan dapat beraktivitas dengan baik." Aku menatap sekeliling ruangan ini. Ada kasur lumayan besar dipojokkan. Aku menuntunnya kesana dan menyuruhnya untuk melepaskan beberapa pakaian yang terlihat tidak nyaman digunakan saat tidur dan berbaring.
Dia menurut dan mulai merebahkan dirinya disampingku. Aku menghadap dirinya dan mulai menepuk pelan punggungnya, semoga cara ini ampuh untuk membuat dirinya beristirahat.Terdengar dengkuran halus darinya. Dan aku juga mulai mengantuk. Lagipula hanya tidur kurasa tidak apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT AN ANTAGONIST (END)
FantasySebentar Bukankah langit-langit kamarku berwarna putih? Sejak kapan aku mulai menyukai warna pink? Baiklah! Aku tau ini mimpi. Memejamkan mata sebentar dan buka lagi HAHHHH! brukk "Nona Angeline sudah sadar? " seorang wanita dengan seragam berlogo m...