-ada yang rindu dengan SanuLora tak?-
-soalnya SanuLora rindu bet buat dibaca teman2 semua-
.Happy reading
..................
Tangan Ikhsan dan Lora masih bertaut, tubuh mereka juga masih terduduk di atas ranjang yang sama di bilik perawataan dengan bola mata yang serentak mengarahkan pandangan ke lantai, tempat tiga mahasiswi keperawatan yang terduduk tak berdaya menengadah menatap mereka.
"Ka-kalian akan seperti i-itu sampai kapan? Pe-pegangan seperti i-tu." Seorang mahasiswi yang terduduk paling dekat dengan pintu memberanikan diri bertanya. Menggerakkan tubuhnya kaku, berusaha berdiri.
Lora, demi mendengar tanya sang mahasiswi langsung menarik tangannya. Merasa malu tiba-tiba.
Tapi sayang, sang suami tak memberikan Lora kesempatan untuk bisa melepaskan tautan jemari itu. Saat Lora menyentak jari-jarinya, saat itu pula Ikhsan menambah kekuatannya untuk menahan jemari Lora.
"Lepas Bang, malu diliatin ama mereka tauk!" Lora berbicara setengah berbisik pada Ikhsan, memasang wajah memohon dengan sangat sempurna.
Sialnya, si tampan justru tak luluh dengan wajah memohon yang Lora pasang. Dengan berani Ikhsan malah memalingkan wajahnya utuh ke arah tiga mahasiswi yang kini sudah berdiri saling tumpang tindih di hadapannya, lalu memperlihatkan tangannya yang menggenggam tangan Lora dengan bangga, "pegangan seperti ini maksud kalian?"
Ketiga gadis itu mengangguk serentak. Bak dicekoki rebusan pare tanpa gula, para mahasiswi itu pucat tak kira-kira. Mungkin karena mereka terlalu menghayati peran, mereka lupa dengan rona wajah mereka yang telah berubah menjadi abu-abu keputihan. Maklumlah, jomblo memang begitu.
"Atau seperti ini?" kali ini Ikhsan tak lagi hanya sekadar menyentuh jemari sang istri, melainkan membawa jemari halus itu naik dan melekatkannya lembut di pipi. Lalu menatap usil tiga gadis yang kini tengah menatapnya cemas. Seolah sedang menantang perasaan.
"Bang Sanul apa-apaan ah!" Lora tak lagi bisa menahan, menurut si lesung pipi apa yang Ikhsan lakukan sudah di luar batas dan terlalu kentara. Dengan meminjam kekuatan patuk ayam Lora berusaha kembali merenggut tangannya dari genggaman Ikhsan. Namun sayang usaha itu tetap sia-sia. Ikhsan terlalu erat menggenggamnya.
Tanpa mempedulikan usaha Lora, Ikhsan malah dengan santai melepas satu tangannya. Bukan, bukan untuk patuh pada apa yang sang istri inginkan, melainkan untuk menggunakan satu lengannya itu merangkul bahu Lora, memepatkan tubuhnya rapat dengan tubuh Lora, kemudian kembali bersuara ke arah gadis-gadis calon perawat masa depan yang masih berdiri kaku di hadapannya, "atau seperti ini maksud kalian ha?"
Byur! Tanpa sepatah kata pun tiga mahasiswi itu langsung ngacir meninggalkan bilik perawatan. Berdesakan dan saling dorong di dekat pintu. Mengumpat tak jelas. Bergumam panjang.
Setelah tak lagi ada orang asing yang tersisa di ruangan itu, Lora memutar wajahnya pada Ikhsan yang kebetulan masih merangkulnya erat, lalu bertanya heran, "kenapa Bang Sanul sante-santenya mepetin Lora di depan mahasiswa lain ha?"
"Saya hanya sedang berusaha membuat mereka keluar dari ruangan ini." Ikhsan membalas datar, mengambil kembali lengannya dan menjarakkan sedikit tubuhnya dari Lora. "Mereka mengganggu momen indah saya dengan istri saya soalnya."
"Ya tapi 'kan nggak gitu juga caranya Sanuuul! Dibilangin aja kenapa? Tau nggak gimana perasaan mereka?" Lora menaikkan alisnya, merasa kesal tiba-tiba atas ulah sang suami.
"Saya tak mau tahu, juga tak mau peduli. Lagian kalau saya pakai lidah saya untuk menyuruh mereka keluar, kamu bisa jamin kata-kata saya akan baik-baik saja setelah mereka merusak suasana hati saya?" Ikhsan menjawab santai sambil membawa tubuhnya turun dari ranjang, mengemasi tas sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SanuLora
General Fiction[CERITA KE 2] Follow biar Teman bisa baca semua chapter🤗 💞 kategori : baper somvlak Kepincut Gelora, gadis berhijab yang sudah sangat lama menginginkan bisa masuk ke dunia para cogan dan menjadi satu-satunya rebutan. Lora, begitu orang-orang hidup...