☠️ ˚. ⋮⋮ twelve ₊˚. ៚

790 86 5
                                    

"Kamu dengar, bukan?"

"... Ya" Seokmin yang di tanya hanya menjawab seperti itu lalu pergi ke arah rooftop diikuti oleh Yuvin, sosok yang tadi bertanya

Setelah lama keduanya diam, Seokmin balik bertanya, "Kamu kecewa?"

Sebagai kaka kembarnya Seokmin tentu saja sekilas dapat melihat sedikit gurat kekecewaan pada wajah sang adik yang selalu berekspresi datar itu

Yuvin mendengus, "Entahlah"

Sesampainya di rooftop, keduanya lebih memilih diam dan menikmati pemandangan dari atas sana sambil mengistirahatkan pikiran mereka

Seokmin, "Jujur saja, jika bisa... Aku ingin menikmati hidup ini sesuai dengan umur kita. Pergi ke sekolah, bermain dan bersenang-senang"

"Tanpa harus memikirkan masalah apapun" Lanjut seokmin dengan suara lirih namun masih tetap terdengar oleh Yuvin

Yuvin, "Jika kita lemah, kita hanya akan menjadi beban bunda"

Seokmin menghela nafasnya lelah, "Yah, itu benar. Terlebih bunda sangat tidak mau orang lain terlibat masalah ini"

Yuvin, "Aku benci mengakui ini. Tapi, orang itu... Secara tidak langsung, suka tidak suka, dia tetap akan terlibat jauh dengan masalah kita"

Seokmin mengangguk, "Ya, kamu benar. Ah! Hampir saja aku lupa! Ini"

Seokmin memberikan sebuah kertas yang di lipat rapih dan sebuah botol kecil berisi cairan berwarna merah kental

Yuvin menerimanya dengan heran, "Ini..."

Seokmin tersenyum, "Itu rambut dan sample darah milik orang itu"

Yuvin heran, "Bagaimana kamu mendapatkannya?"

Seokmin menyombongkan dirinya, "Untuk rambutnya saat dia menolong kita aku sempat menariknya. Untuk darah orang itu, aku sempat menusuknya saat kami berhadapan sebagai lawan"

Yuvin, "Kamu menang?"

Seokmin mendengus kesal, "Hell! Tentu saja aku kalah! Tubuh kami itu bagai kucing dan beruang bodoh! Beruntung aku berhasil menusuknya!"

Yuvin mengangguk pelan, "Tandanya kamu kurang berlatih"

Seokmin, "Maaf saja mengecewakanmu, aku sibuk melakukan pembersihan selama tikus gila dan partnernya yang sama gila itu belum kembali dari misi pentingnya"

Yuvin, "Ah, ya... Mereka akan pulang malam ini"

Seokmin, "He? Haruskah kita menyambutnya?"

Yuvin, "Tidak perlu. Mereka berencana mengejutkan kekasih mereka"

Seokmin mengernyit heran, "Sejak kapan mereka memiliki kekasih?"

Yuvin hanya mengedikkan bahunya tanda dia tak tahu

Seokmin, "Siapa?"

Yuvin, "Lee Jihoon dan aku tidak dapat menemukan datanya"

Seokmin, "Bagaimana bisa?"

Yuvin, "Sepertinya itu nama palsu"

Seokmin, "Dia harus di waspadai kalau begitu"

Yuvin, "Mn"

Seokmin, "Sigh, apa yang akan terjadi jika bunda bertemu dua orang gila itu di waktu yang bersamaan? Aku yakin mereka pasti datang saat pernikahan bunda dan orang itu"

Yuvin, "Aku berharap ada acara panen mayat saat hari itu tiba"

Seokmin bergidik ngeri, "Dasar bodoh! Apa-apaan ucapan mu itu? Mengerikan sekali"

Yuvin menatap kembarannya heran, "Bukankah itu yang kamu harapkan?"

Seokmin, "Kamu membaca pikiranku lagi?!"

Yuvin, "Aku tidak"

Seokmin, "Kamu iya!"

Yuvin, "Aku hanya mendengarnya sekilas bodoh!"

Seokmin, "Itu sama saja sialan!"

Yuvin, "Kamu yang sialan, dasar bodoh!"

Seokmin, "Yak! So fun kah begitu?! Aku ini kaka mu sialan!"

Yuvin, "Diam kamu pecandu tik tok! lagi pula aku ini anak tunggal!"

Seokmin, "Dasar sialan, kamu anggap apa aku?!"

Yuvin, "Kuda"

Seokmin, "Durhaka kamu! Kamu mau jadi kaya si osamu?!"

Yuvin, "Samu hyung panutanku. Aku ga punya kembaran jamet kaya kamu"

Seokmin, "Adek sialan"

Yuvin, "Iya, makasih pujiannya"

Seokmin, "Fck"

Yuvin, "Wkwkwk"

Yuvin, "Wkwkwk"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mother of the Unidentical Twin BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang