Suasana yang makin ramai ternyata makin menyulitkan Zefanya untuk bertemu dengan Kevin, begitu juga Ci Sansan yang masih belum berani menerobos kerumunan demi bertemu sang suami, Ko Hendra.
"Itu istrinya Kevin?" bisik beberapa wartawan wanita.
Zefanya mendengarnya, ia juga meyakini bahwa Ci Sansan pasti juga mendengarnya, selain karena jarak keduanya dekat, suara mereka bergosip juga terdengar jelas.
"Ih, itu yang laki-laki anaknya? Kok manggil mami?" tanya perempuan satunya.
"Bukannya Kevin baru nikah beberapa Minggu yang lalu? Kok udah punya anak?" tanya teman di sebelahnya bingung.
"Dia janda atau MBA deh?"
Zefanya sudah mati-matian untuk tidak mengamuk disini, jika dia sudah gila mungkin sedari tadi dirinya sudah menghampiri mereka dan merontokkan gigi mereka dengan kepalan tangannya.
"Sabar Zefanya, sekarang harus banyak-banyak sabar, kamu bakal ketemu banyak orang kaya gitu ke depannya," ceramah Ci Sansan mengelus bahunya lembut.
"Iya, makasih ya ci," ucap Zefanya.
"Mi, Kahfi haus," adunya menghampiri Zefanya.
"Ih beneran udah gede? Jadi, dia pernah MBA apa gimana sih?"
Kevin mendengar bisikan bisikan tidak enak dari wartawan yang datang, beberapa dari mereka malah fokus menggosipkan istrinya yang membawa Kahfi menjemput Kevin, sungguh manusia makin tidak waras, batin Kevin.
"Jadi mas Kevin kan baru nikah ya? Apa mbak Zefanya sudah punya anak sebelumnya?" tanya wartawan yang membuat Kevin mengedipkan matanya mencoba kembali ke realita.
'Ini yang ditanyain nyata nggak sih?!' amuknya dalam hati.
"Vin," senggol Babah pada bahu Kevin, menyandarkan lamunannya.
"Kami sepakat untuk mengangkat anak" jawab Kevin akhirnya.
"Jadi, mbak Zefanya mandul atau gimana mas?" tanyanya lagi.
"Tolong jaga bicaranya ya mas, Zefanya sama sekali nggak mandul, dia memutuskan untuk mengangkat anak, ya karena itu kesepakatan kita berdua yang secara finansial siap untuk bertanggung jawab. Ucapan Anda bisa saya tuntut ya!" marah Kevin.
"Dia punya latar belakang yang sama sama anak laki-laki itu, yatim piatu, dan menderita kelainan Disleksia! Jadi, jangan asal bicara!" amuknya.
"Kevin," sela Zefanya menarik pergelangan tangan Kevin.
Zefanya menarik tangan Kevin untuk keluar dari kerumunan yang ia yakini akan bertambah ramai jika Kevin mengamuk disitu.
"Mereka nggak akan puas, Kevin. Berhenti ngejelasin hal yang nggak akan mereka mau dengar" jawab Zefanya sembari mengelus genggaman tangan Kevin yang terasa pas bertaut dengan jari Zefanya.
"Maaf, aku kelepasan tadi. Banyak banget wartawan yang nggak profesional" keluh Kevin yang Zefanya angguki setuju.
"Tenangkan diri kamu dulu, baru kamu bisa balik lagi"
Padahal aslinya, Zefanya sudah menyumpah serapahi para wartawan tidak profesional yang ia yakini dari pihak infotaintment, kemudian setelah itu menyusun rencana untuk menghajar mereka dengan cara paling rapih di kepala cantiknya, sialan, Zefanya sudah berjanji untuk tidak melakukan hal problematik lagi.
"Thank you, aku balik kesana dulu. Nanti aku samperin kamu" pamit Kevin.
Netra mata Zefanya menangkap kecanggungan Kahfi yang saat ini dikelilingi oleh teman-teman sebayanya, Kahfi nya terlihat lebih banyak diam dan sesekali merespon celotehan Richelle dengan anggukan kecil, manis sekali.
Zefanya berjalan menghampiri Kahfi yang berdiri sendirian di tempat yang tidak jauh dari kerumunan anak-anak para atlet itu, mengusap kepala Kahfi mencoba menenangkannya.
"Nggak apa-apa, mereka baik kok" ucap Zefanya yang dihadiahi tatapan ragu dari Kahfi.
"Mereka tidak akan mengangguku seperti yang teman-teman ku pernah lakukan kan, Mi?" tanya Kahfi yang membuat hati Zefanya mencelos.
Zefanya tidak dapat membayangkan neraka seperti apa yang Kahfi alami sejak di tinggal meninggal orangtuanya, seolah tinggal dengan dua 'orang tua' yang tidak layak belum cukup, teman sekolahnya dulu bahkan menganggunya, membayangkan hal tersebut hanya membuat Zefanya stress sendiri.
"Nggak akan, Richard, Richell sama yang lain baik kok" ucap Zefanya meyakinkan Kahfi.
"Liat mami ya"
"Richard, Richelle, Chayra, Russel. Sini!" panggil Zefanya yang ditanggapi antusias, terutama Richelle dan Chayra.
"Tante ada coklat!!" ucap Zefanya menyodorkan beberapa bungkus coklat yang selalu ia bawa bersamanya.
"Mauuu!!!" tanggap Chayra yang langsung diikuti oleh yang lain.
"Tapi ada syaratnya,"
"Apa?" balas Russel.
"Ajak Kahfi main!!!"
"Tadi Richard udah ajak Kahfi main, tapi dia nggak dateng-dateng, Tan." keluh Richard.
"Tadi Kahfi lagi pusing, sekarang udah sembuh. Udah boleh main lagi" ucap Zefanya bohong.
"Ayo Kahfi!" ajak Richelle dan Chayra setelah mendapatkan sebungkus permen coklat.
Perlu satu jam setengah untuk duduk bertiga dengan tenang bersama Kevin di mobil, setelah barusan berkutat dengan beberapa wartawan rese yang entah mengapa tiba-tiba memberondong Zefanya dengan pertanyaan saat dirinya sedang sibuk berbicara dengan Ethan, selaku managernya.
Kahfi sudah tidur beberapa saat yang lalu, tepatnya setengah jam, mungkin karena keasikan bermain dengan teman barunya.
"Tadi, aku nggak sengaja ngomong tentang your private life" ucap Kevin membuka pembicaraan.
"Yang aku nggak punya orang tua?" tanya Zefanya santai, Kevin mengangguk.
"No, itu nggak apa-apa. Kamu beneran nggak mau gantian nyetirnya? You look tired, Kev." ucap Zefanya.
"Ngeliat kamu sekarang, disini, nggak tau kenapa bisa bikin aku nggak cape lagi"
Zefanya berusaha untuk tidak tersipu malu di depan laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya ini, ia masih agak canggung untuk menunjukkan emosi menggelikan di depan Kevin, pasti aneh, pikir Zefanya.
"Kamu belajar ngomong kaya gitu dari siapa?" tanya Zefanya yang dihadiahi tawa heboh oleh Kevin.
"Kamu merah Zefanya"
'Sial, gagal!' batin Zefanya.
"Jakarta lagi panas banget nggak sih, sekarang?" alibi yang bodoh sekali Zefanya.
"Diluar mendung" saut Kevin.
"Aku belajar itu dari Fajar, nggak nyangka ternyata kamu bisa geer juga sama rayuan khas buaya darat, gitu" ucap Kevin masih senyum-senyum sendiri.
"Aku nggak geer!" balas Zefanya tak terima.
"Kamu mau honeymoon nggak?" tanya Kevin tiba-tiba.
"Hah?"
"Aku dapet libur dua mingguan. Ayo ke Korea"
Zefanya tidak salah dengar, Kevin memang mengajaknya bulan madu beberapa detik yang lalu.
"Mau nggak?" tanya Kevin lagi.
"Boleh" jawab Zefanya.
"Kak Dianty bilang, dia siap nampung Kahfi sementara waktu. Kamu bolehin nggak? Atau mau diajak juga Kahfi nya?"
Zefanya tahu Kahfi sulit menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan orang baru, tapi Kevin? Ia tidak ingin egois dengan membawa Kevin saat laki-laki itu membutuhkannya, kepala Zefanya pening seketika.
"Aku sama sekali nggak keberatan ngajak Kahfi" ucap Kevin seolah-olah tahu isi kepala istrinya itu.
"Besok aku coba ajak jalan Kahfi sama kak Dianty, biar Kahfi terbiasa dulu" jawab Zefanya final.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔃𝔂𝓷𝓲𝓼𝓬𝓱
Hayran Kurgu(n) ASDP (Antisocial Personality Disorder) merupakan gangguan mental dimana individu berperilaku agresif, impulsif, melanggar aturan hukum, dan tidak lagi memiliki perasaan bertanggung jawab terhadap perilakunya. Zefanya Anabelle Stephanie, gadis pe...