tiitttt tittttt tiiittttttt, dering suara alarm yang menghantam telinga gue dengan keras dipagi hari jam 7.
Gue memelekkan mata gue kemudian gue tutup alarm, kemudian beranjak ke toilet dengan mata setengah tutup setengah buka sambil pikiran gue yang melayang layang entah mau ngapain.
gue segera mengambil baju dan lain lainnya di lemari kemudian gue masuk ke toilet dan mulai mandi.
sehabis mandi gue ke wastafel toilet kemudian mengambil odol gigi dan sikat gigi gue kemudian mulai menyikatnya.
setelah semua selesai, gue melangkahkan kaki gue keluar dari toilet kemudian berjalan ke meja makan yang kebetulan ada roti.
ya gue makan apa adanya saja sambil membuat susu.
gue mengambil hp gue kemudian gue turn on dan ternyata dapet notif dari facebook.
yang ternyata notif tersebut dari Jack dan temen temen gue yang lainnya. heh?
gue nge scroll hp gue kemudian gue klik notif tersebut. emosi gue mulai naik setelah gue melihat gambar yang di post sama Jack. temen temen gue pun semua comment di postingan Jack.
arrrghhhh!
gue langsung keluar dari kamar gue kemudian gue berjalan keluar gedung apartment gue. gue berjalan ke bus stop dengan muka musam.
sesampainya gue di sekolah, gue langsung mengincar Jack dengan muka yang masih musam.
gue melihat punggung belakangnya yang tegap dan indah sedang berbicara dengan temen temen nya sambil tertawa terbahak bahak.
gue langsung samperin dia lalu gue tarik bajunya sampe ke belakang sekolah.
" paan sih lo! " tanya nya dengan marah, muka kusam yang terlihat dipaksa.
" gue yang harusnya nanya lo apaan! apa sih maksud postingan facebook lo?! " tanya gue dengan marah.
" kenapa memangnya? lucu kan? cute banget lo disitu haha " jawabnya dengan gampang.
gue langsung nampar dia dengan keras, kemudian gue berjalan meninggalkannya. gue melihat dia yang terdiam disana dengan muka blank. Tetesan air mata gue pun lepas dan mengaliri pipi gue sampai basah. gue mengelap air mata tersebur dengan tangan gue sambil berjalan dengan cepat menuju perpustakaan. tempat dimana gue berpikir dan sendirian.
gue berjalan menuju pojok perpustakaan sambil menangis tersedu sedu. seperti biasa, perpustakaan jarang didatangi murid disini. jadi aman saja gue nangis sekeras mungkin paling kagak ada yang dengar.
gue duduk dipojok sambil tersedu sedu, lengan gue melingkari lutut gue kemudian gue tundukkan kepala gue.
" lo kenapa " tanya seorang lelaki yang suaranya gue kenal.
gue masih menangis dan tidak mempedulikan lelaki tersebut.
" hey hey, gak apa kok gue disini. jangan nangis geezzzz, gue ga bisa ngatasin cewe nangis nih. lo jangan nangis kekkk cupcupcup " ujarnya sambil mengelus elus rambut gue dengan panik.
10menit kemudian tangisan gue mulai mereda. gue mengangkatkan kepala gue dan ternyata Daniel didepan gue sedang duduk bersilah sambil tersenyum seperti orang idiot gitu.
" ngapain lo disini " tanya gue kemudian mengelapkan tangisan gue dengan tangan gue.
" ya iyalah lagi asik asik gue tidur terus ada yang nangis apa gue ga bangun " balasnya sambil memegang pipi gue dengan telunjuk kanannya.
" paaan sih nunjuk nunjuk lo " lanjut gue sambil menyingkirkan telunjuknya.
" pipi lo merah " jawabnya dengan muka bodoh.
" ya jelaslah orang habis nangis pasti mukanya merah-,- " balas gue dengan memutarkan bola mata gue.
" gue ngga tuh " jawabnya.
" berarti lo bukan orang " balas gue.
" okelah to the topic, lo kenapa nangis? "
gue hanya terdiam menundukkan kepala gue yang menghadap ke hp gue.
Sepertinya Daniel mengetahui maksudku kemudian mengambil hpku dan membukanya. kemudian melihat gambar nya dan membaca postingan tersebut. dia mengepalkan tangannya dan memukul lantai.
" sshh udah jangan nangis lagi. cowo itu memang bedebah " hiburnya.
" sebenarnya dia dapat cerita ini darimana sih? " tanya nya lagi.
gue masih aja diam.
" yasudahdeh kalo gamau kasih tau ya gapapa kok " lanjutnya lagi.
gue masih diam. taklaam kemudian gue memberanikan diri gue untuk membuka mulut gue dan siap bercerita kepadanya.
" dulu gue pas sd gue tuh sering dibully sama temen sekelas gue karena dulu gue ga pandai bergaul, gue dibully sampai di lemparkan telur ke kepala gue dengan keras kemudian gue di ejek habis habissan. semenjak saat itu gue trauma dengan yang namanya pergaulan dengan teman. orang tua gue pun cemas, apalagi ibu gue tiap malam nangis di bahu ayah gue entah mau apa yang harus di lakuin. semenjak bullyan tersebut gue tiap hari dikamar sendiri memojok di sudut dinding kemudian menggambar gambar saat gue di bully. kemudian selesai gambar gue coret kembali gambaran tersebut kemudian gue nangis.tiap hari diulang. nafsu gue berkurang sampai sampai gue sempet pingsan dikamar kemudian masuk rumah sakit gara gara gue ga makan selama 2hari. orang tua gue semakin stress kemudian akhirnya gue mulai melupakan bullyan tersebut dengan membaca novel yang dibelikan oleh ibu saya. " ujar gue dengan panjang lebar, tangisan air mata gue pun mulai mengaliri satu per satu.
Daniel masih mendengarkan cerita gue dengan simak.
" gue mulai melupakan kejadian tersebut, tetapi saat itu gue masih sendirian. Masa kecil gue sangat sengsara. tak lama kemudian ibu gue mengajak anaknya temen ibu gue untuk bertemanan dengan gue. ibu gue ceritain kejadian yang gue alami ke anak temen ibu gue. jadi dia terima buat bantu gue untuk kembali seperti semula. nama anak temen ibu gue ini Clara. Setiap Clara masuk ke kamar gue, pasti gue teriak teriakkin dia gue suruh dia pergi. dia masih tetep tidak mau pergi dan gue melempar barang barang gue ke dia supaya dia keluar. tapi dia masih aja ga nyerah dan akhirnya gue mulai akur sama dia dan gue mulai kembali ke kondisi semula gue. tapi tetep saja kalau gue mendengar atau mengintip sekilas masa lalu gue. gue mulai trauma sedikit. gue gatau Jack dapat dari mana foto bullyan gue dan yang paling gue pertanyakan itu kenapa dia lakuin gitu ke gue? " tangisan gue mulai membanjiri pipi gue kemudian gue menangis tersedu sedu dengan keras dan membiarkan gue menangis di bahu Daniel sampai bajunya setengah basah.
" Dan, kamu janji sama aku ya jangan ceritakan kejadian ini ke siapa saja " ujar gue.
" oke " jawabnya tanpa basa basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Overseas
HumorLea Grace Richardson mendapatkan beasiswa belajar di salah satu Universitas San Diego. Ia bertemu seorang lelaki popular di kampusnya dan amat amat bad boy, Jack Johnson Morrison. Ia merupakan salah satu sasaran di blacklist nya Jack, siapapun yang...