Pengkhianatan tanpa sebab, berjalan sebelah pihak, mengikuti arah pisau tertancap, menembus dan merobek hati yang tersingkap. Peluang hidup di ujung tombak, berpulang hampa diujung gelisah. Melawan rohani bertentang jasmani. Sulit ditebak mudah ditangkap. Ribuan kata menusuk jiwa, ribuan tombak menusuk raga. Indah dipandang elok dilihat, lilin berlayar cair dilautan. Etika hidup simpati orang, gelisah menahan tawa, menangis menahan siksa. Bagai berkaca si buruk rupa, pandang mata luar biasa. Hina di jiwa menusuk raga, elok sukma indah parasnya, retak cermin tak terduga. Pilihan mata luar biasa, pilihan hati boleh dicoba. Berduri bambu tidak nampak dirasa, berduri mawar menggairahkan rasa. Simalakama liku hidup, manis mangga sulit tercari. Nilai muka boleh dicoba, nilai hati jangan dirasa. Berbelit lidah otak bertanya. Tangan meminta kaki meraba. Tendang hidup dapat dirupa, tendang maut tak dapat dikira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Rindu (Hiatus)
General FictionJujur, aku merindukannya. Sangat-sangat rindu terhadapnya. Baginya, aku adalah hujan. Disaat dia berjalan, dia akan singgah, atau justru ia menebus air untuk menuju tempat pulang.