Prolog

50 16 28
                                    

Pengkhianatan tanpa sebab, berjalan sebelah pihak, mengikuti arah pisau tertancap, menembus dan merobek hati yang tersingkap. Peluang hidup di ujung tombak, berpulang hampa diujung gelisah. Melawan rohani bertentang jasmani. Sulit ditebak mudah ditangkap. Ribuan kata menusuk jiwa, ribuan tombak menusuk raga. Indah dipandang elok dilihat, lilin berlayar cair dilautan. Etika hidup simpati orang, gelisah menahan tawa, menangis menahan siksa. Bagai berkaca si buruk rupa, pandang mata luar biasa. Hina di jiwa menusuk raga, elok sukma indah parasnya, retak cermin tak terduga. Pilihan mata luar biasa, pilihan hati boleh dicoba. Berduri bambu tidak nampak dirasa, berduri mawar menggairahkan rasa. Simalakama liku hidup, manis mangga sulit tercari. Nilai muka boleh dicoba, nilai hati jangan dirasa. Berbelit lidah otak bertanya. Tangan meminta kaki meraba. Tendang hidup dapat dirupa, tendang maut tak dapat dikira.

Titik Rindu (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang