RESTORAN

4 1 0
                                    

***

Sudah hampir satu bulan semenjak Acara Reuni itu berlangsung, aku kembali menjadi pendiam.

Terlintas bayangan laki-laki yang dulu nya sudah menyakiti ku, baik secara mental mau pun hati yang muncul kembali setelah sekian lama. Melihat dia kembali sama saja membuka goresan luka yang sudah hampir sembuh. Padahal kalau di pikir-pikir, dulu aku sangat tergila-gila dengan nya, tetapi sekarang? Yang ada hanya Rasa sakit hati dan Benci saat melihat dia.

Handphone ku berdering tanda telepon masuk, di sana terpampang nama Mawar yang mencoba menelpon ku. ah~ sudah sebulan juga aku menghindari mereka. katakanlah Childish, tapi aku benar-benar marah Pada mereka yang sebenarnya tau Jika laki-laki itu datang ke acara Reuni tersebut. singkatnya, mereka membohongi ku.

Aku hanya membiarkan telepon itu hingga Mati sendiri. Lalu keluar dari Toilet dan menemukan seorang laki-laki tengah berdiri di depan toilet dan tersenyum

"kok lama, ngapain sih?" tanya laki-laki itu terkekeh seperti sedang meledek. Aku hanya mengerucutkan bibir "ya ngapain lagi kalo gak re touch-up"

Laki-laki itu menyinggung senyum manis dan tiba-tiba saja mengacak rambut ku yang baru saja di rapihkan "kamu udah cantik kok, tampil apa adanya aja Kana" ucapnya sebelum berbalik menuju lobby kampus.

aku terdiam saat mendengar ucapan nya, seperti nya baru dia yang memuji ku cantik selain orang tua ku sendiri. aku mengulum senyuman kecil, sedikit salting. Namun buru-buru aku menggeleng nya

'harus tahu diri'

"mau sampe kapan berdiri di sana? Ayo, perutku udah bunyi nih, nanti keburu macet loh" ucap nya dari jauh. Aku mengangguk dan berjalan menyamakan langkahnya untuk menuju parkiran.

Dia adalah kakak senior yang lebih tua setahun dari ku, Namanya Rafly. sudah beberapa bulan belakangan ini, aku dan Kak Rafly memang cukup dekat. Apalagi dulu kami pernah berada di satu Organisasi yang sama di kampus.

Walaupun dia tidak terlalu tampan seperti Kak Akbar, teman nya. tapi Kak Rafly mempunyai karisma dan senyuman yang manis hingga mampu memikat banyak orang. Belum lagi dia aktif di kampus, tak heran ia cukup di kenal banyak mahasiswi lain hingga terkenal di Fakultas lain.

Teman-teman ku selalu berkata bahwa Kak Rafly menyukai ku, tapi aku tidak mau Geer, soalnya dia memang terkenal baik ke banyak orang. Masa iya dia suka sama orang yang model nya kayak aku? Sangat mustahil.

Setelah menempuh perjalanan kurang dari 35 menit, akhirnya kami sampai pada sebuah Restoran yang berada di jantung ibu kota, kata Kak Rafly, salah satu pemilik Restoran baru ini adalah teman Akrab nya.

kami pun masuk ke dalam Restoran tersebut dan naik ke lantai 2 untuk duduk di salah satu meja yang berada di sudut ruangan. Aku cukup terkesima dengan restoran ini yang mengusung gaya minimalis tapi tetap elegan.

Kami memesan beberapa menu yang menurut ku unik dan belum pernah ku makan sebelum nya, setelah memesan dan Mba pelayan tersebut itu pergi, Kak Rafly memandang ku dengan senyum mengembang "Gimana tempat nya? bagus gak?"

Aku mengangguk "keren banget, jarang-jarang ada Restoran unik kayak gini di Jakarta" jawab ku dengan senyuman yang juga mengembang.

"kak, aku ke toilet dulu ya, kebelet pipis" ucap ku bangun dari kursi. Kak Rafly mengangguk seraya tertawa "dasar, tapi jangan lama-lama ya, biar nanti ketemu sama temen ku" aku pun mengangguk dan langsung lari terhimpit-himpit karena tak tahan lagi.

Tak butuh lama, aku keluar dari Toilet dan berkaca sebentar meraphikan pakaian ku, lalu bercuci tangan dan berjalan keluar untuk kembali ke meja. seketika Langkah ku melambat saat melihat Kak Rafly sedang berbincang dengan seseorang, seperti nya itu teman nya yang tadi ia bilang. Namun tidak terlalu kelihatan karena membelakangi ku.

kak Rafly segera memanggil ku untuk mendekat, aku mengangguk menyinggung senyum, namun senyum ku luntur saat melihat orang itu memutar kepala nya dan melihat ku.

aku terkejut, tapi sepertinya dia lebih terkejut dari ku. aku masih berdiri di sana, namun di detik berikutnya aku membuang mata dan berjalan mendekati meja tersebut dengan wajah datar.

***

Hampir satu jam aku duduk di tempat ini, hanya diam dan tidak banyak bicara, hanya sesekali dan itu pun menjawab ucapan Kak Rafly. Aku juga enggan menatap laki-laki yang duduk di depan ku. aku hanya menatap makanan, sesekali mengaduknya tak minat. padahal tadi nya aku cukup lapar saat melihat menu makanan nya, tetapi setelah melihat dia, nafsu makan ku jadi berubah.

Aku menoleh saat melihat Kak Rafly hendak berdiri, spontan aku menahan lengan kaos nya "mau kemana?" tanya ku panik.

Dia terkekeh dan tersenyum ke arah ku "ke toilet, kenapa? Mau ikut?" aku melepaskan tangan ku dan bergeleng kecil "jangan lama-lama" ucap ku kembali, ia mengangguk

"sa, gue ke toilet bentar ya" bisa ku lihat kak Angkasa mengangguk santai. Lalu Kak Rafly pun pergi ke toilet meninggalkan ku dengan Kak Angkasa berdua. Bayangin berdua, Rasanya aku ingin cepat pergi saja dari sini.

"lo pacaran sama Rafly?" pertanyaan dari kak Angkasa membuat ku mendongak sebentar dan melihat nya datar "engga tuh" jawab ku. Kak Angkasa hanya mengangguk-angguk saja tanpa bertanya lebih jauh lagi.

Tak lama kak Rafly datang dan duduk kembali di tempat nya, lalu mereka berbincang kembali terhanyut pada percakapan tentang bisnis, yang sama sekali aku tidak mengerti.

"kana, Angkasa keren banget kan?" aku hanya mengangguk dan tersenyum sangat tipis pada kak Rafly.

"kalian, kenal dari mana?" tanya ku menoleh pada Kak Rafly.

"Kita temen SMA" bukan, itu bukan Suara kak Rafly melainkan Suara kak Angkasa. Aku menoleh ke arahnya yang ia pun menatap ku. buru-buru aku mengalihkan pandangan "oh, gitu" jawab ku pelan.

Bersambung...

At the and (Short Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang