"Makan yuu" ajak Athaya menghampiri meja ku yang sedang memasukkan buku ke dalam tas.
"Mau makan dimana? Ikut dong!!" timpal Adinda ikut menimbrung. Athaya menyipitkan matanya kepada Adinda "tumben, biasanya sama mas pacar, lagi berantem ya?" Ledeknya terkekeh yang diikuti aku yang juga ikut tertawa.
"Hmm, makan bakso pak slamet aja yuk? Mau gak?" Tawar ku yang sudah berdiri dan berjalan ke arah pintu kelas
"Boleh! Yuk yuk"
***
Aku yang sedang asyik makan sendiri di pojok Kantin kampus, seketika mendongak saat melihat Kak Rafly sudah duduk di depan ku seraya berbicara kepada mamang kantin untuk memesan Nasi Goreng dan Es teh manis. setelah itu ia menatap ku dan tersenyum dengan manis.
"lebih baik makan berdua kan dari pada makan sendirian?" aku hanya mengulum senyum dan mengangguk seraya melanjutkan suapan soto ku yang masih hangat.
"kamu kenapa makan sendirian? Teman-teman kamu?" tanya nya kembali dengan menopang dagu.
Aku mendongak lagi dan merapihkan rambut ku yang hampir masuk ke dalam kuah soto "mereka udah pulang duluan, aku tadi ngerjain tugas dulu soalnya" Ia pun mengangguk kecil hingga tak lama Nasi goreng dan es teh manis pesanan nya pun datang. Ia segera memakan nya denga lahap, seolah sudah tidak makan 3 Hari.
"aku perhatiin belakangan ini, kamu jadi lebih pendiem ya, kamu gapapa? Apa ada masalah?" tanya nya dengan penasaran.
Aku hanya menggeleng kecil "e-engga kok kak, cuman kepikiran UAS nanti, terus tugas juga makin numpuk" ucap ku tak sepenuh nya berbohong.
Kak Rafly hanya mengangguk saja dan mengulum senyum "semangat, gausah terlalu di bebanin UAS itu" aku terdiam, sempat terpana dengan senyum milik Kak Rafly. aku sering bertanya-tanya di era sekarang masih banyak laki-laki yang baik seperti ini?
"aku mau nanya dong, kamu pernah pacaran gak sih?" pertanyaan dari Kak Rafly membuat ku tersadar dan menautkan alis nya, lalu bergeleng kecil "gak pernah" jawab ku.
"Serius? Padahal kamu cantik, bisa-bisa nya orang kayak kamu gak pernah pacaran" aku tertawa kecil, dan mengalihkan wajah "tapi dulu aku gak kayak gini, dulu aku jelek, mana ada yang suka sama aku" jawab ku jujur
"lagian aku Trauma deket sama cowok" lanjut ku seraya mengaduk Es the ku yang sudah tidak dingin lagi.
"Trauma? Kamu pernah di campakkin?"
Aku terdiam, seketika pikiran ku terbayang oleh Angkasa, laki-laki yang mucul kembali. Dia lah salah satu alasan mengapa aku jadi menutup dari dengan laki-laki, dan Trauma karena ucapan nya yang sangat menyakitkan hati.
"ya gitu deh" saut ku menunduk malu.
"Kana" panggil Kak Rafly lagi, aku mendongak dan menatap mata nya "hm?"
"aku bisa buat Trauma kamu jadi hilang"
***
Aku menatap langit-langit kamar dengan helaan napas kecil. Pikiran ku kembali pada perkataan kak Rafly tadi siang di kantin kampus.
'Trauma harus di lawan'
'aku bisa buat trauma kamu jadi hilang, Kana'Kata-kata itu ter ngiang-ngiang di kepala ku layaknya kaset rusak. Entah aku harus merasa senang atau takut. Takut jika kak Rafly mengetahui bahwa teman nya sendiri lah yang membuat ku trauma dengan jatuh cinta.
Tapi apa benar kak Rafly menyukai ku? aku tidak mau terlalu banyak berharap walaupun jujur aku sangat senang jika dia selalu menunggu kelas ku selesai untuk sekedar makan bersama atau selalu memberikan ku semangat jika aku sedang dalam keadaan kalut dengan tugas mata kuliah.
Drrt...drttt..
Bahkan sekarang pun, aku menyukainya saat ia mengirim beberapa video lucu dan tak lupa memberikan ucapan selamat tidur.
Rasanya, sangat senang.
Tapi, jika benar ia menyukai ku apakah aku benar-benar pantas untuknya?
***
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
At the and (Short Story)
Cerita PendekBagaimana perasaan kalian saat melihat orang pernah menyakiti hati kalian, datang kembali? Sakit. Dan itu terjadi dengan ku. Lalu untuk apa ia datang kembali setelah apa yang ia lakukan pada ku 8 tahun lalu? • • •