🎼Been Through

16 6 0
                                    

Chen duduk dengan diam sembari menatap perapian dihadapannya. Bukan perapiannya yang indah, dia melihat sesuatu yang sedang terbakar habis didalam sana. Surat pengunduran dirinya. Chen membakar surat itu sesaat setelah dia memutuskan untuk bertahan. Dia harus bisa menahannya sebentar lagi. Untuk tidak lebih mengecewakan fans yang masih mendukungnya.

"Kamu menyesalinya?"

Ia menoleh saat seseorang duduk disampingnya dan menggeleng atas pertanyaan itu. "Setelah kupikir, rasanya nggak juga. Aku punya EXO yang selalu bersamaku, keluarga yang selalu mendukung, juga fans yang masih setia. Rasanya aku nggak mau mengecewakan mereka, lagi."

Kamu tersenyum mendengarnya. EXO yang sudah bersama sampai saat ini memang berat untuk dipisahkan. Tiga member hengkang, tiga member menjalankan wajib militernya, dan satu member promosi diluar negeri sendirian. Sangat sulit mempertahankan ini semua. Kamu lalu menyandarkan tubuhmu, mengikuti arah pandang Chen yang masih menatap sebuah surat yang mulai hangus terbakar.

"Aku juga, sebagai fans rasanya sangat kecewa mendengar idolaku akan menjadi milik seseorang. Tapi, aku juga nggak akan pergi. Aku sudah datang jauh jauh dan melalui masa masa bersama EXO. Aku punya teman teman satu fandom yang baik, punya EXO yang selalu mengekspresikan cinta mereka. Kurang ajar banget kalau aku pergi begitu saja kan?"

Kamu menjeda perkataanmu. Chen diam diam memperhatikanmu berbicara. Kamu menghela nafas panjang sebelum kembali melanjutkan. "Aku benar benar beruntung.. Meskipun tidak semua orang akan berpikiran sama. Kita yang sudah bersama sama sampai detik ini, sebuah keajaiban."

Chen yang mendengar itu semua merasa ditampar dengan keras. Bagaimana bisa, disaat EXO-L mati matian menahan dirinya, dia malah berpikiran dangkal seperti ini. Jika begitu, bukankah dia malah tambah mengecewakan EXO-L, EXO, dan keluarganya?

"Maaf.. Aku sudah melakukan yang terbaik. Tapi itu belum cukup."

"Benar, itu belum cukup. Jadi, Chen EXO harus bertahan sebentar lagi. Ini hanya sementara. Semua akan baik baik saja setelah semuanya lebih baik."

Lelaki itu mengangguk pelan. Menghela nafasnya dalam dalam untuk menenangkan diri. Detik berikutnya, ia mulai tersenyum. Chen sudah sedikit lebih baik, kamu bisa menyadari itu. Kamu menepukkan kedua tanganmu beberapa kali dan membuat Chen menoleh karena kamu tiba tiba bertepuk tangan. Tak disangka-sangka sofa yang ia dan kamu duduki terangkat dan digeser dari posisi kalian.

Ah— tepukan tangan tadi sebagai kode agar para member memindahkan kalian. Chen tidak menyadari kalau membernya bahkan sudah menyiapkan beberapa camilan, dan film untuk ditonton.

"Duduk saja di-singgasana Anda, Chen-sshi." Ucap Sehun sambil berlagak ala-ala ksatria kekaisaran.

"Kita nonton film dokumenter tentang alam semesta!" Itu Chanyeol yang berseru girang. Disampingnya Baekhyun mulai berdecak. "Nggak lebih dari sepuluh menit nontonnya kamu sudah tidur!"

"Nggak bakal! Kita nonton film ini sama-sama Jongdae. Film alam semesta itu bagus!"

"Kalau hyung sampai tidur, belikan kita makanan!"

"Apa apaan kau Kim Jongin!?"

Kamu tertawa dengan tingkah konyol member EXO. Sedangkan Chen tersenyum manis melihatmu bahagia dengan member. Sekali lagi sebuah pikiran terbesit didalam kepalanya. Rasanya Chen tidak perlu khawatir lagi. Karena dia punya alam semesta yang selalu bersamanya dan selalu melindunginya. EXO dan EXO-L, merekalah alam semestanya.

Malam ini, kamu hanya duduk bersandar diranjang sambil memainkan ponselmu. Untuk beberapa hari kedepan kamu akan tinggal didorm EXO sementara. Kamu pikir, menjaga Jongdae bersama sama akan lebih membuatnya merasa nyaman daripada hanya bersamamu. Disini Chen dikelilingi para sahabatnya, orang-orang yang benar benar benar mengerti Chen sepenuhnya.

"Dear, kamu sedang apa?"

Kamu menoleh dan tersenyum. Menggeser posisimu membiarkan Chen ikut duduk bersamamu. "Keluargaku, mereka merindukanmu." Jawabmu, Chen mengernyit bingung. "Ibu, ayah, dan kakak kakakmu?"

"Bukan, mereka EXO-L." Kamu menunjukkan layar ponselmu dimana itu merupakan seluruh komentar yang mengatakan bahwa EXO-L sangat merindukan Chen.

Momen terakhir lelaki yang notabenya sekarang adalah suami-mu itu hanyalah saat ia ikut mengantarkan Suho pergi wajib militer. EXO-L sadar, Chen nampak berantakan disana. Membuat kekhawatiran mereka semakin menjadi-jadi. Kamu juga sering menangis hingga ketiduran saat melihat postingan-postingan EXO-L yang begitu mengharukan. Salah satunya, yang tidak rela apabila Chen pergi. Menjauh dan tak ingin menoleh kebelakang. Andai mereka tau apa yang benar benar Chen alami selama dibelakang panggung. Mungkin mereka akan sangat tersakiti.

"Lalu bagaimana.. salahku terlalu pengecut untuk menampakkan diri." Chen tersenyum kecut, mengingat dia dengan kejamnya mematahkan jutaan hati hanya dalam satu surat.

"Hei, kamu korban disini. Berhenti merasa kamu adalah pelaku. EXO-L menyukai— bukan, membanggakan bagaimana oppa bisa dengan jujur menyatakan yang sebenarnya. Sudah menjadi tugas kami untuk terus melindungi kalian."

Kamu menjeda ucapanmu. Walau Chen menunduk, kamu tau saat ini dia tengah mendengarkanmu dengan baik.

"Kami merindukanmu, menginginkanmu kembali ke-media. Karena kami ingin tau kalau kamu baik baik saja. Kami ingin tau kalau Chen apakah sudah lebih baik. Kami berharap kamu tetap bernyanyi. Tetap disini dan tidak pergi. Tapi Eri nggak pernah menyalahkanmu. Kita menunggu, nggak akan pergi barang satu langkahpun."

Sambil mengatakannya, kamu menahan tangismu. Kamu menyadari bahwa Chen ingin mengatakan sesuatu. Entah itu 'Maaf', 'Aku mencintai mereka', atau yang lainnya. Sorot mata itu tulus. Kamu masih bingung, bagaimana bisa ada orang yang menjahati realisasi malaikat seperi Chen?

Setelah terdiam, Chen menghela nafas panjang. "Aku akan menuruti kemauan mereka."

Kalimat itu membuat jantungmu berdegup kencang. Kemauan yang mana? Bukankah Chen sudah memilih untuk bertahan? Apa pikirannya bisa berubah secepat ini?

"Aku akan bernyanyi lagi. Benar benar benar bernyanyi. Aku.. akan memposting itu,"  

_________________________________
TBC..

sialan tengah malem begini kangen jongdae parah

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang