1. TANGGUNG JAWAB

5.6K 375 16
                                    

Sengaja ataupun tidak, jika perbuatan kita merugikan orang lain, kita harus tetap bertanggung jawab, setidaknya meminta maaf.

Raden Hilal Habzi

~~~

11:30

"Papa bunuh orang?"

"Lal berapa kali harus dibilangin, Papa nabrak orang, Papa nggak sengaja!"

"Tapi orangnya mati" Hilal berdiri dari kursi meja makan yang sudah didudukinya selama kurang lebih lima belas menit. Menatap Kakak laki-laki pertamanya dengan pandangan sulit diartikan.

"Kalau keluarganya minta nyawa dibayar dengan nyawa juga, apa yang harus dilakuin? Papa harus tanggung jawab" ucap Hilal sekali lagi tegas.

"Papa pasti tangguh jawab, Kakak juga nggak mau Papa kabur gitu aja." Jelas Dean tidak menyangkal ucapan sang Adik, tapi setidaknya ia harus meluruskan pemikiran Adik keduanya ini.

"Sekarang Papa di mana?" tanya Juan sambil ikut berdiri setelah sedari tadi hanya diam menyimak, ia cukup terkejut dengan berita yang dibawakan Kakaknya itu.

"Di kantor polisi. Kakak mau ke sana, ada yang mau ikut?"

"Juan aja yang nemenin, biar Hilal yang jaga rumah sekaligus nemenin Mama sama Aleta." Juan mengusulkan dirinya sebagai anak kedua di keluarga ini, ia termasuk anak yang cukup tegas meskipun sedikit nakal.

"Gue ikut, Kak mending lo yang di rumah!" Hilal kembali mengeluarkan suaranya.

"Gue aja-"

"Mending semua ikut ke kantor polisi kalau nggak ada yang mau ngalah!" Belum sempat Juan menyelesaikan ucapannya, Hilal sudah terlebih dulu memotongnya.

Dean menghela nafasnya dengan berat, dirinya juga bukan tipe orang yang sangat sabar, tapi dalam kondisi seperti ini ia lah yang paling dewasa dan mau tidak mau dirinya juga yang harus menengahi.

"Juan lo tetep di rumah temenin Mama sama Aleta ya, biar Kakak sama Hilal yang ke sana." ucap Dean sambil menepuk bahu lebar Juan pelan.

Juan mengangguk, memberikan tanggapan tanpa mengeluarkan suaranya.

Juan Arjuna Habzi, anak kedua dari empat bersaudara, dirinya baru saja menamatkan pendidikan terakhirnya di bangku kuliah dan sekarang sedang mencari pekerjaan. Anak lelaki tampan berbadan paling besar di keluarganya, bukan karena lemak tapi otot, Juan bukan tipe anak lelaki pemalas yang susah bergerak, olahraga adalah kesukaannya, jadi tidak perlu heran jika badannya sedap untuk dipandang. Perokok sejak SMA, rasanya sulit untuk menghentikan kegiatan tidak sehat itu sampai sekarang.

Menjadi anak lelaki pertama dalam keluarga, apalagi mempunyai tiga orang Adik cukup membuat hidup seorang Deano Samudra Habzi nerasa seperti nano-nano, lelaki berparas tampan dengan mulut cerewetnya membuat dirinya terlihat sangat serasi dengan pekerjaannya sebagai Reporter. Sebenarnya Dean ingin jadi aktor saja, tapi apa daya bibirnya ini selalu susah untuk dikondisikan, selain cerewet dia juga murah senyum sampai menampakkan gusinya, meskipun senyumnya berlebihan tapi dia cukup mempesona.

Anak terakhir satu-satunya perempuan di keluarga setelah Ibunya, dengan jarak umur yang sangat jauh dari usia para saudara laki-lakinya membuat hidup Aleta Ruby Habzi terasa seperti tuan putri, dimanja dan disayang adalah kegiatan yang diterimanya setiap hari, meskipun terkadang Kakak ketiganya sering mengusik ketenangannya, namun Aleta lebih dari cukup untuk bahagia bisa hidup di keluarga ini.

HILALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang