Hari Minggu...Di halaman rumah.
"Setiap hari minggu biasanya kita bertiga suka nyuci motor bareng kaya gini," Ucap Kelvin memberitahu kebiasaan mereka bertiga setiap hari minggu sebelum Vika hilang ingatan.
"Tapi kenapa kita gak bawa ke steam motor aja, biar cepet bang?" Tanya Vika.
Kaka dan Kelvin langsung menatap Vika yang sedang memegang selang.
"Dulu lo yang selalu minta buat kita nyuci motor sendiri," Ucap Kelvin menjelaskan.
"Beneran? Kok gue gak inget apa-apa?" Tanya Vika tak ingat akan kata-katanya.
"Nanti juga lo inget, sekarang kita kerjain dulu ya sampe selesai," Ucap Kaka yang sudah di samping Vika seraya mengusap pucuk rambutnya pelan.
"Hem!" Ucap Vika mengangguk mantap.
*****
"Bang Kelvin!!! Basah tau!" Ucap Vika yang mencoba melarikan diri.
"Lo kan belom mandi, jadi sebagai abang yang baik hati dan tidak sombong, gue berinisiatif buat mandiin adek tercinta lah," Ucap Kelvin yang terus saja menyiram Vika dengan air selang.
"Enak aja gue udah mandi tau!!!" Teriak Vika.
"Kan biar makin kinclong, biar Vico makin kesemsem sama lo," Ledek Kelvin.
"Kesemsem apaan, yang ada asem kali kaya bang Kelvin!" Ucap Vika seraya meraih selang di samping Kaka.
"Eh, mau ngapain lo ambil tuh selang?!" Ucap Kelvin yang menjauhkan dirinya dari Vika.
"Saatnya pembalasan, Hiyaaaaa...!!!" Ucap Vika seraya menyemprotkan air ke arah abangnya yang laknat itu.
Sedangkan Kaka hanya tersenyum tipis saat melihat kedua adiknya yang seperti Tom and Jerry.
Di tengah-tengah Vika dan Kelvin bermain air tiba-tiba saja.
"Vika," Panggil seseorang di belakang Vika.
Vika langsung menghentikan aksinya saat mendengar suara yang tak asing baginya.
Vika pun menoleh ke sumber suara.
"Hai," Sapa sosok cowok di hadapannya dengan senyuman ciri khasnya.
Deg!
Vika membulatkan matanya dengan sempurna saat tau siapa orang yang datang.
"Teo," Ucap Vika dengan tatapan tajamnya.
*******
Di dalam cafe...
"Lo gila ya!" Ucap Willy terkejut dengan keputusan Vico.
"Gue udah pikirin ini mateng-mateng Wil, gue sadar selama ini gue udah terlalu egois," Ucap Vico yang sudah memikirkan hal itu semalaman sampai dia susah tidur.
"Padahal gue udah sreg banget sama hubungan kalian," Ucao Willy.
"Gue juga sama Wil, gue udah nyaman banget sama dia, gue juga seneng, seneng banget malah karena bisa di kasih kesempatan jadi pacarnya, tapi di satu sisi gue juga sakit gua gak tenang karena gue tau semua perasaannya itu buat Teo bukan buat gue," Ucap Vico.
"Tapi lo tau kan Vic, apa resikonya?" Ucap Putra yang tak kalah terkejutnya.
"Gue tau Put, gue bakal terima semua resikonya, gue tau dari awal gue yang salah, gue yang udah buat dia kecelakaan dan hilang ingatan, kalo pun iya Vika bakal makin benci sama gue, gue siap kalo emang harus jauhin dia sekali pun, dan mungkin gue juga bakal ikhlas kalo Vika sama Teo. Karena bisa deket sama dia selama ini aja udah lebih dari cukup, gue bahagia, dan sekarang gue gak boleh egois lagi, Vika harus bahagia juga sama ingatannya yang sesungguhnya, dan berarti orang itu Teo bukan gue," Ucap Vico seraya menunduk, suaranya semakin melemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIKA & VICO [END✓]
Fiksi Remaja[ Sebelum Judul cerita ini di ubah adalah VIKA AND FAMILY (2) ]⚠️ Siapa yang tidak mengenal Vika? Cewek Tomboy yang terkenal sabagai Ratu si pembuat Onar. Tak banyak teman perempuan yang dia punya bahkan bisa di katakan tidak ada. Karena sebagian be...