Trente Neuf - Je T'aime

2.8K 372 36
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.








"Jennieya~" Setelah pintu itu terbuka kasar, suara teriak bersautan dengan tangisan menggema.

Rosé secara refleks termundur saat Suzy mendorongnya dan memeluk Jennie.

Jennie hanya meletakkan dagunya di atas bahu Suzy dan terkekeh samar.

"Aku merindukanmu, aku merindukanmu~"

"Nado, suzy-ah."

"Ya! Ya! Geumanhe, geumanhae." Rosé menarik Suzy untuk melepaskan pelukannya membuat Suzy langsung menatap tajam seorang roséanne.

"Apa apaan kau, aku ingin memeluknya."

"Dia baru saja sadar, tidak boleh di peluk! Kau akan menyakitinya." Balas rosé.

"Jadi sebab itu kau tak memelukku?" Suara serak Jennie membuat rosé menjadi gelagapan seketika.

Sejak tadi ia memang ingin memeluk Jennie namun ia takut, pelukannya menyakiti Jennie. Maka dari itu rosé hanya menghibur dan menggenggam tangan Jennie.

"Berlebihan!"Suzy mendorong rosé dan duduk di kursi samping ranjang Jennie.

"Kau baik baik saja? Apa ada yang sakit?" Tanya Suzy dan jennie menggeleng kaku.

"Aku seperti patung, rasanya sangat sulit bergerak."

"G-gwenchana, nanti kau akan melakukan terapi." Sahut rosé.

"Arra~ kau sudah mengatakannya berulang kali."

Rosé mengusap tengkuknya dengan bibir cemberut, "Kau juga...sudah mengatakan itu berkali kali." Cicit rosé.

"Mwoya, kenapa kau menjadi lebih ramah? Tadi kau memarahiku."

"I-itu karena aku kesal kau banyak bertanya, Nona bae."

Suzy mendengus dan kembali mendorong rosé, "sana sana, aku ingin berbicara dengan Jennie."

"Shiro, aku akan-"

"Pergilah makan, chaengie. Ada Suzy yang menemaniku disini."

"Bagaimana aku bisa percaya padanya, Jennieya?"

"Kau tak mempercayaiku, huh?"

"Mian, geundae... aku tak bisa mempercayai siapapun termasuk diriku sendiri."

Suzy dan jennie terdiam saat rosé berbicara dengan raut wajah sendunya.

Rosé menghela nafas samar dan mengusap wajahnya kasar, "aku akan keluar 10 menit." Ucap rosé lalu berlenggang meninggalkan Jennie dan Suzy.

"Woah, menakjubkan." Kekeh Suzy memandang rosé yang baru saja melewati jendela besar.

"Apa yang terjadi saat aku tak sadarkan diri?" Tanya Jennie mengalihkan perhatian Suzy padanya.

Suzy membasahi bibir bawahnya dan memperbaiki duduknya, "dia berkuliah, bekerja, lalu kembali ke rumah sakit. Menjagamu setiap malam menggantikan kedua orang tuamu."

"Dia juga sering bercerita-"

"Aku mendengarnya."

"N-nde?"

"Aku memang terpejam tapi aku tetap mendengarnya." Jennie tersenyum tipis menggerakkan jari jari tangannya.

"Itu alasannya...aku tak berbicara saat bangun karena aku tak melihatnya."

Je T'aime✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang