2. Menjaga
Mengapa menjauh? Ya karna tak ingin terlalu jauh, tak mau terjatuh, tak mau membuat perasaan runtuh.
- Bintang Rezayn
***
Bintang memasukan motornya ke dalam garasi. Setelah itu, ia masuk ke dalam rumahnya dengan langkah pelan.
"Ma," panggil Bintang.
Namun, yang ia lihat saat ini hanyalah kehadiran Papanya di depan televisi.
Umur Papanya sendiri masih 33 tahun, wajahnya tentu masih sangat muda. Bahkan, pria itu mengenakan anting hitam di telinganya.
"Mama mana, Pa?" tanya Bintang.
"Di kamar."
Bintang duduk di samping Papanya—Leo. Cowok itu menatap lurus ke arah televisi yang tengah menampilkan pertandingan sepak bola.
Aku non muslim.
Bintang membuang napasnya kasar. Cowok itu mengusap wajahnya sendiri.
Leo yang sadar dengan tingkah aneh putranya, langsung melirik cowok itu dan terkekeh pelan. "Kenapa?" tanya Leo.
"Gak papa. Ngantuk aja kayaknya," jawab Bintang mengelak.
"Gak mau cerita?"
Bintang menatap Leo dengan alis yang mengerut. Cowok itu tertawa pelan, "Cerita apa sih, Pa? Gak ada yang perlu Bintang ceritain kayaknya."
"Oke, kayaknya, anak Papa udah main rahasia-rahasia'an ya sekarang?"
"Bukan gitu …." Bintang menarik napasnya pelan. Cowok itu menggaruk tengkuknya sendiri kala melihat Papanya yang masih menatapnya.
Bintang berdecak pelan, "Apa sih, Pa? Jangan liatin Bintang kayak gitu."
Leo mengambil gelas berisikan kopi miliknya. Pria itu memberikannya pada Bintang, "Minum dulu, biar gak tegang."
"Orang mah dikasih air putih, ini malah dikasih kopi," cibir Bintang seraya meminumnya dengan pelan.
Leo menggeleng pelan seraya terkekeh pelan.
Bintang menyimpan gelasnya. Ia berdehem pelan, kemudian menatap Papanya lagi. "Papa … waktu suka sama Mama, gimana?"
"Ma-Maksud Bintang, Papa langsung bilang, atau ngajak pacaran atau gimana?"
"Tapi, Pa, Bintang gak lagi suka sama cewek, kok!" kata Bintang dengan gugup.
Leo mengangkat sebelah alisnya. Jadi … putranya ini tengah jatuh cinta? Pantas saja sikapnya agak aneh setelah pulang dari luar.
Bintang menghela napasnya pelan saat melihat Papanya yang sama sekali tak merespons. Bahkan, pria itu hanya diam dengan satu alis terangkat dan juga senyum menggoda yang tercetak diwajahnya.
"Ya udah, Bintang ngaku. Tadi Bintang ketemu cewek di rumahnya Raffa, cantik, mukanya bule gitu, Pa. Dia anak temennya Tante Dena kalau kata si Riffa."
"Tadinya Bintang cuman kasihan karna dia dititipin di rumah Tante Dena gara-gara orang tuanya sibuk kerja. Tapi … pas Bintang tau agama kita beda, Bintang langsung—gak tau deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
After we met [end]
Teen Fiction"Kita emang gak akan pernah bisa pacaran, 'kan?" Cowok itu bungkam. Matanya menatap lurus ke arah mata gadis di depannya. Detik selanjutnya, ia membuang arah pandangnya. "Iya." *** Udah segitu aja, kalau penasaran langsung cek aja wkwk:v