[12] kill it

349 61 1
                                    

BRAK!

pak guru benar-benar merasa stres, menggila, dan tak habis pikir apa yang dilakukan barusan oleh kedua anak ini benar-benar berbahaya.

terutama sungchan, yang sepertinya terlihat akan membunuh chenle dengan sebuah gunting.

"gila ya!? gila!?"

"..saya enggak tahu kenapa bisa nampung anak ranking satu kayak kamu dengan latar belakang psikopat kayak begitu. tau enggak, berita tentang chaeryeong aja belum kamu tebus, sekarang kamu mau coba bunuh anak kayak dia!?"



"..kamu mau diberlakukan apa sama keluarga mereka, may coorporation, mau dihukum penjara!? hah?? hukum tembak!?"


"........................keluarga?" gumam sungchan pelan, yang terdengar  di telinga chenle membuat lelaki itu menatap sungchan dengan sinis.


"sekolah ini udah kasih keringanan buat kamu menempuh pendidikan, kalau enggak kamu udah dikeluarin dari sini sejak dulu! tapi berani-beraninya kamu melawan dan semena-mena, apalagi sama dia!?"


"..saya enggak peduli, mau orang tua dia atau wali kamu datang kek, kamu tetap akan  dikeluarkan dari sekolah ini!"

chenle yang tadinya memasang wajah serius dan sinis, tiba-tiba mengubahnya menjadi tertawa. ia tertawa saat menunduk, dan kemudian mengangkat wajahnya pada sungchan sembari ia berbicara pada guru.


"wali..?" ucapnya tertawa. "..gak usah diperpanjang pak, sungchan enggak suka ganggu walinya."

"..gapapa kok"

"..sungchan mungkin belum bisa mengontrol rasa emosi dalam diri dia, jadi begitu. saya wajarkan kok pak. orangtua saya juga enggak usah dipanggil."

"..sungchan masih mau belajar buat kuliahnya, dan umur dia juga masih terlalu muda. jadi jangan biarin dia sesengsara itu pak"


mendengar itu pak guru bingung, dan kaget menatap chenle.

"t-tidak bisa! tetap saja kita keluarkan dari sekolah, ini sudah merupakan tindakan pembunuhan"

kali ini chenle menatap pak guru santai, dan tersenyum lagi.

"kalau enggak ada sungchan, rating sekolah ini semakin di bawah air selokan"

"..iya kan sungchan?"

"..jadi saya gapapa, jangan panggil orangtua saya. kita damai" chenle berdiri, kemudian membungkuk pada pak guru.

rasanya aneh, sudah ada perasaan tidak enak  sejak awal.

"..kita sudahi ya pak? nanti bisa dibicarakan lain kali soal hukuman. yang penting jangan berlebihan dulu hari ini, sungchan harus ngontrolin emosinya lebih dalam dulu. lebih baik kita mewajarkan satu sama lain" kemudian chenle segera meninggalkan ruangan dengan pak guru yang masih bengong melongo.

tanpa peduli, sungchan lalu mengikuti chenle keluar dan tidak menghiraukan pak guru juga.

"maksudnya apa?" tanya lelaki bermarga jung itu langsung  tanpa basa basi di depan pintu.

chenle yang merasa diajak berbicara itu kemudian membalikkan badannya dan menghampiri lelaki tersebut.

"seperti yang gue bilang, tenangin emosi lo lebih dulu. luka lo dimana-mana, mending obatin dulu, gue juga mau obatin luka gue dulu."


lagi-lagi sungchan mengepalkan tangannya.

"..hahaha, maksudnya.. penderitaan lo masih lebih besar.."

after yesterday | sungchan winter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang